"sakiiitttt."
"Aaahhh perut ku sakit sekali, tolong perut ku sakit!"
Siti terus menjerit karena perut nya sakit bukan kepalang, di usia kehamilan nya yang menginjak lima bulan ia harus pendarahan. tapi bukan cuma rasa sakit akibat pendarahan saja yang membuat dia takut, melainkan ia melihat tangan berbulu meremas remas perut.
KRAAAAUUKK.
KRAAAAAUUUK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Mendapatkan nya
"Siapa yang memasang ini, pasti dia tau kalau aku dan yang lain akan bergerak." batin Purnama mulai menggulung semua benang.
Niat hati menggulung sambil mencari dari mana asal muasal benang yang sangat sakti untuk mengalahkan para iblis ini, namun yang memadang jauh lebih pintar sehingga bisa saja memasang hanya di bagian dari pohon kepohon. tidak langsung dari rumah sehingga susah juga untuk Purnama mencari nya dampai dapat, andai saja bisa maka akan dapat siapa pelaku nya.
"Sial, dia hanya memasang di jalan!" geram Purnama segera memusnahkan benang yang sangat mematikan ini.
Bila tidak di musnahkan maka bisa jadi member dia sendiri yang akan tersangkut dengan benang itu, api melahap nya cepat dan sama sekali tidak ada yang tersisa dari benang mematikan satu ini. hanya saja Purnama masih belum tau di mana kebaradaan para member, terutama Gun dan Xiela.
"Ihihihiiii..."
Tampak warna putih sedang terbang mendekati nya sambil tertawa lebar, namun tidak berani mendekat karena bila mendekati maka akan di banting saja oleh Purnama. jadi Micel hanya duduk di atas pohon duku sambil tertawa, itu saja sudah membuat Purnama sangat geram di buat nya.
"Tertawa kau sekali lagi maka akan ku tampar mulut mu!" bentak Purnama.
"Apa sih cuma tertawa saja kena marah, dari tadi aku tidak bisa kemana mana karena sakit kena benang." Micel berkata pelan.
"Dari mana kau tau bahwa di sini ada benag nya?!" Purnama menatap Micel tajam.
"Tadi member mu ada yang kena jerat dengan benang itu, terus di bawa sama kekasih nya." jawab Micel santai saja.
"Siapa, kau tau nama nya?" desak Purnama sudah tidak sabar.
"Tidak tau, tapi itu loh yang kekasih nya Panglima mu si gadis cina." jawab Micel.
Wuuuussssh.
"Kemana mereka pergi?!"
Purnama terbang dan saat ini sudah mencengkeram baju Micel yang lusuh dan penuh darah, yang di tangkap tentu nya jadi ketakutan setengah mati karena gerakan Purnama begitu cepat dan amat sulit untuk di hindari. padahal Micel diam di atas sini agar jangan sampai kena amuk, malah akhirnya kena juga dan malah di cekik.
"JAWAB AKU SEKARANG!"
Bentakan yang sangat kencang keluar dari mulut Purnama membuat Micel rasa nya mau mati dua kali karena sangking takut nya, untuk tidak jadi mati lagi karena memang tidak bisa, paling cuma gemetar karena tidak berdaya saat di cekik oleh Purnama yang sangat garang sekali.
"Aku tidak tau jelas pergi nya kemana, cuma tadi aku sempat dengar bahwa mereka menuju desa mati." jelas Micel.
"Rumah Xiela berarti." gumam Purnama segeta bergegas pergi dari daerah sini.
"Astaga, aaah aku ras anya sangat tercekik di buat dia!" Micel sangat lega saat di tinggalkan.
"Untung aku tidak muncul saat dia marah marah, kalau tidak aku juga bakal kena sasaran." Wati baru menampakan diri setelah Purnama pergi dati daerah sini.
Micel menatap ketua nya sengit karena tadi saja tidak berani keluar untuk menemui Purnama, saat Purnama sudah pergi baru lah dia datang dengan wajah yang tidak berdosa, tentu Micel sangat kesal dan ingin menjambak rambut nya, namun tidak berani saja karena biat bagai mana pun Wati tetap lah ketua kuntilanak sehingga harus di hormati.
...****************...
BYUUUUR.
Gun melemparkan tubuh Xiela kedalam rawa rawa yang mengelilingi bambu, bahkan sial nya kepala Xiela sampai menancap di dalam lumpur, rasa saat ini juga Xiela mau menusuk Gun dengan pedang nya. namun dia sadar bahwa sedang di kejar waktu, sehingga tidak bisa pula mau membalas arwah satu ini.
"Tidak ada otak mu, Gun! bisa bisa nya kau malah melemparkan kekasih ku begitu." sentak Bagaskara tidak terima.
"Keadaan sedang mendesak ini, aku tidak bisa juga mau main main jadi ya terpaksa lah langsung ku buang dia." jawab Gun tanpa dosa walau Xiela memakan lumpur di dalam rawa.
"Sudah lah, kita tidak bisa main main karena ini sudah mau tengah malam!" Xiela langsung bangun dan menuju rumpun bambu.
"Dia saja dia tidak masalah, malah kau yang sibuk!" Gun menatap Bagas sinis.
"Eeeghhh ingin ku hancurkan tengkorak kepala mu!" Bagas geram sekali pada Gun yang kadang kala bisa sengit.
Xiela sendiri belum sepenuh nya pulih dari rasa sakit yang ia alami, namun sebisa mungkin di yahan agar bisa menemukan akar bambu yang mau tumbuh ini, tidak bisa juga mau macam macam karena waktu mereka tidak sampai setengah jam lagi untuk menyelamatkan Arya.
"Mana akar nya?!" Purnama baru datang menyusul mereka.
"Kau sudah tau juga, Pur?" Gun menatap ketua agensi yang panik.
"Sambada memberi tahu ku bahwa Arya terluka, jadi aku langsung kesini untuk melihat!" Purnama ikut masuk kedalam rawa untuk mencari akar.
"Aku mendapatkan nya, ini sudah ku dapatkan!" Xiela mendapatkan akar yang baru mau tumbuh di tengah rumpun bambu.
Purnama memperhatikan akar bambu yang berwarna kuning pekat bahkan hampir mirip emas, Gun langsung mengambil nya dan bergegas pergi dari sini karena dia memang butuh secepat nya dan mencampur dengan bahan lain, bila tidak bergegas maka Arya akan celaka di buat racun arwah yang masuk kedalam tubuh nya.
Wuussssh.
"Siapa yang berani mengusik rumah ku?" genderuwo besar keluar karena merasa terganggu.
"Rumah mu? enak sekali congor mu itu bicara, ini rumah ku!" bentak Xiela tidak terima.
"Kau hanya penghuni lama, aku yang sekarang menguasai bambu ini." genderuwo malah menantang Xiela.
"Dasar iblis bangsat!" Purnama sudah siap mau maju.
"Kau urus saja Arya sekarang, mahluk ini biar jadi bagian ku karena ini rumah ku!" tegas Xiela.
Purnama pun kali ini menurut karena bisa jadi ini memang urusan Xiela karena ini rumah dia dan di kuasai oleh iblis lain, maka Purnama segera pergi meninggalkan tempat ini, lebih baik melihat bagai mana kedaan Arya di rumah dan itu sungguh membuat hati nya cemas.
"Jangan cari masalah dengan ku, atau kau akan menyesali nya!" Xiela menghunus pedang andalan nya ini.
"Hohohohoooo, aku tidak takut pada gadis kecil seperti mu! atau kau mau tinggal bersama ku dan jadi istriku saja?" tawar genderuwo yang penuh nafsu ini.
"Setan mesum sialan!" Xiela terbang dan menghunuskan pedang.
Bagas masih mengamati pertempuran antara kekasih nya dan iblis besar tinggi berjenis genderuwo, memang ras mahluk ini suka dengan rumpun bambu yang lebat sehingga sudah pasti dia ada di sini untuk tinggal, malah yang di ambil nya adalah bekas rumah Xiela.
Jangan lupa like dan comen nya ya, novel sebelah tinggal 10 eps lagi ya guys ku.
tapi disini ceritanya Nino udah berakhir ya ..