Cinta Diujung Penantian

Cinta Diujung Penantian

Part #1

Alea bersiap-siap untuk pergi berkerja. Dia bekerja di sebuah apotek terbesar didaerahnya. Sudah lima tahun Alea bekerja disana. Sebelum berangkat kerja Alea memasak makan untuk ayah dan adik laki-lakinya.

Alea mengetuk pintu kamar ayahnya. Namun tidak ada jawaban. Dia membuka pelan pintu kamar ayahnya. Ternyata ayahnya sedang sholat dhuha. Alea menunggu sebentar. Sejak ibunya meninggal ketika melahirkan adik Alea. Ayahnya tidak pernah menikah lagi.

Sekarang ayahnya tidak bisa bekerja lagi akibat penyakit paru-paru dan Asam lambung yang dideritanya. Alea menjadi satu-satunya tulang punggung didalam keluarganya. Adiknya juga masih kuliah.

''Lea kerja dulu, ayah jangan lupa sarapan dan minum obatnya'' ucap Alea ketika ayahnya sudah selesai sholat. Ayahnya menatap senduh Alea. Dia merasa kasihan terhadap anak gadisnya. Sudah bekerja keras dari tamat SMK. Ditambah tiga tahun ini dia tidak bisa bekerja sama sekali.

''Iya nak, kamu hati-hati kerjanya'' jawah Eri ayah Alea.

Alea mencium punggung tangan ayahnya ''Assalamua'laikum yah'' ucap Alea pamit.

''Wa'alaikumsalam'' jawab Eri tersenyum. Awalnya Eri masih mencoba bekerja sebagai kuli bangunan. Tapi dia sering sesak nafas yang membuat orang enggan membawanya bekerja.

Alea pergi keapotek menggunakan motor matic. Lima belas menit kemudian Alea sampai diapotek tempat dia bekerja. Jam menunjukan pukul delapan pagi. Waktunya Apotek buka.

Apotek Farma namanya. Apotek terbesar dikota kecil tempat Alea tinggal. Memiliki empat belas karyawan. Apotek dengan tiga tingkat. Disini juga ada tempat praktek dokter yang terdapat dilantai satu sekaligus apotek tempat penjualan dan penebusan resep obat. Ruang kerja Alea dilantai dua sekaligus gudang penyimpanan obat. Sedangkan dilantai tiga sebagian tempat tinggal karyawan. Apotek buka dari jam delapan pagi sampau jam sepuluh malam. Alea bekerja sampai jam setengah lima sore. Sedangkan untuk karyawan lantai satu mereka pakai shift dalam bekerja.

Semua karyawan pergi keruang masing-masing. Alea dan tiga orang lainnya naik kelantai dua. Alea merangkap banyak pekerjaan. Dia bertanggung jawab atas laporan obat, pemesanan, stok barang dan pengimputan data dan lainnya. Secara umum semua yang berhubungan dengan ruangan lantai dua merupakan tanggung jawab Alea.

Alea mulai menghidupkan komputernya.

''Kamu input dulu faktur pembelian kemaren. Kakak mau mengecek stok barang dulu'' ucap Alea kepada Novi.

''Iya kak'' jawab Novi mengambil faktur pembelian kemaren yang belum selesai di input.

Alea masuk kedalam gudang obat. Disana terdapat banyak obat dari berbagai pabrik. Mulai dari obat bebas, obat partaian dan obat untuk resep dokter. Kalau ada dokter atau bidan daerah yang membeli dalam jumlah banyak mereka akan langsung naik ke lantai dua. Alea yang akan melayani pembelian tersebut.

Dia lihat Bima dan Satria sibuk mengambilkan pesanan untuk apotek lantai satu. Bima mengambil pesanan obat khusus resep dokter sedangkan Satria mengambil pesanan obat bebas. Biasanya pagi ini apotek lantai satu tidak sibuk. Karna dokter praktek disore hari sampai malam. Jadi mereka akan memesan obat dipagi hari.

''Apa banyak obat untuk resep yang kurang Bima?'' tanya Alea.

''Ada yang sudah habis kak'' jawab Bima

''Selesai mengambil pesanan kamu langsung catat obat apa saja yang kurang dipapan pesanan'' perintah Alea

''Baik kak'' jawab Bima.

Alea pindah kebagian obat bebas disana Satria sibuk mengambil pesanan. Setelah mengecek stok obat yang habis dan tinggal sedikit Alea pergi kedepan papan pesanan. Untuk memesan obat yang sudah habis.

Diluar gudang Tristan anak bos Alea yang sebenarnya bertanggung jawab terhadap apotek datang terburu-buru mencari Alea.

''Alea, Alea...'' panggil Tristan gusar diluar gudang.

''Kak Alea di dalam gudang bang'' jawab Novi. Tristan langsung masuk kedalam gudang.

''Alea...'' panggil Tristan lagi. Nafasnya tidak beraturan karna dia menaiki tangga dengan tubuhnya yang gemuk.

''Apa bang'' tanya Alea heran melihat anak bosnya datang lebih cepat dari biasanya. Setelah nafasnya teratur lagi Tristan baru mulai bicara.

''Kata papa pajak pembelian obat hari senin terakhir dilaporkan'' ucapnya.

''Terus apa hubungannya denganku. Bukanya bang Tris yang mengerjakan laporan pajak'' jawab Alea mengangkat satu alisnya.

''Masalahnya belum satupun yang aku buat. Kamu tahu sendiri aku sibuk'' ucap Tristan tidak tahu malu.

''Apa...? bang Tristan tahu kalau aku sudah memberikan berkas pajak itu dari bulan kemaren.Dan sekarang satupun belum abang kerjakan. Emang abang sibuk apa sih. Bukannya kerja abang hanya main game dan tiduran'' jawab Alea marah. Walaupun Tristan anak bos. Tapi Alea tidak takut padanya. Dia hanya tunduk dengan bosnya yaitu pak Surya papanya Tristan. Apalagi dengan prilaku Tristan yang tidak pernah bertanggung jawab dengan kerjaannya. Selalu menyuruh Alea mengerjakan semua yang seharusnya tugas dia sebagai orang yang disuruh bosnya mengelola apotek.

''Kenapa kamu jadi marah. Bagaimanapun aku ini bosmu. Tadi papa juga menyuruhku menyerahkan pembuatan laporan pajak kepadamu dan hari senin kamu harus pergi melaporkannya kekantor pajak'' ucap Tristan.

''Aduh bang, hari ini pekerjaanku banyak. Abang tahu sendiri kita dilantai dua ini kekurangan orang. Setidaknya bang Tris membantu bukan menambah pekerjaanku. Besok hari minggu. Mana mungkin aku bisa menyelesaikannya sampai hari senin'' jawab Alea.

''Terserah kamu bagaimana mengerjakannya. Kamu tahu kalau pajak tidak dilaporkan hari senin papa pasti marah. Yang jelas kamu juga kena marah. Lebih baik kamu besok masuk kerja. Ntar aku catat sebagai lembur. Lagian aku disini bosmu. Kerjaku hanya memerintah kalian'' ucap Tristan tanpa rasa bersalah.

''Abang aja yang malas. Padahal bapak sudah mengatakan tugas bang Tris disini. Tapi semuanya selalu aku yang mengerjakan'' omel Alea. Tapi Tristan tidak peduli dengan omelan Alea. Dia pergi keruangannya dan mulai main game setelah meletakan semua berkas pajak yang akan dikerjakan diatas meja Alea.

Alea mengutuk didalam hati. Anak bosnya selalu begitu. Kalau bukan mengingat bapak Surya yang menyuruhnya. Alea enggan mengerjakan. Padahal dia sudah berencana menghabiskan waktu seharian dirumah dengan ayah dan adiknya. Gara-gara anak bosnya, Alea harus masuk kerja dihari minggu. Walaupun kerjanya hari itu dihitung lembur.

Sebenarnya Alea ingin berhenti kerja diapotek. Tapi diumurnya yang hampir dua puluh lima tahun ditambah dia hanya tamatan SMK jurusan keuangan. Sangat susah baginya mencari pekerjaan dengan gaji yang didapatnya diapotek sekarang. Apalagi Alea membutuhkan uang untuk berobat ayahnya tiap bulan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Alea bekerja di Apotek karna pak Surya pemilik apotek yang membawanya. Dia merupakan teman ayah Alea. Dulu alea berencana mengumpulkan uang kerjanya untuk kuliah. Tapi ketika ayahnya mulai sakit dan sering masuk rumah sakit. Tabungan Alea jadi habis. Dia bahkan harus lembur kerja untuk mencukupi kebutuhan harian dan biaya obat rutin ayahnya. Beruntung adiknya kuliah dengan mendapatkan beasiswa. Untuk belanjanya adik Alea berjualan online bersama teman-temannya dikampus.

Terpopuler

Comments

lily

lily

ini yg dimaksud pemesanan obat dri apotek k pbf atau mana Thor? karna setauku kalo psen obat dri apotek k pbf itu apoteker yg mesen

2024-04-29

0

hadir mulai baca

2022-12-24

0

Memyr 67

Memyr 67

aq mampir. semangat thor

2022-08-30

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!