NovelToon NovelToon
Cinta Tulus Kania

Cinta Tulus Kania

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Kania Abinaya sangat mencintai tunangannya yang bernama Alam. Meski mereka sudah lebih dari satu tahun menjalin hubungan namun Alam masih saja bersikap dingin kepada Kania.Tapi karena rasa cintanya yang sangat besar kepada Alam, Kania seloah buta dengan semua itu.

Hingga suatu hari Kania mengetahui alasan sikap dinginnya Alam kepadanya yaitu karena Alam tidak mencintainya. Yang lebih menyakitkan lagi ternyata Alam adalah kekasih kakak angkatnya, yaitu Dania. Dania memaksa Alam untuk menerima cinta Kania sebagai rasa terimakasihnya kepada keluarga Kania, karena telah merawat dan membesarkan Dania penuh cinta dan kasih sayang.

Kania lebih memilih pergi mengasingkan diri dari mereka. Kania juga sangat menyayangi Dania, Kania tidak mau kakaknya itu mengorbankan cintanya demi Kania.

Hingga 3 tahun kemudian Alam dan Kania di pertemukan lagi, dimana saat itu Kania melihat Alam masih memakai cincin pertunangan mereka dulu.
Apa yang membuat Alam masih memakai cincin itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2

Kania luruh di balik pintu kamarnya. Sudah tidak bisa lagi menahan rasa sakit di hatinya. Rasanya ingin melepaskan hatinya dari dalam tubuhnya itu jika ia bisa. Mungkin jika Alam berterus terang tidak mencintainya dari awal, rasanya tidak akan sesakit itu. Apalagi Kakak kesayangannya adalah orang yang di cintai oleh Alam.

"Kenapa kalian tega?? Apa aku tidak pantas untuk dicintai sehingga kalian melakukan ini padaku? Apa kalian senang ketika aku terlihat bodoh di depan kalian?" Kania menepuk-nepuk dadanya berharap mengurangi rasa sakit di hatinya.

Kania malu saat mengingat dulu bersikap manja pada Alam di depan Kakaknya, saat Kania bercerita tentang Alam kepada Kakaknya. Bagaimana bisa ia bercerita tentang Alam kepada Dania, sedangkan wanita itu adalah kekasihnya Alam. Rasanya ingin menertawai kebodohannya dan menangisi cintanya di saat yang bersamaan.

Kania tidak membenci mereka, tapi Kania sangat kecewa. Dua orang yang sangat di cintanya ternyata tega mempermainkan perasaanya.

Kania beranjak mendekati nakas di damping tempat tidurnya. Mengusap air matanya, lalu mengambil sebuah map dari dalam laci. Kania mengeluarkan beberapa lembar kertas dari laci itu. Kania mengetikkan pesan pada ponselnya lalu mengirimkannya pada nomor yang tertera pada kertas itu.

Tok.. Tok .. Tok

" Kania, ini Kakak. Kakak mohon buka pintunya ya? Kakak mau bicara sama kamu!!" Mendengar suara Dania membuat Kania semakin sakit.

Kania mendekat ke pintu, tanpa membuka pintu itu.

"Apa Ayah sama Bunda sudah pulang?" Suara kania mencoba tegas menyembunyikan suaranya yang parau.

"Belum Dek, makanya sebelum mereka pulang Kakak ingin bicara dulu sama kamu. Disini hanya ada Kakak, Alam sudah pulang" Tadi pagi Kania memang pergi bersama kedua orang tuanya untuk berolahraga bersama meninggalkan Dania sendirian di rumah. Dan Kania memutuskan untuk pulang lebih dulu, dan ternyata keputusannya adalah hal yang tepat.

"Ya sudah, kita bicara kalau mereka sudah pulang saja!!" Kania menjauh dari pintu. Sebisa mungkin menghapus jejak tangisnya sebelum kedua orang tuanya pulang.

"Kamu bahkan tidak menjelaskan apapun kepadaku Kak. Apa aku sama sekali tidak pernah ada di dalam hatimu?" Gumam Kania menatap foto pertunangannya dengan Alam dua bulan yang lalu. Kania menyambar foto itu lalu memasukkannya di dalam sebuah kotak bersama barang-barang lainnya.

-

-

Setelah kejadian itu Kania memilih mengasingkan dirinya. Sebenarnya Kania telah mendapatkan beasiswa ke luar negri tapi karena rencana pernikahannya dengan Alam Kania sempat menolaknya. Dan karena hal menyakitkan itu, Kania memutuskan untuk mengambil beasiswanya. Mungkin dengan itu, Kania bisa melupakan rasa sakitnya. Walau Kania tidak yakin bisa melupakan pengkhianatan itu, tapi setidaknya Kania sudah mencoba semampunya.

Kania sempat berdebat dengan kedua orang tuanya karena membatalkan rencana pernikahannya tanpa alasan yang jelas. Karena Kania lebih memilih menyembunyikan alasan berakhirnya hubungannya dengan Alam. Sementara Dania, dia tidak berani mengatakan kepada orang tua angkatnya itu, karena Kania mengancam Dania. Jika Dania berani berbicara maka Kania tidak akan pernah menganggap Dania Kakak lagi.

Tiga hari kemudian Kania berhasil terbang ke Australia. Selama tiga hari pula Kania sebisa mungkin menghindari Alam yang terus menghubunginya. Jika Alam datang kerumahnya, Kania tidak akan membuka kamarnya sekalipun. Dan Alam sama sekali tidak tau tentang rencana keberangkatan Kania. Karena Kania hanya tidak mengatakan jadwal keberangkatannya kepada siapapun.

FLASHBACK OFF

Kania menarik napas panjangnya untuk menghilangkan sisa isakan kecilnya. Menghapus air mata di pipinya, lalu keluar dari bilik toilet yang menjadi saksi kepedihannya.

Kania melihat dirinya di cermin besar toilet itu, memperbaiki make up dan penampilannya. Kania tersenyum kepada bayangannya di cermin.

"Ayo Kania kamu bisa!! Ini pilihanmu sendiri untuk kembali ke sini!! Jangan sia-siakan usahamu selama ini untuk melupakan pria itu!!" Kania beranjak keluar setelah memastikan penampilannya sekali lagi.

Sebenarnya Kania tidak pernah menduga akan bertemu dengan Alam secepat ini setelah seminggu kepulangannya. Kania juga tidak tau jika Alam sekarang berada di perusahaan ini. Kania memang masih menghindari mereka semua, hingga Kania lebih memilih menyewa sebuah apartemen di dekat kantor barunya ini. Dan karena masih menghindari Dania, samapi saat ini Kania juga belum menginjakkan kakinya di rumah.

Kania masih belum siap bertemu Dania dan kedua orang tuanya. Lebih tepatnya Kania belum siap mengetahui hubungan Alam dan Dania. Kania mengira mereka sudah bertunangan atau bahkan menikah. Karena setelah Kania berangkat mengejar gelar S2 nya, kania memilih memutus komunikasi dengan seluruh keluarganya.

"Selamat siang semuanya!!" Sapa ramah Kania pada rekan satu divisinya.

"Selamat sian Bu, selamat datang!!" Sambutan meriah dari semua rekan divisinya.

"Perkenalkan nama saya Kania, semoga kedepannya kita bisa bekerjasama dengan baik. Terimakasih untuk sambutannya, silahkan kembali bekerja" Kania memberikan senyumannya yang manis.

Kania berharap dengan adanya Alam tidak akan mempengaruhi semangatnya bekerja. Kania akan mencoba tidak peduli dengan pria masa lalunya itu.

***

Kania berdiri mematung di depan pintu rumahnya. Tempat yang sama saat Kania mendengar kenyataan menyakitkan 3 tahun yang lalu. Kania dengan ragu mengangkat tangannya untuk membuka pintu bercat putih itu, tapi tangan itu terjatuh lagi, Kania mengurungkan niatnya. Hingga Kania melonjak kaget saat pintu itu terbuka dari dalam.

"Kania?? Ya Allah akhirnya anakku kembali juga. Ayaaahhhhh!! Lihatlah siapa yang datang!!" Bunda langsung histeris dan memeluk putri yang sangat dirindukannya selama 3 tahun ini.

"Kania, kamu kemana saja sayang Bunda hampir putus asa mencari mu??" Bunda terus saja menangis di pelukan putrinya. Sedangkan Kania hanya diam mematung, tidak menyangka reaksi ibunya akan seperti ini.

"Ada apa bunda?? Kenapa teriak-teriak begitu?" Pria paruh baya muncul dengan syal yang menggantung di lehernya. Wajahnya tampak menegang kala melihat seorang gadi cantik di pelukan istrinya.

"Ka-Kania? Benarkah ini kamu nak?? Putri cantik ayah, kamu sudah kembali nak??" Pria yang menyebut dirinya Ayah mendekati Kania, mengulurkan tangannya untuk membelai pipi halus Kania.

"Ay..yah, Bundaaa. Maafkan Kania" Runtuh sudah semua yang ada pada diri Kania. Air mata, hati dan pertahanan Kania. Ia baru menyadari akibat dari perbuatannya. Meninggalkan kedua orang tuanya hanya demi melarikan diri karena patah hati.

"Kania sungguh minta maaf!!" Kania melepaskan pelukan sang Bunda kemudian bersimpuh di kaki kedua orang tuanya.

"Sudah sayang, jangan seperti ini Bunda dan Ayah sudah memaafkan mu. Ayo kita masuk ke dalam, kamu pasti lelah" Bunda membantu Kania untuk berdiri, menuntun putrinya itu masuk ke dalam rumah yang dulunya sangat hangat bagi Kania. Bunda membawa Kania duduk di sofa.

"Putri Bunda sekarang tambah cantik dan dewasa" Bunda tersenyum haru, tangan yang sudah mulai keriput itu membelai wajah Kania yang basah karena air mata.

"Kania, kamu kemana saja Nak? Kenapa kamu menghilang, ayah mencoba mencari mu tapi tidak juga menemukanmu. Sebenarnya selama ini kamu ke mana?" Wajah Ayah kini berubah di mata Kania. Ayah yang gagah dan sehat sekarang kurus dan pucat.

"Maafkan Kania Yah, sebenarnya Kania mengambil beasiswa ke Canada" Kania memeluk tubuh ringkih Ayahnya. Kata maaf terus saja terucap dari bibirnya.

"Tapi kenapa kamu dulu bilang ke Australia Nak? Ayah dan Bunda hampir putus asa mencari mu" Baru kali ini Kania melihat Ayahnya meneteskan air matanya. Tentu saja itu membuat hati Kania semakin merasa bersalah.

"Kania di mana barang-barang mu??" Tanya Bunda yang tak melihat Kania membawa koper satu pun..

"Kania tidak bawa Bunda. Maafkan Kania, untuk sementara ini Kania sudah menyewa apartemen di dekat kantor Kania" Kania menundukkan kepalanya, tidak sanggup melihat kesedihan di wajah kedua orang tuanya.

"Kenapa kamu menyewa apartemen Nak? Kamu sudah tidak ingin tinggal dengan kami lagi?" Wajah kecewa Ayah sangat kentara di mata Kania.

"Bukan begitu Ayah, itu karena lokasinya dekat dengan kantor Kania. Kalau pulang kesini jauh sekali. Sementara Kania belum punya kendaraan sendiri" Kania mencari alasan yang pas untuk menutupi alasan yang sebenarnya.

"Kamu bisa pakai mobil Ayah sayang, Ayah sudah tidak bekerja lagi, jadi mobil itu jarang di gunakan" Ucap Bunda yang di benarkan oleh sang Ayah.

"Tidak Bunda, Kania ingin mandiri saja. Ini hanya untuk sementara kok. Percaya sama Kania, Kania tidak akan pergi lagi" Kania mengusap lembut kedua tangan Bunda.

"Ya sudah kalau begitu, tapi janji sama kita, kalau kamu jangan pergi lagi. Sering-seringlah pulang, Ayah dan Bunda sangat merindukanmu, Kakak kamu juga sayang" Ucapan Ayah itu justru mengembalikan Kania ke kesadarannya. Ia baru ingat Kakaknya juga ada di rumah ini.

"Nah ini yang lagi kita omongin udah datang, panjang umur kamu Dania" Sambut Bunda kepada putrinya satu lagi.

Kania menahan napasnya, menetralisir rasa terkejutnya karena Bunda menyebut nama itu. Kania berlahan memalingkan wajahnya untuk melihat si pemilik nama, Dania.

Degg...

-

-

-

-

😘

1
Intania Naj_Va
Luar biasa
Amelya Ratulangi
rata rata karya othor nihh kebanyakan perempuan BUCIN AKUT udh tau di sakitan masih aja mauu
Anda Suhanda
Luar biasa
Deasy Permadi Chen
bagus bgt
Ida Farida
Lumayan
Yeny Triwahyuni
Luar biasa
Fe
ahhhhh kania bodohhh
Fe
banyak typo namanya ya ketuker tuker
Kadek Murdiani
kenapa ga sama farel aja sih.
Hera
Luar biasa
Erwi Yanti
terlalu banyak iklan
Arie
Luar biasa
Soritua Silalahi
ga usah terlalu sering interaksi antara Dania dan alam. Krn akan menyebabkan salah paham apalagi Dania belum move on
Soritua Silalahi
biarkan qalqm membayar jesalahannyaa dgn mencintai kania dgn tulus seumur hidupnya
Soritua Silalahi
bukan sia sia Kania..klu dulu alam terpaksa klu skrg dgn penuh cinta
Soritua Silalahi
sedih banget jadi Kanianya
Siti Masitah
dah mati aj..kok egois x
Siti Masitah
bagus di cintai dri pd mencintai sendirian..
Siti Masitah
mokondo
Atun Ismiyatun
ibunya kania dipasangkan saja sama ayah kandung dania/pk jonatan kak...terus nanti kalau ardan dah ketemu sama kkrganya dijodohkan sama bu yesi ibunya alam..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!