NovelToon NovelToon
Langit Bumi

Langit Bumi

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Perubahan Hidup / Identitas Tersembunyi
Popularitas:369.9k
Nilai: 4.8
Nama Author: Abil Rahma

Hafidz tak pernah menyangka jika dirinya ternyata tak terlahir dari rahim ibu yang selama ini mengasuhnya. Dia hanya bayi yang ditemukan di semak dan di selamatkan oleh sepasang suami istri yang dia kira orang tua kandungnya, membuatnya syok dengan kenyataan itu.

Sebenarnya dia tak ingin mengetahui siapa orang tua kandungnya, karena dia merasa sudah bahagia hidup bersama orang tua angkatnya saat ini, tapi desakan sang Ibu membuatnya mencari keberadaan keluarga kandungnya.

Mampukah dia menemukan keluarganya?
Bagaimana saat dia tahu jika ternyata keluarganya adalah orang terkaya di ibu kota? Apakah dia berbangga hati atau justru menghindari keluarga tersebut?


"Perbedaan kita terlalu jauh bagikan langit dan bumi," Muhammad Hafidz.


"Maafin gue, gue sebenarnya juga sakit mengatakan itu. Tapi enggak ada pilihan lain, supaya Lo jauhin gue dan enggak peduli sama gue lagi," Sagita Atmawijaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28

Perjalanan cukup melelahkan, membuat mereka baru tiba di Jawa Tengah menjelang senja. Menurut pemantauan dari aplikasi maps perjalanan mereka ke desa Pak Karno masih menempuh jarak yang cukup jauh, hingga akhirnya mereka pun memutuskan untuk menginap di sebuah hotel yang berada di daerah kota semarang. Akan melanjutkan perjalanan esok hari, karena jika dipaksakan malam ini juga, akan sangat berbahaya. Apalagi mereka orang baru, yang baru pertama menginjakkan kaki di daerah tersebut.

"Kenapa kita enggak naik pesawat aja sih? Kalo tahu jauh gini, aku mending naik pesawat, nanti kita rental mobil," keluh Gita. Gadis itu sudah tiduran di sofa kamar cowok, karena dia merasa kesepian di dalam kamarnya sendiri.

"Enggak seru kalo gitu, kapan lagi coba kita merasakan perjalanan jauh tanpa sopir. Dari sini kita bisa belajar, ternyata pekerjaan sopir itu tidak mudah, kita aja yang nyetirnya gantian masih capek banget, gimana kalo sopir yang selalu nyetir sendiri sampai mana pun sesuai permintaan majikan?" sahut Indra, entah mendapatkan pencerahan dari mana hingga pemuda itu memikirkan nasib seorang sopir.

"Ck, itu mah udah risiko dia Bang, pekerjaan yang memang harus dia jalani," sanggah Gita.

"Ini juga risiko kita. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan bukankah kita harus berusaha lebih keras?" perdebatan keduanya ternyata belum membuahkan hasil, karena sudah hampir setengah jam mereka berdua berdebat, hingga keduanya menyadari seperti ada yang kurang.

"Fidz!"

"Abang!"

Keduanya memanggil orang yang sama, yang sejak tadi membisu. Ternyata orang yang di khawatirkan sedang tertidur di atas ranjang, dengan damainya.

"Yah!" seru keduanya saat menyadari jika Hafidz sudah damai dengan mimpinya.

"Udah sana kamu balik ke kamar, gue juga mau tidur. Perjalanan kita besok masih panjang," Indra mengusir Gita yang masih anteng tiduran di sofa, seakan malas untuk beranjak.

"Bang Indra aja yang ke kamar sebelah ya, aku males. Takut juga sendiri di tempat baru, aku mau tidur di sini aja." Gita membenahi posisi tidurnya menghadap ke sandaran sofa, menyembunyikan wajahnya di sana.

Bukannya menurut, Indra justru beranjak dari duduknya mendekati Gita, lalu menarik gadis itu dengan paksa.

"Kalo kamu tidur di sini bukannya capeknya ilang, malah nambah. Tidur di tempat tidur." Indra menunjuk sisi kosong di sebelah kiri ranjang.

"Hafidz enggak bakalan ngapa-ngapain kamu, percaya deh," tambahnya sambil terkekeh.

Plak

"Apa sih yang ada dalam sini?" Gita menunjuk kepala Indra dengan kesal, setelah itu dia pun beranjak dan meninggalkan kamar itu. Tentu saja dia malu tidur seranjang dengan Hafidz, meskipun mereka saudara, tapi tetap saja mereka baru bertemu beberapa hari.

Gita mendengar Indra yang terkekeh sambil mengikuti dirinya ke luar dari kamar tersebut, dan mengantar hingga depan pintu kamar, padahal dia tak memintanya.

"Selamat malam, kalau ada apa-apa telfon aku atau Hafidz," ucap Indra sebelum Gita masuk ke dalam kamar tersebut.

Gita hanya mengangguk, lalu masuk ke dalam kamar, merebahkan diri dan tak lama tertidur karena waktu memang sudah cukup malam.

Pagi hari Gita sudah siap, badannya terasa lebih segar setelah bangun tidur. Lumayan nyenyak tidurnya meski semalam sempat merasa takut sebab di tempat baru dan asing. Tapi akhirnya dia bisa terlelap juga.

Bersiap meninggalkan kamar menuju kamar sebelah, yang entah penghuninya sudah bangun atau belum. Kalau Hafidz pasti sudah bangun, mengingat abangnya itu taat beribadah tak mungkin meninggalkan kewajiban sholatnya.

"Kenapa kalian belum siap?" Gita terkejut setelah Hafidz membukakan pintu, pemandangan dihadapannya dia pemuda itu masih mengenakan pakaian sama dengan rambut yang masih acak-acakan. Bahkan Indra masih malas-malasan di atas tempat tidur.

"Gak ada baju ganti, lupa bawa," jawab Indra dengan entengnya.

"Ya Allah!" keluh Gita, tak habis pikir dengan kelakuan dua pemuda itu.

"Abang juga?" tanyanya pada Hafidz.

"Iya, aku kan enggak sempat pulang. Tapi tenang abang mu ini udah mandi, enggak kaya dia tuh." Hafidz melirik Indra yang masih santai di atas tempat tidur.

Gita mendekati Indra, "Bang Indra mau mandi enggak? Kalau iya mandi sekarang, tapi kalo enggak ayo kita pergi sekarang, beli baju di mall, sekalian ganti di sana," titah Gita.

Indra pun beranjak dari ranjang, sambil berkata 'oke' menggunakan isyarat tangan.

"Ck, aku kaya emak ngurus dua bayi." Gita mendudukkan diri di samping Abangnya yang terlihat fokus dengan ponsel.

"Tapi seru, kan ngurus dua bayi besar? Coba aja kamu enggak ketemu kita, enggak bakalan ngerasain kaya gini." Hafidz menaikkan sebelah alisnya menatap adik kembarnya yang terlihat kesal, tapi dia justru terkekeh sambil mengacak rambut Gita yang sudah rapi. Tentu saja gadis itu protes.

Setelah drama sarapan, membeli pakaian dan lainnya selesai, mereka melanjutkan perjalanan menuju tempat tujuan. Kini kemudi di kuasai oleh Indra, karena menurut orang yang mereka tanyai perjalanan menuju alamat tersebut memakan waktu sekitar dua sampai tiga jam, dan memasuki area perkampungan di lereng gunung.

Meski jalan perkampungan, jalan yang mereka lewati tetap mulus, meski ada sedikit kerusakan tapi tak seperti ekpektasi mereka kalau jalan kampung itu sulit dilewati. Mereka sempat bertanya di jalan beberapa kali, hingga akhirnya mereka sampai di desa Pak Karno. Masih harus bertanya lagi saat masuk ke desa tersebut.

"Maaf Pak mau tanya, kalau rumahnya Pak Karno dimana ya?" tanya Hafidz yang sengaja turun menghampiri beberapa orang yang sedang berkumpul di warung.

"Karno sing endi yo? Soale neng kene ono loro jenenge Karno (Karno yang mana ya? Soalnya di sini ada dua yang namanya Karno)," jawab orang itu menggunakan bahasa jawa, tentu saja Hafidz tidak mengerti.

"Pie to lek, cah iki ora ngerti bahasane sampean, wong kota koyone (Gimana kamu itu Om, anak ini tidak mengetahui bahasa kamu, kayaknya dia orang kota)," protes seseorang yang lebih muda dari orang pertama.

"Karno yang mana Mas? Kalo ada fotonya mungkin, karena di sini ada dua Karno, yang satu sudah lanjut usia, dan yang satu berumur sekitar lima puluh tahunan lebih lah, tapi sekarang enggak di rumah, ada di rumah sakit," tanya orang ke dua sambil menerangkan seperti apa kedua Karno tersebut.

"Karno yang umur lima puluhan Mas," jawab Gita yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping Hafidz, membuat pemuda yang ada dihadapannya ingin meneteskan air liur melihat kecantikan bidadari dihadapannya.

Hafidz menyadari tatapan mengagumi dari orang tersebut, membuatnya mengusir Gita untuk segera masuk ke dalam mobil. Tak terima adiknya ditatap seperti itu, ingin marah tapi tak mungkin, saat ini dia berada di tempat orang.

"Yang mana rumahnya Mas?" desak Hafidz karena orang itu masih membisu hingga Gita masuk ke dalam mobil.

"Oh, itu dari sini belok kanan, nanti ada tanjakan sedikit, nah rumahnya sebelah kanan setelah tanjakan. Rumahnya warna hijau," jelas pemuda itu.

Setelah mengucapkan terimakasih, Hafidz pun kembali masuk ke dalam mobil. Memberi tahu seperti keterangan orang yang dia tanya tadi.

"Dek, kamu punya baju ganti enggak? Kalo punya nanti ganti baju dulu sebelum ke rumah Pak Karno," ucap Hafidz pada Gita membuat gadis itu mengerutkan kening.

"Ada," jawab gadis itu yang tak mengerti kenapa Hafidz menyuruhnya berganti pakaian.

"Kayaknya di depan ada masjid, kita mampir masjid dulu biar Gita ganti baju," ucap Hafidz pada Indra.

"Cie posesif," ledek Indra yang mengerti saat tadi orang itu menatap Gita penuh damba, pasalnya gadis itu mengenakan dress floral sedikit dibawah lutut, dengan lengan sayap pendek.

Hafidz hanya memutar bola matanya, malas meladeni ledekan Indra. Sedangkan Gita meski tak mengerti dia tetap menuruti apa kata sang Abang. Dan kini sudah berganti outfit dengan celana panjang dan kemeja setengah lengan, terlihat lebih sopa dibandingkan outfit yang pertama.

Bersambung.....

🍁🍁🍁🍁

*Maaf ya, kita jalan pelan-pelan aja ya, takut kalo keburu nanti kurang enak dibaca.

Oh iya jangan lupa, komen, like dan vote kalo yang punya pion. Oke thanks ya.. selamat membaca.

1
YuWie
yahhh baguss..walo gak puasss krn disini semua perannya jadi protahonis semua. antagonisnya di maafken malah tambah bahagia..begitulah
YuWie
waguuu
YuWie
anehhh..knpa adrian bebas. bukankah dokter ini kerjasama dg sita membohongi pasien.
YuWie
pastiii sukses kamu fidz
Santi Rizal
keren banget ceritanya
Santi Rizal
pengkhianatan membuat banyak orang yang terluka
Santi Rizal
sita bener bener jahat banget wong edan
Santi Rizal
bagus ceritanya Thor
LENY
ZUVA SAMA REVAN AJA ATAU SAMA RICKY. KL SAMA HAFIZD KETUAAN DAN SDH DIANGGAP ADIK SAMA HAFIZD.
LENY
YA WAJARLAH GITA KECEWA KRN PERBUATAN TANTE NYA SDH KELEWAT BATAS KEJAM NYA 😥
LENY
MAAF THOR KOK AKU GAK ADA TERHARU NYA YA LIHAT SINTA MINTA MAAF SETELAH PERBUATAN JAHAT SITA DIASINGKAN 10 THN DI TMH SAKIT JIWA ANAK DIBUANG DUH BLM BISA DAN GAK RELA SITA SEMUDAH ITU DIMAAFKAN. BAGUSLAH GITA JGN CABUT LAPORAN PERCOBAAN PEMBUNUHAN BIAR SITA RASAKAN DULU AKIBAT PERBUATAN JAHAT NYA🙏
LENY: MALAH SINTA YG DIJAHATIN MINTA MAAF DULU ADUH 🙈🙈
total 1 replies
LENY
YA BENER AKU GAK SETUJU KL DICABUT TUNTUTANNYA BIARKAN SITA DIPENJARA DULU AGAR JERA KRN PERBUATANNYA SDH KELEWAT BATAS. ENAK BENER KL SMPE DILEPAS DARI PENJARA. LAGIAN SINTA KOK MERASA BERSALAH JG ANEH. SITA AJA YG HATI NYA JAHAT IRI DENGKI.
LENY
KRN IRI SAMA SAUDARA SENDIRI TEGA BERBUAT JAHAT DAN KEJAM MELEBIHI BINATANG😡 PADAHAL SINTA BAIK ORANGNYA GAK PANTAS DISAKITIN DGN KEJAM
LENY
PAPA REY INI TERLALU LEMAH MSH AJA GAK MAU CERAIKAN SITA KRN KASIHAN REVAN. PADAHAL PERBUATAN SITA SDH KELEWAT BATAS KEJAMNYA. GAK MIKIR ANAK KANDUNG DIBUANG DAN ISTRI DISAKITIN. JD GREGETAN LIHATNYA.
Santi Rizal
semoga kedepannya LBH bahagia hafizd ..mm dan Gita
Santi Rizal
saudara kembar tapi jahat banget
Santi Rizal
hubungan batin ibu dan anak emang kuat
LENY
LANJUT THOR
LENY
DASAR SAKIT JIWA IRI HATI DENGKI 😡
LENY
CERAI AJA BODOH BENER MSH MAU BERTAHAN SAMA WANITA IBLIS ITU SDH SELINGKUH PEMBUNUH JAHAT LBH DARI BINATANG. PASTI REVAN MENGERTI.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!