Dia adalah Velove Alexandra Keihl. Seorang wanita multitalenta. Pandai bela diri dan ilmu teknologi. Menjelma sebagai Hacker terkenal dan di pekerjakan di agent rahasia. Sempat di hianati pacar membuatnya semakin muak dengan semua lelaki.
Dalam perjalanan liburanya dia bertemu dengan Max Anderson Glover. Seorang ketua mafia yang kejam dan terjebak dalam cinta satu malam.
Setelah kejadian malam itu Velove kabur tanpa jejak kembali ke kota asalnya. Dan Max pun tidak bisa menemukan nya karena identitas Velove yang misterius.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neoreul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
COME BACK HOME
Setelah beberapa jam berada di udara Velove sampai juga di bandara Internasional John F Kennedy. Pesawat melakukan landing perlahan, setelah mendarat dengan selamat Velove bersiap keluar dari pesawat. Namun, pandangannya tertuju pada dua orang yang sangat mencurigakan. Dua orang itu sedang mengamati satu persatu orang-orang yang ingin keluar dari pesawat.
Velove curiga kalau itu orang suruhannya Max. Tanpa menunggu lama Velove segera lari kebelakang menuju ke toilet. Velove segera membuka jaketnya membuang topi dan maskernya, lalu Velove keluar dengan mengenakan kaos dan celana. Rambut Velove yang tadinya panjang terurai kini terikat, dan mengubah sedikit penampilannya.
Velove berjalan melenggang pura-pura bodoh dan tentu saja dua orang itu tidak mengenali penyamarannya kali ini.
'Hem dasar orang-orang bodoh, kamu tidak akan bisa menemukanku Max, meskipun kamu ke ujung dunia pun'. gumam Velove.
Setelah berhasil keluar dari pesawat Velove menuju ke imigrasi, dan setelah itu Velove menuju ke tempat pengambilan koper. Lagi-lagi matanya menangkap orang suruhan Max. Mereka sedang berjaga di tempat pengambilan koper tersebut.
'Shiit banyak sekali orang suruhan Max, bagaimana caranya agar aku bisa mengambil koper itu tanpa ketahuan'. batin Velove.
Velove berpikir keras dan akhirnya dia menemukan ide yang bagus. Velove melihat situasi di sekitarnya, dia berjalan ke arah ibu-ibu yang ingin mengambil kopernya.
"Permisi" Velove memanggil ibu-ibu itu.
"Ya Nak ada yang bisa saya bantu?"
"Maaf, apa anda ingin mengambil koper disana?" tanya Velove.
"Ya Nak." jawab ibu itu.
"Boleh saya meminta tolong sama ibu mengambilkan koper saya yang berwarna hitam itu." ucap Velove sambil menunjuk ke arah kopernya.
"Memang ada masalah apa nak?" tanya ibu itu sedikit curiga.
"Oh begini, saya sedang kabur dari rumah dan anda lihat orang-orang yang berdiri di sana itu suruhan sesorang untuk menangkap saya." jawab Velove.
"Baiklah nak saya akan ambilkan kopermu juga berdirilah di tempat yang aman."
"Terima kasih ibu sudah mau membantu saya." sahut Velove.
"Sama-sama." jawab ibu itu.
Kemudian Velove sedikit menjauh dari tempat itu dan dia mengawasi dari kejauhan. Velove melihat orang-orang itu sempat berdebat dengan ibu yang mengambil koper Velove dan ibu itu berhasil membawa koper Velove. Velove merasa aman sekarang.
"Ini kopermu nak, hati-hati ya saya permisi dulu."
"Ya ibu saya juga sangat berterima kasih." ucap Velove.
Kemudian Velove melanjutkan perjalanan pulangnya. Kini dia ingin kembali ke apartemen nya di Manhattan. Dia ingin beristirahat sejenak sebelum memulai aktivitasnya nanti.
Orang-orang suruhan Max pun kebingungan karena target yang mereka cari tidak ditemukan. Lalu salah satu dari mereka menghubungi Marvin. Setelah menghubungi Marvin mereka pun meninggalkan bandara itu.
Di Manchester.
Marvin yang sudah mendapatkan informasi dari bandara New York segera melaporkannya dengan Max.
"Tuan agen kita yang ada di New York tidak bisa menemukan gadis yang anda maksud." ucap Marvin.
"Apa? Mencari satu orang saja tidak mampu? Apa saja yang mereka lakukan." teriak Max emosi, dia sangat frustasi karena hal ini.
"Huhhhhh"
Max membuang nafas kasar dia duduk sambil mencengkeram rambutnya. Dia merasa tak berdaya kali ini. Dia pikir akan bisa membawa dambaan hatinya pulang untuk menemui orang tua dan putri kecilnya. Namun yang dia dapat justru rasa kecewa.
Luis dan Marvin hanya bisa melihat atasannya yang kembali putus asa. Sebenarnya Max tipe pria yang sangat sayang pada keluarganya, apalagi dengan orang yang dicintainya. Mungkin setelah kejadian ini Max akan kembali dalam mode dingin dan cepat terbawa emosi.
Manhattan, New York.
Velove sedang naik bis menuju ke apartemennya, dia sangat lelah sekali. Didalam bis Velove sering melamun dia kembali mengingat tentang kebersamaanya bersama Max. Sepertinya dia akan kesulitan untuk melupakan Max.
Perjalanan dari bandara menuju apartemennya memakan waktu 1 jam, setelah satu jam berlalu Velove sampai juga di apartemennya. Sudah lama sekali dia tidak kembali ke rumahnya karena dia sering tinggal di Las Vegas tempat dirinya berkerja.
"Welcome back to home." ucapnya.
Kemudian Velove masuk kedalam apartemennya, hidup sendiri sebatang kara lagi dan akan menjalani hari-hari yang menurutnya sangat membosankan.
"Huhhh, rumahku sangat kotor sekali. Stay strong Love kamu akan berkerja keras hari ini."
Velove meletakkan barang-barangnya kemudian dia mengambil sapu dan lap untuk memulai kegiatan bersih-bersihnya.
Hotel Manchester.
"Luis kita kembali ke Jerman sekarang. Kemasi semua barang-barangku." perintah Max bangkit dari tempat duduknya.
"Baik Tuan." jawab Luis.
Dengan segera Luis mengerjakan perintah Max dengan dibantu oleh Marvin. Max memutuskan segera kembali ke Jerman agar tidak terlarut dalam kesedihannya.
Setelah hampir satu jam mengemasi barang-barang Luis dan Marvin telah bersiap untuk berangkat. Marvin memberitahu Max yang ada di rooftop.
"Tuan semuanya sudah beres. Apakah kita akan berangkat sekarang?" tanya Marvin.
"Ya kita berangkat sekarang." jawab Max.
Kemudian Max beranjak dari tempatnya menuju kebawah untuk segera berangkat ke bandara. Akhir yang menyedihkan untuk Max disaat hatinya berbunga kini kembali layu karena kekecewaan.
Max, Luis, dan Marvin berangkat menuju bandara dengan naik taksi. Mobil sportnya dia jual karena sudah tidak berguna lagi. Butuh waktu dua jam untuk sampai di bandara Heathrow. Max berjalan diikuti Luis dan Marvin dari belakang. Max tampak tegar dalam langkahnya. Sekilas Max memikirkan tentang putrinya, karena Max sudah berjanji akan membawa Velove pulang ke Jerman untuk menemui keluarganya.
Dengan menggunakan pesawat pribadi Max kembali ke negaranya di Jerman. Di dalam pesawat dia hanya diam dan memejamkan matanya. Dia mencoba untuk relaks tapi bayang-bayang wajah Velove terpampang jelas di dalam pikirannya.
Dari London ke Jerman membutuhkan waktu selama empat jam. Kini pesawat Max sudah landing di bandara Internasional FrankFurt. Max turun dari dalam pesawat dan dibawah anak buahnya sudah siap menyambut kedatangannya.
"Selamat datang kembali Tuan." ucap salah satu pengawalnya. Namun Max tidak menghiraukan sapaan pengawal tersebut. Dia langsung masuk ke dalam mobilnya untuk segera pulang ke mansionnya.
Satu jam kemudian Max tiba di mansionnya, mobil Max berhenti di halaman depan dan dia pun turun lalu masuk ke dalam mansionnya.
Felicia yang mendengar suara mobil langsung berlari menuju keluar untuk menyambut daddy-nya pulang.
"Daddy" teriak Felicia sambil merentangkan kedua tangannya.
Dan Max tidak menghiraukan sapaan putrinya, dia langsung berjalan lurus menuju ke kamarnya. Hal itu membuat Felicia heran dan bertanya-tanya.
"Daddy kenapa? Apa daddy tidak melihatku? Kenapa dia mengabaikan ku?" ucap Felicia dengan wajah cemberut.
Nyonya Glover yang melihat kelakuan Max pun heran, beraninya dia mengabaikan cucunya. Nyonya Glover langsung mencari Luis untuk menanyakan apa yang sedang terjadi. Kebetulan Luis dan Marvin masuk kedalam untuk menaruh barang-barang Max.
"Luis apa yang terjadi? Kenapa Max bersikap dingin lagi seperti itu." tanya Nyonya Glover.
"Ceritanya panjang Nyonya." jawab Luis dengan nada lesu.
"Ceritakan sekarang, duduklah." perintah Nyonya Glover.
Luis pun langsung menceritakan semua yang terjadi pada Nyonya besarnya dan Nyonya Glover menanggapinya dengan serius juga.
"Jadi Max bertemu dengan seorang gadis disana dan sekarang gadis itu kabur tanpa jejak?" seru Nyonya Glover dengan nada shock.
"Iya Nyonya." jawab Luis.
"Baru kali ini Max dipermainkan hatinya oleh seorang wanita. Aku penasaran dengan gadis itu."
"Apa kamu tidak bisa menemukannya Luis." tanya Nyonya Glover dengan serius.
"Tidak Nyonya, identitasnya sangat misterius sepertinya dia bukan gadis sembarangan."
"Iya kamu benar buktinya dia mampu membantu Max melawan musuh bebuyutannya."
Dari atas Felicia berlari menuju ke arah grandma nya yang sedang mengobrol dengan Luis.
"Grandma, Daddy jahat....Daddy mengabaikan Felic. Hu hu hu hu." ucap Felic dengan tangisannya.
"Haihh cucu Grandma. Daddy mu mungkin kecapekan jadi biarkan istirahat dulu. Kalau mau ketemu tunggulah besok. Jangan bersedih sayang okey." ucap Nyonya Glover menghibur sang cucu.
"Ya sudah kamu boleh pergi Luis."
"Baik Nyonya saya pamit undur diri. Permisi."
"Ya sudah sekarang Felic ikut grandma sebentar ya."
Nyonya Glover pun mengajak cucunya pergi untuk meredakan kesedihan hati Felic akibat sikap Max yang sudah mengabaikannya.
HAI TEKAN TOMBOL LIKE NYA YA READERS
JANGAN LUPA KASIH POIN EKSTRA NYA KE OTHOR YA😁😁😁VOTE JUGA MAU🤭🤭🤭
TERIMA KASIH🥰🥰😘😘😘
lnjut kk
ceritanya menarik
so far im not boring to read ❤️💪
semangat author
klo ada yg tau bagi infonnya donk judul novelnya apa pgin baca lagi
mksih