RUSUK SANG BILLIONAIRE

Chelsea benar-benar ingin sendiri dengan segala pikirannya. Diana dan Arnold yang sejak tadi menghiasi panggilan pada ponselnya tak di gubrisnya. Apa tanggapan mereka jika tahu aku akan menikah dengan dosen datar itu ? Chelsea kembali tersenyum kecut mencoba memusatkan perhatiannya pada layar lebar di depannya. Yah, sekarang Chelsea sedang berada di bioskop dan duduk dengan tenang menonton film action film favoritnya.

Bosan dengan kegigihan kedua sahabatnya yang selalu menelepon akhirnya Chelsea mengirimkan pesan memberitahukan posisinya. Tiga puluh menit kemudian film pun berakhir dan Chelsea keluar dari bioskop menuju ke food court dimana kedua manusia itu menunggunya.

"Sudah lama kalian ?" ucap Chelsea saat tiba di meja kedua sahabatnya itu

"Baru juga tiba, darimana aja ? kok telepon kami gak diangkat malah kirim pesan. " Diana mulai mengomeli Chelsea yang duduk tenang di depannya.

"Tadi aku dalam bioskop, makanya cuman kirim pesan doang. "

"Tumben pergi sendiri gak ngajak-ngajak kami ,,,. "

"Biasanya kalian berdua kan sibuk dengan doi pagi sampai siang kalau hari minggu. "

"Kan bisa ramai-ramai ,,," ujar Arnold tak mau kalah

"Astaga kalian ini, acara nontonnya sudah lewat juga, masih aja dibahas. Pesan makanan gih, aku kelaparan nih."

"Sudah pesan tadi, kamu duduk aja dulu dan kita bertiga akan menghabiskan waktu bersama. Urusan doi sudah kelar untuk hari ini. " ucap Diana terkekeh.

Chelsea menarik napas panjang seraya menatap kedua sahabatnya satu per satu, ia masih memikirkan perlu tidaknya memberitahukan soal pernikahannya pada Diana dan Arnold.

"Ada apa ?? kamu punya masalah ?? ceritakan pada kami manatau ada yang bisa kami bantu ??" Diana dan Arnold menatap Chelsea dengan penasaran.

"Silahkan mas, mbak ,,," suara pelayan yang mengantarkan pesanan mereka menginterupsi interaksi ketiganya.

"Terima kasih, mbak. " ucap Arnold tersenyum ramah

"Thanks mbak. " kompak Chelsea dan Diana

"Kami berdua masih menunggu, Sea ,,,," Diana kembali menatap Chelsea menunggu gadis cantik itu menceritakan masalahnya.

"Aku akan menikah. " pendek, jelas dan padat kata-kata yang akhirnya keluar dari bibir gadis muda itu.

"Whaattt ???!!!!" teriakan Diana yang kaget mendengar ucapan Chelsea menarik perhatian pengunjung yang berada tak jauh dari meja mereka.

"Pria mana yang berhasil memenangkan hatimu ?" tanya Arnold setelah berhasil mengatasi keterkejutannya.

"Pak Kiano. "

"Whaattt ???!!!" kali ini bukan hanya Diana yang berteriak namun Arnold pun ikut berteriak kemudian tertawa, sedangkan Chelsea kembali melanjutkan makannya.

"Jangan ngadi-ngadi deh, Sea ,,, dosen datar itu mana suka sama gadis seperti kamu." seloroh Arnold

"Jangan-jangan kamu jadikan pak Kiano pelarian setelah putus dari Sebastian. " Diana menuduh Chelsea dengan kejamnya.

"Kejam banget sih. Gak ada akhlak. " balas Chelsea tak terima tuduhan Diana.

"Habisnya baru putus beberapa hari, eh langsung mau nikah aja nih bocah."

"Aku juga bingung ,,, semalam semuanya terjadi dengan tiba-tiba. Awalnya hanya makan malam keluarga dan berakhir dengan lamaran. " keluh Chelsea.

"Sea, kamu beneran dilamar sama pak Kiano ??!!" Arnold kembali bertanya untuk memperjelas apa yang ia dengar.

"Begitulah, aku gak tahu harus bagaimana menghadapinya. "

"Kapan pernikahannya ?"

"Dua minggu ke depan. "

"Jalani aja dengan hati yang tulus dan ikhlas, lagian pak Kiano juga tipe pria yang gak ada celanya menurutku, hanya minum di ekspresi aja, sih. "

"Bener tuh yang dikatakan Diana, malah lebih bagus lagi ada yang bantu kerjakan skripsi. Jangan lewatkan kesempatan emas ini, Sea." ucap Arnold yang sangat mengenal sifat sahabatnya yang sukanya memanfaatkan orang lain.

Sejak pertemuan pertama mereka dan akhirnya bersahabat seperti sekarang ini, ketiganya sudah khatam dengan sifat masing-masing. Arnold yang selalu tampil sebagai pahlawan bagi kedua gadis cantik yang berstatus sebagai sahabatnya sedangkan Diana yang tak pernah pelit dan suka mentraktir kedua sahabatnya apalagi jika selesai ujian dan diberikan contekan sementara Chelsea yang dulunya mereka kenal sebagai mahasiswa sederhana dan penerima beasiswa selalu mengambil setiap kesempatan yang bisa menghasilkan uang dan terkadang menyisihkan sebagian uangnya untuk orang-orang yang kurang mampu padahal dirinya sendiri juga hidup sederhana. Walaupun ternyata Chelsea adalah putri tunggal dari seorang pengusaha sukses di tanah air namun persahabatan mereka masih tetap seperti dulu tak ada yang berubah. Diana dan Arnold semakin kagum dengan Chelsea yang rendah hati.

"Tapi aku belum siap dibantai oleh para pengagum pak Kiano apalagi bu Ririn."

"Gak usah pikirin bu Ririn, toh mata kuliah kita juga gak ada lagi sama dia apalagi kampus punya keluarga kamu, jadi amanlah menurutku. " ucap Diana yang langsung di setujui oleh Arnold.

"Bener tuh. Tumben pikiranmu bagus, Di ,,," timpal Arnold

"Tapi gimana dengan para gadis-gadis di kampus ?"

"Nikah aja dulu, sisanya biarkan pak Kiano yang urus. "

"Bener tuh. Tumben pikiranmu bagus, Nold ,,," Diana mengcopy paste ucapan Arnold.

Mendengar ucapan Diana membuat Arnold mendengus kasar sementara Chelsea terkikik geli melihat kedua sahabatnya yang hanya bisa berdamai dalam lima menit pertama.

"Jadi orang tuh harus kreatif ,,," dengus Arnold menatap datar wajah tanpa dosa milik Diana.

"Sudah ,,, sudah ,,, jangan bertengkar lagi. Mending habiskan makanannya trus kita minum kopi di tempat biasa. " ucap Chelsea menghentikan keduanya.

"Wah ternyata yang dikhianati oleh pacarnya sedang bersama sahabat-sahabatnya. " sebuah suara menarik perhatian ketiganya yang sedang asyik menikmati makan siang.

Arnold yang tak mengerti hanya menatap wanita yang ia kenal sebagai salah satu mahasiswi di kampus mereka, kemudian Arnold menatap Diana dan Chelsea bergantian seolah meminta penjelasan. Chelsea hanya mengangkat bahunya dan kembali menikmati makanannya.

"Jangan mancing keributan deh nanti kamu malu sendiri. " sarkas Diana yang sudah tahu cerita yang sebenarnya mengingatkan Amanda.

"Kok aku ketinggalan berita ?" Arnold kembali menatap kedua gadis cantik yang berstatus sahabatnya itu.

"Amanda dan Sebastian main dibelakang Chelsea dan kepergok sedang anu-anu di apartemen Bastian dan sebagai gadis yang tak pernah melewatkan kesempatan, kamu tahu dong apa yang dilakukan oleh sahabat kita ini. Selanjutnya kamu bisa cek di bagian administrasi, nama mereka sebagai mahasiswa masih ada atau sudah dicoret. "

Wajah Amanda berubah pucat mendengar penuturan Diana, ia tak menyangka jika Chelsea merekam perbuatan asusila mereka. Namun bukan Amanda namanya kalau akan merasa kalah.

"Makanya punya kekasih itu dijaga baik-baik jangan sampai jatuh kepelukan wanita lain yang bisa membuatnya lebih bahagia. " sinis Amanda tak mau kalah.

"Ck, aku malah bersyukur Sebastian lebih senang bersama kamu yang rela ngangkang tanpa ikatan yang sah. Semoga saja Sebastian gak akan nyari selang****an lain yang lebih memuaskannya. " ucap Chelsea pelan tapi menusuk.

Dengan kesal Amanda meninggalkan ketiga sahabat itu. Amanda sangat marah karena maksudnya ingin membuat Chelsea merasa kalah dan terpuruk namun sama sekali tak berpengaruh pada Chelsea.

🎶🎶🎶🎶

Selamat pagi readers, selamat menikmati hari liburnya

jangan lupa untuk selalu bersyukur dan bahagia.