NovelToon NovelToon
Musim Semi Di Batalyon

Musim Semi Di Batalyon

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Kehidupan Tentara / Persahabatan / Romansa
Popularitas:76.2k
Nilai: 5
Nama Author: NaraY

Tiga orang pria bersahabat dengan seorang gadis cantik dari masa bangku SMP hingga mereka dewasa. Persahabatan yang pada akhirnya diwarnai bumbu cinta yang saling terpendam hingga akhirnya sang gadis tersebut hamil dan membuat persahabatan mereka nyaris retak.

Siapa sangka sebenarnya salah satu di antaranya mencintai seorang gadis yang sebenarnya selama ini amat sangat dekat di antara mereka.

Seiring berjalannya waktu, rasa sakit mulai terobati dengan hadirnya si pelipur lara. Hari mulai terasa bermakna namun gangguan tidak terhindarkan. Mampukah mereka meyakinkan hati gadis masing-masing, terutama gadis yang salah satunya memiliki rentang usia bahkan 'dunia' yang berbeda dengan mereka.

SKIP yang tidak suka dengan KONFLIK.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Tekanan balik.

Sesampainya di rumah dinas, Bang Arma meletakan seluruh barang milik Nadia lalu meletakan makanan yang tadi sempat di belinya.

"Abang balik dulu ke mess, besok pagi Abang kesini lagi..!!" Pamit Bang Arma.

"Untuk apa? Kembali saja ke rumah Abang. Istri Abang kan cantik." Oceh Nadia kesal.

"Benar juga katamu, istri Abang memang cantik sekali. Sejauh ini belum ada yang bisa mengimbangi paras cantiknya." Kata Bang Arma.

Mendengar itu hati Nadia semakin sakit saja. Bisa-bisanya Bang Arma memuji kecantikan seorang wanita di hadapannya tanpa rasa sungkan sedikit pun.

"Ya sudah, Abang ke mess dulu. Kalau ada apa-apa cepat telepon Abang. Berani kan di rumah sendirian?" Tanya Bang Arma.

"Kenapa harus tidak berani? Pergilah sana temui istri Abang yang cantik..!!" Oceh Nadia kesal, wajahnya memerah membendung air mata. Nadia pun mendorong lengan Bang Arma agar segera keluar dari rumah dinas tersebut.

Tak ada perlawanan lagi, Bang Arma keluar dari rumah sedangkan Nadia menutup pintunya rapat.

Entah apa yang terjadi, hati Nadia merasa sakit dan sedih. Bagaimana bisa dirinya ikut dengan seorang Letnan yang telah beristri. Nadia merosot dan menangis sejadi-jadinya.

Sebenarnya Bang Arma tidak tega mengatakannya pada Nadia tapi sedikitnya, dirinya harus mengubah mental Nadia agar sedikit lebih bisa terbentuk untuk membela diri.

"Nadia kesal sama Abang. Kenapa Abang tidak bilang kalau Abang sudah punya istri. Nadia malu." Nadia sesenggukan sembari menarik gorden untuk menutup jendela luarnya.

Bang Arma membuang nafas berat. Senyumnya terasa pahit. 'Sabar ya dek..!!'

***

Nadia tertegun melihat Bang Arma membawa satu set pakaian kebesaran istri anggota lengkap dengan lencana dan nametag tertulis nama 'Ny. Nadia R. Armabar'.

"Pakai pakaiannya saja, tanpa nametag dan lencana..!!" Perintah Bang Arma.

Terlihat raut wajah kecewa Nadia. Itu berarti Bang Arma tidak menginginkannya, terbukti dari penolakan Bang Arma yang tidak mengijinkan dirinya memakai nametag dan lencana.

"Kenapa tidak ajak istri Abang saja?" Tanya Nadia.

"Ini di ajak.. bagaimana sih kamu." Jawab Bang Arma.

"Sudahlah.. Nadia nggak mau bicara sama Abang..!!!" Nadia melenggang pergi tapi kemudian Bang Arma meraih tangan Nadia.

"Sayang.. ayo kita ke Batalyon, sudah di tunggu komandan nih. Setelah menghadap komandan untuk minta ijin tinggal, baru Abang bisa tinggal disini sama kamu." Kata Bang Arma.

"Sayang.. sayaaang.. Bagaimana dengan istri Abang????" Omel Nadia tak tahan lagi dengan semua keadaan yang membuatnya pening.

"Ayo berangkat..!!" Ajak Bang Arma.

...

"Baiklah, segera selesaikan semua berkas pernikahan hingga tuntas dan jangan ada yang terlewat..!! Letnan Arma saya ijinkan tinggal di asrama karena sudah memiliki bukti yang kuat..!!"

"Siap Danyon. Terima kasih banyak atas kebijaksanaan nya." Jawab Bang Arma.

Nadia terbengong menatap wajah Bang Arma kemudian bergantian menatap wajah Danyon.

"Selamat ya Bu Arma."

"Ii_iya. Ehm. Maaf.. siap. Terima kasih Pak." Nadia sampai terbata-bata menjawabnya karena baru kali pertama bersikap formal.

:

"Apa maksudnya?"

"Ya begitu." Bang Arma rasanya tak habis pikir bagaimana caranya mengatakan pada Nadia tentang hal mudah dan ringan namun gadisnya amat sulit untuk mengerti keadaan yang ada.

"Begitulah bagaimana?? Bicara yang jelas. Apakah semua orang wajib memahami bahasa kalbu dari Abang???" Celoteh Nadia semakin gemas saja.

Bang Arma melenggang pergi sembari menghisap rokok lalu menghembuskan nya asal. "Welcome to Batalyon.. Nyonya Arma."

Sejenak Nadia terdiam lagi namun kemudian ia menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan.

"Serius, Bang?????" Nadia mengejar langkah Bang Arma dengan cepat.

"Kalau nggak serius mana bisa Abang bawa kamu sampai kesini." Jawab Bang Arma santai.

"Nadia istri Abang??" Tanya Nadia memperjelas.

"Hmm."

"Sungguh Bang????" Nadia kembali memastikan.

"Iyaa."

Wajah kaget Nadia tiba-tiba berubah menjadi penuh kelicikan.

"Minta uang lima puluh ribu..!!"

"Untuk apa?" Tanya Bang Arma sembari merogoh uang dari saku bajunya.

"Abang kan suami Nadia. Berarti Nadia boleh donk minta uang ke Abang setiap harinya. Hahaha, miskin.. miskin dah lu." Tawa nadia membahana sarat akan hinaan menyesatkan.

"Kamu minta berapa?"

"Satu setengah juta setiap bulan untuk belanja. Dua ratus ribu setiap minggu untuk Nadia dan satu juta uang cadangan." Kata Nadia.

"Deal..!!" Jawab Bang Arma cepat.

Sebenarnya untuk menyetujui permintaan Nadia adalah hal yang amat sangat ringan untuk pria yang memiliki sampingan usaha sekelas pemilik pengelolaan aspal dan usaha dalam bidang modifikasi mobil. Tapi hanya menjadi seorang tentara pun pastinya masih tetap mampu untuk menghidupi Nadia.

Jawaban Bang Arma rupanya cukup mengejutkan bagi Nadia, bagaimana bisa Bang Arma langsung menyetujui permintaan nya padahal dulu ia tau bahwa Bang Arma adalah pria sederhana yang tak punya apa-apa hingga satu rumah nya yang lebih mirip gubug sampai ambruk dan Bang Arma terpaksa menginap di rumahnya selama satu bulan hingga akhirnya takdir mengantarkannya pada profesinya saat ini.

"Serius??" Nadia membelalakkan matanya, hatinya lumayan kaget mendengar Nadia menyanggupi.

"Kapan Abang tidak serius? Bukankah kamu yang belum serius. Kapan Abang dapat anak perempuan??" Tantang Bang Arma membalik pertanyaan Nadia.

"Hmm.. ehmm.. itu, kapan ya Bang." Nadia menggaruk kepalanya bingung sendiri.

.

.

.

.

1
Mira Lusia
mbak nara yg judul ini pindah lapak po..udah lama kok blm up juga..kangen sama bang arma je..😅😅
Pipin Nurma
asli bikin ngakak..🤣🤣🤣🤣
Pipin Nurma
🤣🤣🤣🤣🤣🤣walah nyandu rupa e..
Novi Jahan
Luar biasa
Sri I
karya mu nggak pernah gagal thor
mudahlia
wkwkwkwkkwk sabar punya adek kelewat pulossssss
Mika Saja
Nadia.......
Ana
sk lnjut
Mira Lusia
suka sama pasangan dijudul ini..gak banyak drama2😊😊
Murni Zain
Nadia lg hamil dn lahirlah "Santani Bayu Biru" ☺🥰
Mira Lusia: masak sih sentani anak nadia sama bang arma..
NaraY_Kamanatha: Bang Rigo sm Bang Dhofir
total 4 replies
Mira Lusia
ya iya lah..ya kali kucing nyabrang meh digondheli buntute..nyungsep lahh
Mika Saja
😄😄😄😄😄Nadia bsk bsk jgn KB ya biar gak gendut🤭🤭
Nabil abshor
kokean ngumbe uyah baaaang,,,, 😅
Nabil abshor
🤣🤣🤣🤣🤣
Nabil abshor
eeeeeee lhaaaa yoooo,,,,,, 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Murni Zain
Emang krn capek mbk Nad, babang Arma langsung tidur💤😴.
Ratu Tety Haryati
Padatnya kegiatan, tubuh yang lelah, urusan ranjang yg tak seperti biasanya, salah paham, akhirnya saling menuduh ada main belakang🤦‍♂️
Ana
lnjut
Mira Lusia
masih malu2 aja nih abang..😁😁
Murni Zain
orang ya kelihatan kaku,seram tp hati bang hati baik.. mengayomi anggota.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!