Nayna yang berencana pulang kampung untuk mengisi hari liburnya justru harus mengalami hal yang sangat tidak ia inginkan. Menikah !! yaa di usianya yang sudah 26 tahun dia memang belum memiliki rencana untuk menikah, namun hari ini ia harus menikah.
"Dengan siapa?" Batin Nayna bertanya-tanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Sulistianingsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
"biar aku aja yang bawa kedapur"Ucap Nayna
"Kamu ya..."
"Yakin" Jawab Nayna, tegas
Nayna pun berjalan keluar kamar, Ada rasa khawatir dan takut dibenaknya, khawatir akan keselamatan dirinya sendirjnya, dan takut jika kucing Raka masih bersuara meow meow. Baru saja 3 langkah meninggalkan kamar Raka, Nayna menghentikan langkah kakinya dan memilih kembali.
"Kamu aja yang balikin deh, aku mau pipis" Ucap Nayna mencari alasan maupun sebenarnya Raka tau ia hanya beralasan, Namun Raka bersikap seolah olah tak tau apa-apa.
Nayna pun memposisikan tubuhnya disisi kanan ranjang Raka, Walaupun sudah kesekian kalinya tidur satu ranjang sama Raka, Tetap saja Nayna harus berjaga-jaga takut saja jika suatu hari terjadi hal yang tidak diingatkan.
Raka kembali ke kamar dengan membawa satu botol air mineral yang ia letakan diatas nakas kecil disamping kiri ranjangnya.
"besok Bi Jum yang akan bersihkan kamar mu" Ucap Raka
"siapa itu,"Tanya Nayna yang masih memaikan ponselnya
"istrinya pak Bayu" Jawab Raka
"oh"
"kalau gitu besok aku izin gak masuk ya" Ucap Nayna
"Alasan mu apa gak masuk?"Tanya Raka
"ya karna aku gak bisa ganti pakaian kerja, semua pakaian kerja ku ada di kamar,dan aku gak bisa masuk kekamar karna kamu"Jelas Nayna diujung pembicaraannya Nayna menunjuk Raka
"kenapa jadi salah ku?"Tanya Raka
"Alna kan kucing mu" Ucap Nayna
"biar besok Bi Jum yang siapkan baju mu" Ucap Raka
"Kalau kaya gitu semua orang tau dong kalau kita pisah ranjang" Jawab Nayna
"gak akan" Jawab Raka
Nayna melirik Raka yang sedang fokus membaca email, kacamata hitam melekat pada kedua mata Raka, wajahnya tampak serius semakin membuat Raka bersinar dimata Nayna
"Sadar Nay Sadar"Gumam Nayna menampar kecil kedua pipinya yang telah merah semu
"Kamu gak tidur?"Tanya Nayna
"sebentar lagi,masih baca 1 email lagi" Jawab Raka tanpa menatap Nayna
Nayna kembali memaikan ponselnya hanya sekedar membalas chat dari grup keluarga, atau hanya membuka tutup sosial media miliknya, Raka tampak mengembalikan laptop berada diatas nakas samping pintu dan segea berjalan dan duduk disisi kanan Nayna.
"aku mau tanya boleh?"Tanya Nayna yang terlihat hati-hati
"Tanya apa?"Tanya Raka yang tampak penasaran dengan pertanyaan Nayna terlebih Nayna bertanya dengan sangat hati-hati
"kenapa kamu takut gelap?"Tanya Nayna yang langsung to the point, Raka yang mendengar ucapan Nayna tampak terkejut, ekpresi wajahnya pun sangat susah diartikan oleh Nayna, pikiran Nayna kalut apa ia telah salah mengeluarkan pertanyaan bodoh itu, atau saat ini Raka sangat marah hingga akan membuatnya tidur diluar.
Raka menghembuskan nafas cukup berat, semakin membuat Nayna bertanya-tanya.
"Aku trauma" Jawab Raka menatap Nayna dengan tatapan sama
"Trauma kenapa?"Tanya Nayna dengan suara pelan
"Sudah malam, Lebih baik tidur"Ucap Raka
"oke"
"Matikan aja lampunya gak papa" Ucap Raka yang membuat Nayna tampak kaget
"kamu kan gak bisa tidur kalau gelap"Jawab Nayna
" Gak papa, Ada kamu" Jawab Raka memutar posisi tidurnya menghadap Nayna, Wajah mereka saling berhadapan.
"Yakin?"Tanya Nayna
"Hm" Ucap Raka
Nayna pun mematikan lampu kamar, suasana gelap pun menemani Raka dan Nayna Terlihat wajah tegang Raka Membuat Nayna merasa tak enak, Namun Raka selalu saja mencegah Nayna untuk menghidupkan Lampu.
"kalau gitu kamu bisa pegang tangan ku"Ucap Nayna menawarkan Tangannya untuk dipegang oleh Raka.
Namun Raka justru memeluk Nayna, Tubuh Nayna didekapkan kedalam pelukannya, wajah Nayna pun berseder di dada Raka, Nayna tampak terkejut melihat Reaksi Raka diluar dugaannya.
"lima menit" Ucap Raka
Nayna pun hanya dapat pasrah, entah kenapa terlintas rasa nyaman saat berada didekapan Raka, Namun ia harus segera membuang rasa itu cepat-cepat, rasa Trauma dan bayangan buruk masa lalu masih membekas diingatan Nayna, Membuatnya menjadi pribadi seperti sekarang ini, yang tidak percaya akan cinta sejati.
Raka melepaskan pelukannya, dan membiarkan Nayna satu jengkal lebih jauh darinya, Nayna menatap Raka memberikan ekpresi yang dapat dibaca oleh Raka
"aku gak papa" Jawab Raka menatap kedua netral coklat milik Nayna
Raka menggenggam erat jemari Nayna, dan terlelap disamping Nayna dengan terus menggenggam tangan Nayna.
Nayna yang masih terjaga menatap wajah Raka yang hanya berjarak beberapa centi saja darinya, keringat dingin terlihat dipelipis Raka, membuat Nayna menatap bingung.
"Raka, Bangun" Ucap Nayna
Namun Raka masih saja terlihat mengigau tak jelas
"Tolong" Ucap Raka disela-sela tidurnya
"Raka, Bangun" Ucap Nayna yang terlihat raut khawatir dari wajahnya
"Hei...istifar"Ucap Nayna saat melihat Raka telah bangun dari tidurnya, Raka pun beristifar
"Mimpi buruk ya?"Tanya Nayna mengambilkan air mineral yang beradaa dinakas dan memberikan kepada Raka
"apa setiap hari dia begini"Batin Nayna
"Aku mau cuci muka dulu" Ucap Raka, Nayna pun menyalakan lampu kamar agar menjadi terang, dan membuat Raka merasa nyaman
"kamu baik-baik saja kan?"Tanya Nayna yang ternyata mengikuti Raka ke kamar mandi
"keluar dulu" Ucap Raka dengan wajah yang terlihat sangat lelah
"kenapa? kamu loh cuma mau cuci muka aja" Jawab Nayna menolak untuk keluar dari kamar mandi
"aku mau pipis,mau ikut?" goda Raka, Nayna pun bergegas keluar kamar mandi dan memilih menunggu di depan pintu
Raka membasuh wajahnya dengan air dingin yang mengalir dari kran, wajahnya kini tampak lebih segar.
"Kamu gak papa kan?"Tanya Nayna saat melihat Raka keluar dari kamar mandi
"gak papa, udah malam ayok tidur" Ucap Raka, menggandeng Nayna dan menuntunnya untuk tidur, Raka menyelimuti Nayna hingga bahunya dan mematikan lampu.
"Gak usah dimatikan"Ucap Nayna namun diabaikan oleh Raka
"kenapa nih manusia masih aja gak mau cerita sih"Batin Nayna yang tampak kesal
Raka mendekapkan tubuh Nayna kedalam pelukannya, Membuat Nayna cukup terkejut, Namun rasa hangat yang ia rasakan, membuatnya tak berdaya untuk menolak.
"Kurang-kurangin jalan sama Nicko" Ucap Raka
"Hah..kenapa?"Tanya Nayna, Namun diabaikan oleh Raka
Entah karna apa, Nayna pun membalas pelukan Raka, membuat Raka tersenyum walau kedua matanya telah terpejam
"kamu gak mau cerita sama aku?"Tanya Nayna
"nanti"Jawab Raka
"Isss" Keluh Nayna yang tampak kesal dan melepaskan tangannya, berusaha menjauh dari Raka, Namun Raka mengeratkan dekapannya membuat Nayna tak bisa lepas dan memilih pasrah
"Hangat,seperti berada disamping Papa"Batin Nayna
"awal bulan, 4 bulan pernikahan kita mau kado apa?"Tanya Raka
"Tiket ke Singapura"Jawab Nayna
"Aku mau menghadiri wisuda Adik ku"Sambungnya kembali
"Besok ketempat Bude yok" Ucap Raka yang mengalihkan topik
"Kamu emang dekat sama Bude?"Tanya Nayna
"Aku udah 3 kali kesana tanpa mu, main kesana gak harus dekat dulu kan, toh mereka yang udah seperti orangtua sendiri" Jawab Raka
"oke" Ucap Nayna
👍❤️❤️❤️