Mengisahkan tentang perjuangan hidup seorang gadis bernama Anindyta Kailila .
Dalam menggapai cita-citanya dengan
keadaan hidup yang sederhana.
Bekerja sebagai asisten seorang model papan atas, merupakan batu loncatan baginya untuk mengais rupiah dengan tetap harus pintar membagi waktu mengurus ayahnya yang sakit.
Jangan tanyakan tentang kisah cintanya.
Sebab semenit saja, otak dan hatinya tak pernah kosong, karena perintah dari sang model yang selalu datang bertubi-tubi.
Namun, apalah dayanya jika ternyata kegigihannya bekerja justru mempertemukannya dengan seorang CEO yang ternyata kekasih sang model.
Bahkan perasaan mereka tidak dapat di bendung untuk saling jatuh cinta.
Mungkinkah seorang asisten mendapatkan cinta seorang presdir bahkan kekasih bosnya sendiri...?
Ikuti ceritaku " Di Balik Layar"
Semoga di sukai pembaca.
Salam santun
salam sehat untuk semua
🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmeLBy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28 : GAUN PENGANTIN UNTUK WINDA
Lama chat itu tidak mendapat balasan dari Anin. Sampai akhirnya. Darel juga memutuskan untuk keluar juga mencari udara segar di sekitar Apartemennya.
Anin yang sibuk nyetir tentu tidak sempat membalas chat dari Gerald. Setelah mereka mendapat tempat untuk makan malam. Barulah Anin membalas chat itu.
"Iya, aku tau maksudmu." Balas Anin
"Kenapa lama balas chatku"
Entah apa yg ada di kepala Anin. Tiba-tiba saja dia men-sharelok posisinya sekarang pada chat itu. "Maaf Bang, aku tadi lagi nyetir." Jawab Anin membalas Chat WA itu.
"Oke. Selamat menikmati kebersamaan dengan keluarga ya." Balas Darel lagi, sambil tersenyum nakal. Muncul ide di kepalanya untuk datang ke restoran yang di share Anin tadi.
Setiba di sana Darel nampak celingak-celinguk melihat keadaan sekeliling. Mencari tempat sekira ia dapat melihat Anin beserta keluarganya makan malam.
Dan akhirnya Darel pun dapat posisi di pojokan tidak jauh dari Anin berada. Namun tetap tidak bisa mendengar secara langsung, apa saja yang mereka bicarakan. Keluarga itu tampak rukun dan harmonis. Sesekali di lihatnya Anin menyuapi ayahnya, kemudian menyeka bekas kotoran di wajah sang ayah.
Nampak sekali Anin adalah sosok seorang yang penyanyang.
Sesekali Anin juga tampak berbagi lauk dengan lelaki muda yang duduk di hadapannya bersama wanita berkerudung. Darel juga beberapa kali terlihat mengambil foto Anin sekeluarga menggunakan hp yang ia gunakan sebagai Gerald. Darel tampak tersenyum sendiri melihat pemandangan itu. Pemandangan yang juga sering keluarga nya lakukan, saat mereka berkumpul. Sebab Darel pun berasal dari keluarga yang harmonis dan hangat.
Hanya kadang menjadi dingin, jika mereka membahas tentang wanita dan pernikahan Darel.
Entah lah, ada apa dengan hatinya. Yang sejak di tolak Felysia semacam jera. Yang di kejarnya hanya karier,
agar segera sukses dan kaya.
Dengan maksud ingin membeli penghinaan yang pernah Felysia lontarkan padanya. Namun anehnya, saat kini Felysia sudah di depan mata, Darel seolah cuek dan seperti mati rasa pada Felysia. Bahkan ia takut jika harus jatuh cinta pada wanita itu. Tapi, besar keinginan Darel agar wanita itu bertekuk lutut padanya, suatu hari nanti. Untuk membalas dendam sakit hatinya. Dan yang Darel tidak mengerti. mengapa Anin yang kini menjadi obsesinya. Sampai ia rela datang ke restoran ini, hanya sekedar memandang Anin dari kejauhan.
Dengan jarak demikian pun membuat hatinya bergemuruh. "Apakah ini cinta? Aku harus membuktikannya terus. Mungkin aku perlu memberi job lagi pada Felysia sekaligus Anin agar aku tau ketetapan hatiku. Yang mulai gundah memikirkan 2 wanita ini." Darel bermonolog di dalam hatinya.
Keesokan harinya
Anin sudah mendapatkan sebuah pesan teks dari Felysia. Bahwa untuk 1 minggu kedepannya jangan menghubunginya terlebih dahulu. Karena dia sedang bersama Dennis. Dan Anin hanya membalas dengan mengerti.
Anin bersama ayah, Jovan dan Winda yang baru saja pulang nyekar ke makam almarhumah ibunya. Mereka memperkenalkan calon istri Jovan dan meminta ijin restu akan melaksanakan pernikahan. Walau tentu tidak mendapat jawaban di sana, tapi mereka meyakini jika ibu pasti merestui dan ikut berbahagia dari alam sana.
Sesuai janji semalam. Anin dan Winda tampak keluar untuk berbelanja untuk memilih sovenir juga bahan untuk membuat kebaya pengantin untuk calon kakak iparnya tersebut.
Pilihan Winda jatuh pada kain Katun yang sangat menyerap keringat dan memberi kesan nyaman saat di pakai berwarna putih tulang untuk Jovan. Dan urusan detail modelnya ia percayakan pada Anin. Kemudian ia memilih kain organdi warna senada untuknya. Karena Kain itu berkilau lembut juga memiliki detail-detail renda juga rimpilan bunga bunga timbul 3 dimensi. Untuk bawahan ia juga memilih sebuah batik senada dengan kain yang nantinya akan melilit di pinggang mempelai pria.
Sebab, semalam ia sudah memilih desain yang di buat Anin yang sangat ia suka. Dengan kebaya berlapis warna kulit memberi kesan seksi dan transparan namun tetap menutup auratnya secara keseluruhan. Lalu Anin mengajak Winda ke Butik MJ untuk sekedar memastikan pilihan mute mute juga membeli tiara untuk aksesoris hijab yang akan di gunakan Winda nantinya. Anin langsung mengajak Winda ke lantai 3, sebab di sana lengkap aksesoris dan bahan mute lainnya. Di sana ia bertemu dengan Melati sang desainer senior. Tidak ingin menyia-yiakan kesempatan. Anin langsung saja menyodorkan desainnya dan berkonsultasi langsung dengan Melati.
Melati juga tidak begitu pelit dengan ilmu yang dimilikinya. Sehingga ia menjelaskan dengam detail bahan dan model yang sesuai.
Winda dan Anin terpukau dengan penjelasan Melati. Sebab tidak hanya model pakaian, bahkan sampai karakter tubuh dan wajah Winda pun di bahasnya tuntas dan jelas.
Anin sungguh mendapat pelajaran yang banyak hari itu. Dalam hati Anin bergumam.
"Sedetail inilah nantinya, saat penjurian gaun pengantin yang akan di lombakan. Setidaknya dengan ini, aku tau bagaimana cara pandang juri saat menilai hasil goresan dan gaun pengantin itu nantinya.
Tidak terasa sore telah menjelang. Anin dan Winda tampak lelah hampir seharian mereka tidak di rumah. Tetapi hati mereka berdua sangat puas. Winda bahagia tidak mengeluarkan banyak dana untuk kebaya nya dan Jovan. Namun ia yakin hasilnya akan maksimal. Anin pun tidak kalah senang mendapat kepercayaan membuat kebaya pengantin. Anggap saja untuknya berlatih menuju kompetisi yang sesungguhnya.
Setelah makan malam, Anin duduk sendiri di teras rumah sambil memeluk gitar kesayangannya. Belum sempat Anin menjentikkan jemarinya untuk memainkan gitar itu, dia lihat ada panggilan dari Felysia.
"Anin, kamu di mana?" sapanya
" Di rumah Fe, ada apa?"
"Bisa tolong aku Fe?"
"Tolong apaan..?"
"Kamu beli 1 ponsel baru, aktifkan sebuah nomor baru." Ujar Felysia
"Lalu...?" tanya Anin bingung
"Lalu kamu chat Darel. Seolah itu aku, kamu rayu n gombalin dia, kamu kasih perhatian 1x24 jam.
Supaya dia klepek klepek lagi sama aku."
"Merayu..ngegombal..?? Boro boro Fe, pacaran aja ga pernah... aaah ga mau ah." Tolak Anin yang tidak mengerti cara berpikir Felysia.
"Bisa.. harus bisa!! Kamu cari di google atau apalah jika kamu ga berpengalaman."
"Sulit Fe, kenapa ga kamu aja sih melakukannya sendiri"
"Aku ga bisa Anin. Ini aja aku nelpon kamu saat Papi Dennis keluar ketemu kliennya. Dia pencemburu Nin. Hape ku suka di periksa oleh dia. Kamu juga ga usah hubungin aku, kecuali aku yg nelpon kamu."
"Ya udah kamu putus aja sami laki orang itu, biar fokus sama Darel. Beres kan."
"Iya kalo Darel mau sama aku,. kalo ga gimana ? kan aku zonk jadinya."
"Aduuh..., ga mau ah. Aku nyerah aja soal beginian."
"Ini perintah Nin, mobil yang kamu pakai itu jadi milikmu deh kalo aku jadian sama Darel."
"Ya Tuhan Istigfar Fe. Itu Porsche Panamera loooh. Miliyard Fe. Jangan becanda."
"Ga masalah!! Asal aku dapat Darel. 10 jenis mobil mewah pun dia sanggup belikan untukku. Jika aku jadi istrinya. Aku sudah dapat data kekayaannya." Anin hanya terdiam, menyimak ketamakan Felysia.
"Anin... gimana?"
"Aku ga janji ya Fe... aku berusaha saja melakukannya dengan baik."
"Yess... pokoknya. Itu seolah aku yang begitu perhatian padanya. Jangan lupa tekankan jika di masa lalu aku khilaf menolaknya, dan aku begitu menyesal melakukannya."
"Oke Anin?"
"Aku paham"
"Gadis baik... muach. Bye Anin." Ucap Felysia mengakhiri pembicaraan melalui telepon itu.
Bersambung
...Segini dulu ya Readers.......
...Kira kira Anin bisa ga ya dapatkan hati Darel, sebagai Felysia...?...
...Mohon dukungannya 🙏...
...Komen kalian sangat autor harapkan lho...
...Kasih 👍💌✍️🌹...
...seikhlasnya yaa...
...Biar makin semangat...
...Terima kasih...
selamat membaca yaaak