DI BALIK LAYAR
Anindyta Kailila adalah seorang gadis hitam manis, berani, periang, rajin dan tidak mudah menyerah. Berusia 23 tahun lulusan sebuah Universitas di Surabaya jurusan Fashion Design.
Walaupun berkutat di dunia fashion namun tidak membuatnya tampil dengan modis.
Anin (begitu panggilannya) selalu membalut tubuhnya dengan baju-baju gombrong, celana atau rok panjang.
Ia selalu menyembunyikan lekuk tubuh sempurnanya di balik pakaian sederhana dan selalu rapi.
Selain menggambar dan mendesain busana, Anin juga memiliki kelebihan yaitu pandai memainkan gitar
dan memiliki suara yang merdu.
Sewaktu ia duduk di bangku SMP, Anin sudah kehilangan seorang ibu, yaitu Dini Kavindra. Beliau mengalami pendarahan hebat saat melahirkan adik bungsunya. Sebab, saat itu usia ibu Dini memang beresiko tinggi untuk mengandung. Dan benar saja, ibu dan adik bungsu Anin tidak dapat di selamatkan.
Sejak itu Anin hidup dengan ayahnya bernama Pujo Arseino. Beliau adalah karyawan biasa di sebuah perusahaan. Sedangkan kakak laki - laki Anin, bernama Jonvandra Arseino yang setelah menamatkan SMA nya, memilih mengikuti pendidikan untuk menjadi seorang Polisi. Dan kini, bertugas di sebuah Desa yang berada lumayan jauh dari Anin dan Ayahnya.
Hidup Anin jauh dari kata mewah. Ia berasal dari keluarga sederhana. Sebab ayahnya hanya lah karyawan biasa dan dulu ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.
Memiliki keluarga kecil dan sederhana tentu membuat Anin hidup sebagai pribadi yang rendah hati. Jauh dari kata sombong. Ia suka belajar, suka menolong dan juga rajin.
Saat Anin duduk di bangku SMK. Anin meminta ijin pada ayahnya untuk bekerja paruh waktu. Ia sangat pandai membagi waktu antara sekolah dan bekerja.
Ia di terima sebagai penjaga toserba. Yang terletak tak jauh dari rumahnya. Itu ia lakukan setelah pulang sekolah yaitu mulai dari jam 2 siang sampai jam 6 sore.
Pada malam harinya, ia kembali bekerja sebagai buruh cuci di sebuah warung tenda lalapan, mulai jam 7 sampai jam 9 malam. Letaknya pun tidak jauh dari komplek perumahan yang ia tempati.
Ayahnya, Pujo Arseino. Tidak dapat melarang keinginannya untuk bekerja paruh waktu. Karena besar keinginannya untuk mengumpulkan uang sendiri, demi dapat kuliah pada jurusan yang ia cita-citakan.
Anin benar benar ingin menjadi seorang perancang busana. Sebab, ia merasa sangat piawai dalam mendesain juga mematut-matutkan warna dan model pakaian. Apa lagi ia sekolah di SMK jurusan tata busana, sehingga ia dapat menggali potensi dalam dirinya dalam urusan desain.
Ayahnya hanya selalu mengingatkan nya. Boleh bekerja asal tetap menomor satukan sekolah. Ya..., walaupun pekerjaan serabutan nya waktu itu sangat tidak berhubungan dengan cita-cita dan pendidikannya.
Tetapi baginya asalkan itu halal dan tidak merugikan orang lain. Juga di ijinkan ayahnya. Maka, pekerjaan itu akan di jalankan nya dengan hati gembira dan penuh rasa syukur.
Setelah lulus SMK, tentu Anin langsung mendaftarkan dirinya pada sebuah Universitas ternama di kotanya Surabaya. Mengambil jurusan Fashion Design.
Tabungan Anin tentu tidak cukup untuk menyokong biaya kuliahnya. Dan, Anin tidak mempunyai waktu sebanyak dulu lagi. Untuk bekerja serabutan. Ia memilih fokus dengan kuliahnya, agar cepat selesai.
Bertepatan dengan selesainya kuliah Anin. Ayahnya pun pensiun. Karena ayahnya hanya karyawan biasa, maka pesangon pun tidaklah banyak.
Anin sangat bersyukur untuk waktu yang Tuhan atur kan untuknya. Sehingga, ia bisa menyelesaikan kuliahnya dengan tepat waktu.
Namun, tiba - tiba beberapa bulan setelah ayahnya pensiun dan kuliah Anin selesai ayahnya pun mengalami stroke. Yang membuat lumpuh setengah dari tubuh ayahnya tersebut.
Sehingga, kesibukan Anin bertambah yaitu merawat ayahnya yang hanya bisa berbicara namun tidak bisa bergerak seperti orang normal pada umumnya.
Telah dapat di pastikan, selain sudah tidak bekerja, di tambah lagi mengalami Stroke, tentu ayah Anin kini hanya menggantung hidupnya dengan Anin.
Jovandra kakak Anin, memang terkadang bisa membantu mengirimkan uang tapi ... tetap saja tidak dapat banyak membantu. Sebab, ia juga harus menata hidupnya sendiri.
Karena itu, berbekal Ijazah Sarjana Fahsion Design (S.Ds) nya. Ia melamar di sebuah Agency Models. Bukan sebagai model tentunya. Dan lamaran Anin tidak mengecewakan. Ia diterima sebagai pengarah busana seorang model papan atas bernama Felysia Lovita.
Jam terbang pemotretan Felysia sangat padat. Belum lagi dia baru saja di tinggal managernya, karena tidak suka dengan perangai nya yang cendrung manja. Maklum lah, Felysia berasal dari keluarga kaya. Sehingga dari kecil ia selalu di manja. Hidupnya bagai bermandikan uang, oleh kedua orang tua nya. Yaitu Ben Agusto dan Lolyta Anastasya.
Sepertinya, Felysia merasa nyaman berinteraksi dengan Anin.Sehingga ia meminta pada Anin untuk menjadi asistennya.
Anin yang pada dasarnya memang saat itu membutuhkan banyak biaya untuk membeli obat dan perawatan ayahnya. Tentu menyambut baik akan tawaran dari sang model. Namun, tidak serta merta begitu saja menerima nya. Ada beberapa syarat yang di ajukan Anin pada Felysia.
Selain honor yang besar, Anin juga menekankan pada masalah waktu bekerja. Yaitu Anin harus tetap menomor satukan urusan merawat ayahnya terlebih dahulu, baru setelahnya Anin bisa bekerja pada Felysia.
Felysia yang pada dasarnya adalah tipe orang yang malas untuk berpikir panjang. Langsung menyetujui semua syarat yang di ajukan oleh Anin.
Maka sejak saat itu, nampaklah pemandangan yang sehat. Dimana segala jadwal dan segala urusan Felysia, semua di tangani oleh Anin dengan cermat dan baik. Anin yang telah terbiasa sebagai pekerja keras pun tidak mengalami hambatan. Saat ia menjalani hidupnya sebagai asisten pribadi Felysia.
Felysia memang terlihat puas dengan cara kerja Anin. Walau kadang Felysia merasa geram saat Anin datang terlambat. Seperti pagi itu, ia hampir terlambat datang di lokasi pemotretan.
"Anin...!!! Ini semua gara-gara Anin. Aku hampir terlihat tidak profesional." Umpatnya dalam hati sebab diruang itu tampak semua sudah hadir.
"Felly...!! Cepatlah mengganti pakaianmu. Kita masih banyak jadwal hari ini." Ucap salah satu kru pada pemotretan itu.
Dengan langkah gontai dan wajah agak sedikit ditekuk, Felysia masuk ke ruang ganti. Dia kecewa atas keterlambatan Anin.
Namun, raut wajah itu segera berubah.
Ketika di lihatnya jejeran baju, sepatu, aksesoris lengkap dengan keterangan waktu pemakaian.
Telah Anin siapkan semuanya untuknya.
"Ayo... Felysia, cepatlah berganti pakaian.
Aku tidak punya waktu banyak untuk memoles wajah cantikmu itu...!!" ucap Derra si manusia setengah laki-laki dan setengah perempuan itu.
"Iya... bawel...!!" ucap Felysia sambil duduk pada kursi yang telah di siapkan Derra untuknya.
"Kamu, harus bersyukur punya asisten seperti Anin itu. Semalam ia lembur di sini, hanya demi mempersiapkan kostum mu untuk hari ini, sempurna sekali. Jangan sekali-kali kau melepasnya." Ujar Derra sambil mulai menepuk spon di wajah Felysia.
"Yaaa... aku pun merasakan sangat terlengkapi olehnya. Iya cerdas dan cekatan. Hanya... kadang terlambat begini, membuat aku kesal!!" jawab Felysia.
Belum sempat Derra melanjutkan obrolannya.
Terdengar suara kaki melangkah dengan terburu-buru.
"Maaf aku terlambat...!! Maafkan aku semuanya." Ujar seseorang menuju ruang ganti tersebut. Ya, yang datang itu adalah
Anindyta Kailila.
Bersambung
...Mohon dukungannya 🙏...
...Komen Positifnya...
...sangat autor harapkan...
...👍💌✍️🌹...
...Seikhlasnya...
...Terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
🌼EmeLBy🌼
iya salam kemal juga
selamat membaca yaaak
2024-11-18
0
Emi Asmiati
salam kenal thor...
2024-11-18
1
Imas Karmasih
salam kenal mampir thor setelah baca ciuman terahir
2023-05-11
1