Pernikahan nya dengan seorang duda beranak dua,menyisakan luka yang setiap hari nya di rasakan oleh Fifian,,sang mantan istri yang selalu membayangi rumah tangga nya membuat sang suami tidak perhatian pada nya..Di tambah lagi pekerjaan yang selalu menyibukan diri nya..
Ketikan Fifian meminta cerai barulah Alexander sang suami menyadari akan kesalahan nya..
Akankah Fifian memaafkan Alexander..???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dada_1407, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pintar Akting
"Mas, apa-apaan kamu. Turunin aku." teriak Fifian yang di naikan ke atas lemari oleh Alex
Alex menendang kursi sehingga Fifian tidak bisa turun. Kalau pun turun Fifian pasti terjatuh dan melukai kakinya sendiri.
Alex berkacak pinggang dan menatap istrinya. Lalu tertawa melihat Fifian yang memaki-maki dan menyumpah serapah nya.
"Kurang ajar kamu, Mas.cepat mas Balikin kursinya." pinta Fifian
"Tinggal loncat aja, bisa kan?" ledek Alex
Fifian juga ingin loncat, tapi dia tidak ingin kaki nya cidera, besok dia masih ada interview dengan dua perusahaan.
"Balikin kursinya, Mas."
Alex menghela napas panjang dan wajah berubah serius.
"Oke, aku turunin kamu,tapi setelah itu kita bercinta."
Fifian berdecak. Entah sejak kapan suaminya jadi jail begini.
"Kenapa sekarang kamu mau banget bercinta dengan aku. Kemana aja selama tiga tahun ini, Mas?" tanya Fifian
"Selama tiga tahun kapan kamu minta seks? Nggak pernah kan? Kamu juga terlihat nggak peduli sama aku. Kamu cuma peduli sama anak-anak." ucap Alex
"Kapan aku nggak peduli sama kamu, Mas. Aku menyiapkan keperluan kantor,aku menyiapkan sarapan untuk kamu, aku juga beberapa kali membantu kamu mengurus pekerjaan kantor. Nggak usah cari cari alesan deh, Mas. Nggak usah membalikkan kenyataan nya seolah-olah aku yang jahat."
"Oke fine, kamu melakukan semua itu untuk aku dan aku berterima kasih. Terima kasih juga sudah mengurus anak-anak aku dengan baik. Tapi yang aku maksud, kamu nggak pernah menunjukkan ketertarikan sensual dengan aku?"
"Aku udah coba kasih kode sama kamu tapi kamu yang nggak peka, Mas. Aku pakai baju seksi, kamu nggak peduli dan malah bilang nanti aku masuk angin dan menyuruh aku ganti piyama panjang. Aku pura-pura ketinggalan handuk dan berharap Mas mengantar ke kamar mandi lalu mandi bareng sama aku. Tapi apa kenyataan nya... Mas nggak peduli dan cuek. Sampai aku jadi insecure sendiri. Aku pikir aku memang jelek dan nggak menggoda, karena itu aku berhenti ngasih kode kode gak jelas karena aku nggak mau sakit hati."
"Ohh jadi itu kode," Alex meringis. Dia benar-benar nggak tau, ternyata itu kode istri nya.
"Ya makanya sekarang nggak usah pakai kode. Kalau mau langsung ngomong." tambah Alex
Fifian menatap jengkel suaminya.
"Iya, aku akan ngomong langsung. Sekarang aku nggak mau berhubungan badan dengan kamu. Jadi turun kan aku dari atas lemari, Calon Mantan Suami."
"Apa....calon mantan suami?" ucap Alex kaget mendengar sebutan yang di lontarkan fifian pada nya
"Ya, karena setelah ini kita akan bercerai."
Alex mengepalkan tangan, "TURUN AJA SENDIRI KALAU BISA!"
"MAS. MAS ALEEEXXX..!!!!"
"AKU NGGAK DENGER. AKU MAU JEMPUT ΑΝΑΚ-ΑΝΑΚ."
Alex keluar dari kamar sambil mengangkat kedua tangan.
****
"ARGGG sial," di sisi lain Febi sedang mengerang kesal.
Rasanya dia ingin mendatangi rumah Alex dan mencekik Fifian sampai mati. Wanita itu benar-benar licik. Entah apa yang Fifian katakan sampai Alex patuh seperti itu. Untuk pertama kali nya selama enam bulan ini Alex menyuruh dirinya pulang.
"Kamu pikir aku bakal diem aja Fifian. Nggak akan. Kita lihat aja, Fifian, Sekarang aku akan membiarkan kamu menikmati momen bahagia yang hanya sesaat ini untuk menyambut penderitaan panjang kamu ke depan nya.."
"Jadi orang jangan jahat-jahat kenapa sih."
Febi menoleh ke belakang, matanya membulat terkejut melihat adik nya sudah ada di ambang pintu.
Harusnya tadi Febi mengunci pintu, biar Si Adik yang menurut nya ini nyebelin,nggak akan masuk sembarangan. Meskipun mereka kakak adik,tapi mereka jarang akur.
Febi tidak pernah menyukai Yaris. Yaris lebih membela fifian dari pada dirinya.
"Kapan kamu pulang?" tanya Febi..
"Perhatian banget, sejak kapan nih kakak tersayang aku seperhatian ini sama adik nya" ledek Yaris
Febi langsung memutar bola mata malas.
"Kalau kamu ke sini cuma mau mengajak berantem, mending kamu pergi sana. Ganggu aja."
Yaris berdecih, "Aku juga sebenarnya males bicara sama kamu."
"Ya terus kamu mau ngapain di sini." tanya Febi ketus
Yaris menutup pintu dan bersandar di tembok sembari menatap serius kakak nya.
"Apaan sih! Nggak usah sok sinis gitu deh."
"Mau sampai kapan jadi pelakor? Punya harga diri nggak sih?"
"Jangan sembarangan kamu ngomong . Fifian sendiri yang bilang dia mau cerai. Lagian aku juga nggak ada niat mau balikan sama Mas Alex. Aku hanya ingin menghabiskan sisa umur aku sebelum meninggal."
"Terus kapan mau meninggalnya?"
Febi melotot, "Kamu tanya begitu seolah-olah kamu ingin kakak kamu cepat mati!"
"Aku tanya, kok sewot. Dokter bilang kapan kamu mati?"
Febi langsung diam. Dia sedang berusaha meredam amarah nya yang sudah naik ke ubun-ubun
Jangan sampai dia hilang kendali dan melempar adik sialannya ini dari lantai dua.
"Gimana? udah ada jawaban nya...Kapan matinya? Sebulan lagi, dua bulan lagi,lima bulan lagi, satu tahun lagi atau kapan?"
"Tiga bulan lagi. Tiga bulan lagi aku akan operasi dan dokter bilang itu operasi antara hidup dan mati."
Yaris mengangguk-angguk.
"Kenapa kamu jahat sekali dengan kakak kamu sendiri. Kakak kamu sedang sakit, tapi kamu nggak menunjukkan simpati Sama sekali."
"Tentu aja aku pasti simpati kalau kamu memang beneran sakit. Tapi entah mengapa firasat-ku mengatakan kamu pura-pura sakit."
Febi langsung gelagapan. Namun sebisa mungkin dia terlihat tenang.
"Kenapa kamu tega ngomong gitu, hiks," seperti biasa jika Febi sudah terdesak, Febi akan mengeluarkan jurus terampuh nya yaitu menangis.
"Kalau kamu nggak peduli ya sudah, tapi jangan menuduh orang yang sedang berjuang untuk sembuh dengan tuduhan menyakitkan itu." tambah Febi dengan wajah pura-pura nya
"Waaahh, setahun nggak ketemu, akting kamu semakin bagus ya, Kak," Yaris bertepuk tangan, benar-benar salut dengan kakak nya.
"Kamu belajar akting dari mana sih? Aku juga mau dong belajar akting, biar semua orang mengasihani aku."
"Ada apa ini?" Rianti tiba-tiba muncul bersama Bian.karena Mendengar suara keributan, Rianti yang baru pulang dari acara pesta teman nya langsung menghampiri kamar putrinya.
"Mama, hiks."
Rianti langsung memeluk putri kesayangan nya.
"Baru sehari pulang, kamu sudah membuat kakak kamu nangis," sentak Rianti kesal.
"Dia aja yang lebay mah," Yaris memutar bola mata malas dan langsung keluar dari kamar Febi
Inilah alasan Yaris malas pulang ke rumah. Pasti bakal ada drama menyebalkan di rumah. Dan semua drama itu disebabkan oleh kakak nya sendiri.
Dulu Yaris sangat menyayangi Febi. Yaris senang sekali memiliki kakak perempuan, namun seiring berjalan nya waktu, sikap Febi jadi berubah. Dia hanya baik padanya saat ada Bian dan Rianti. Lalu semakin lama, Febi semakin keterlaluan, Febi seolah ingin memonopoli kasih sayang ayah dan ibunya.
Febi sering memfitnah Yaris, suka tawuran, bolos dan keburukan lainnya, ayah dan ibunya tidak percaya lagi padanya. Sering dituduh nakal,sekalian saja Yaris jadi cowok nakal. Lalu satu tahun kuliah di Indonesia, papanya langsung menyuruh nya melanjutkan kuliah di luar negeri.
*****
Padahal lagi seru-serunya🥺🥺