Belenggu Cinta Pria Beristri

Arzelo tidak terima saat wanita yang menculiknya itu terus menghina Mommynya. Sedikit banyak Arzelo paham apa yang diucapkan wanita itu, karena Daddynya sudah lebih dulu menjelaskan.

Hanya saja bocah tetaplah bocah, sejenius apapun tetaplah Arzelo tidak terlalu paham konflik yang terjadi anatara wanita itu dan Mommynya. Pasalnya urusan orang dewasa itu terlalu ribet, menurutnya. Namun yang jelas Arzelo paham jika wanita itu iri pada Mommynya dan ingin menyingkirkan Mommynya dari hidup Daddynya.

Semua penculik itu tidak tahu jika Arzelo sudah berhasil melepaskan ikatan tangannya. Namun bocah tampan itu pura-pura terikat supaya mereka lengah.

Saat ketiga penculik itu mulai lengah, Arzelo berniat untuk mengambil sesuatu dari saku celananya. Namun tiba-tiba...

Brakkk

Semua orang yang berada di ruangan itu sangat terkejut saat tiba-tiba saja seseorang yang mereka nanti kedatangannya muncul di hadapannya.

"𝘔𝘰𝘮𝘮𝘺!"

Arzelo yang hendak mengambil sesuatu dari saku celananya, perlahan mengurungkan niatnya. Bocah tampan itu kembali pura-pura terikat, dan wajahnya dibuat seperti ketakutan saat Hazelle menatap kearahnya.

"𝘒𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘫𝘢𝘳, 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘢𝘬𝘶 𝘬𝘦𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶!"

Dengan napas yang memburu, wanita cantik itu mengepalkan erat tangannya. Matanya menatap tajam Annette yang juga tengan menatapnya dengan raut terkejut.

"𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪? 𝘛𝘢𝘱𝘪?" Annette tidak bisa menyembunyikan keterkejutan nya. Ada perasaan curiga kenapa Hazelle berada di sana, namun wanita itu dengan cepat menepis kecurigaannya. "𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘣𝘢𝘨𝘶𝘴𝘭𝘢𝘩, 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢𝘸𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪."

"Lepaskan putraku! Kenapa Kamu menyekapnya, Mbak?"

"Tentu saja, karena aku ingin melihat orang yang sudah menghancurkan rumah tanggaku menderita," ucap Annette dengan senyum smirk nya.

Hazelle menatap putranya dengan sendu. Hazelle sangat takut jika ucapan Annette akan membuat putranya sedih dan merasa malu memiliki Mommy seperti dirinya.

Hazelle merasa bersalah pada putranya, karena Arzelo harus mengetahui kenyataannya di saat seperti ini. Putranya itu pasti kecewa karena Mommynya tidak sebaik yang Arzelo pikirkan. Bahkan Arzelo harus lahir di luar pernikahan, dan itu pasti menyakiti hati putranya.

Tanpa Hazelle tahu, Arzelo sudah lebih dulu mengetahui semuanya itu dari Daddynya. Kaivan bahkan sudah menjelaskan pada putranya itu, jika Mommynya adalah wanita baik-baik. Jika suatu saat nanti Hazelle memberitahu Arzelo, Kaivan berharap putranya itu tidak menyalahkan Mommynya.

"Itu semua salahku, tidak ada hubungannya dengan putraku!" Geram Hazelle. "Sekarang, aku sudah di sini. Kumohon, lepaskan putraku!"

Hazelle tidak tega melihat wajah sedih Arzelo. Pasti putranya itu sangat ketakutan, karena harus mengalami semua ini. Dan ini semua terjadi karena kesalahan Hazelle di masa lalau.

"Tidak semudah itu! Aku ingin putramu itu tahu jika ibunya seorang pelakor, perusak rumah tangga orang!"

"Cukup! Kumohon hentikan!" Hazelle sudah menitikkan air matanya. Wanita itu tidak sanggup jika putranya harus mendengar semua yang Annette katakan.

Walaupun Hazelle sebenarnya tidak yakin putranya itu akan memahami ucapan Annette. Namun entah kenapa Hazelle merasa putranya itu memiliki kepekaan yang tinggi, Hazelle yakin putranya itu paham, dan akan menyalahkannya nantinya.

"Kenapa? Apa Kamu takut jika putramu itu tahu, kalau ibunya perusak rumah tangga orang?" Annette sengaja menekankan semua kalimatnya, supaya Arzelo mendengar kenyataan yang sebenarnya.

Hazelle hanya bisa menangis tak kuasa lagi menahan laju air matanya. Apa yang Annette ucapkan itu sangat melukai harga dirinya, apalagi wanita itu mengatakannya di depan putranya.

Namun, ingin menyanggah pun Hazelle tak mampu, karena dalam hati kecilnya, Hazelle mengiyakan apa yang Annette ucapkan.

Annette tersenyum puas melihat wanita yang sudah merusak kebahagiannya itu menangis. "𝘐𝘯𝘪 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘢𝘱𝘢-𝘢𝘱𝘢, 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘬𝘪𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪!"

"𝘕𝘦𝘯𝘦𝘬 𝘴𝘪𝘩𝘪𝘳 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘔𝘰𝘮𝘮𝘺𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘪𝘴." Arzelo mengepalkan erat tangannya, ingin sekali bocah tampan itu memberi pelajaran pada nenek sihir yang sudah membuat Mommynya itu menangis.

Namun Arzelo tidak ingin Mommynya mengetahui apa yang selama ini Arzelo sembunyikan darinya.

"𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪 𝘯𝘦𝘯𝘦𝘬 𝘴𝘪𝘩𝘪𝘳 𝘪𝘵𝘶 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘫𝘢𝘳𝘢𝘯. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘤𝘢𝘳𝘢𝘯𝘺𝘢?" Bocah tampan itu terlihat berpikir keras. "𝘚𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘥𝘦!" Seringai tipis muncul di wajah tampan bocah polos itu.

"Awwww... tanganku sakit!" Arzelo meringis memperlihatkan wajah penuh kesakitan nya.

"Kamu kenapa, Sayang?" Hazelle dengan reflek menghampiri putranya yang kesakitan. Namun...

"Stop! Mommy jangan kesini! Aku mau wanita itu yang ke sini!" Arzelo menunjuk Annette dengan dagunya.

Deg

Hazelle menatap nanar wajah datar putranya yang dengan terang-terangan sudah menolaknya. Air mata pun kembali merembes dari sudut mata coklatnya.

Hazelle merasa teramat sakit, ini adalah penolakan pertama dari putra yang selama ini Hazelle sayangi seumur hidupnya.

"𝘈𝘱𝘢 𝘒𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪 𝘔𝘰𝘮𝘮𝘺, 𝘕𝘢𝘬? 𝘔𝘢𝘢𝘧𝘬𝘢𝘯, 𝘔𝘰𝘮𝘮𝘺. 𝘔𝘰𝘮𝘮𝘺 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘔𝘰𝘮𝘮𝘺!"

Annette tersenyum puas, ternyata rencananya berhasil. Annette sengaja ingin membuat Arzelo membenci Mommynya sendiri, supaya dirinya dengan mudah menggantikan posisi Hazelle sebagai ibunya.

Dan perlahan-lahan bocah tampan itu akan membujuk Daddynya untuk menjadikan Annette sebagai ibu sambungnya.

Annette berjalan menghampiri Arzelo yang duduk di bangku dengan tangan terikat, wanita itu menekuk lututnya dan bersiap untuk membukakan ikatan tangan Arzelo.

Jleb

"Ahhhhh... apa yang Kamu lakukan?" Annette meringis sambil memegang tangannya yang mengeluarkan banyak darah.

Arzelo tersenyum smirk menatap puas wajah kesakitan nenek sihir di depannya. Namun bocah tampan itu dengan cepat mengembalikan ekspresinya sebelum Mommynya menyadarinya.

"Tante kenapa jahat sekali?" Arzelo menatap Annette dengan mata yang berkaca-kaca. "Tante sengaja mau menyakitiku kan? Tapi pisau kecil itu malah terkena tangan Tante sendiri."

"Kurang ajar! Dasar bocah licik!" Annette melayangkan tangannya pada Arzelo. Namun sebelum tangan itu menyentuh pipi mulus Arzelo, seseorang lebih dulu berhasil menghalanginya.

Brugh

"Arrggghhhttt...."

𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥