pernahkah kamu berpikir untuk lari dari penikahan yang tidak ada dalam daftar rencanamu?! Hal itulah yang kini ada dalam pikiran Arinda Anindira, terbesit pikirannya untuk kabur dari pernikahannya bersama Daniel Arsenio.
Bagaimanakah cara Daniel seorang CEO yang sangat dingin meluluhkan dan mendapatkan cinta Arinda?
ikuti terus kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cacasakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep. 28.
Tampak raut tidak suka dari wajah Sinta, dia merasa iri dengan Arin yang selalu mendapatkan Klien besar.
“ Sin, karena besok Arin berangkat ke pulau MK. Jadi kamu nemenin aku untuk meeting ama Arebeon corp. Ntar Arin yang jelasin secara rinci ke kamu” kata Cantika
Si**an, gue jadi gantiin dia. Bagus juga dia pergi sekalian aja nggak usah balik lagi, sebenarnya Ogah banget gue gantiin dia, tapi nggak pa-pa deh. Gue dengar big boss Arebeon corp. Ni orangnya tampan banget. Kesempatan gue buat dapet ikan besar guman Sinta dalam pikirannya.
“Baik mbak, ntar Sinta akan koordinasikan dengan Arin” kata Sinta.
“Aku serahin semuanya sama kamu Rin,” kata Cantika berjalan kembali ke ruangannya di lantai tiga.
“Baik mbak, Sinta akan koordinasikan dengan Arin” kata Sinta.
“Aku serahin semuanya sama kamu Rin,” kata Cantika berjalan kembali ke ruangannya di lantai tiga.
“Baik mbak” Arinda mengangguk hormat pada Cantika. Arinda dan Sinta duduk di meja kerja Arinda, dengan teliti Arinda menjelaskan semua rencana serta ide-ide yang sudah mereka diskusikan.
***
Langit kini telah diselimuti gelap malam dengan taburan bintang dan bulan yang menghiasi. Sesudah melaksanakan kewajibannya, Daniel duduk di balkon kamarnya sambil menyelesaikan beberapa pekerjaanya di laptop, Memeriksa beberapa email dari smartphone miliknya.
Tok....tok...tok...
Daniel terlalu asyik dengan benda persegi panjang di tangannya, sehingga tidak menghiraukan suara ketukan pintu kamarnya.
Darren mengetuk pintu kamar daniel berulang- ulang kali, tapi pintu kamar Daniel tidak kunjung terbuka.
Apa Dan sudah tidur? Guman Darren dalam pikirannya, dia pun membuka pintu kamar Daniel dan tidak mendapatinya di tempat tidur kingsize milik Daniel.
Mungkin dia di kamar mandi? Guman Darren kembali. Saat Darren akan mengecek kamar mandi dia melihat Gorden kamar Daniel tertiup angin, Darren menatap pintu balkon yang terbuka.
“Dan...” panggil Darren pada Daniel yang sibuk dengan smartphonenya.
“kak Darren, sejak kapan kakak di sini?”
“Sejak lu sibuk dengan laptop dan ponsel lu. Ada hal yang ingin gue omongin ama lu Dan!” Darren duduk di salah satu bangku di balkon kamar Daniel
“Ada apa kak?”
Darren menatap Daniel masih sibuk membalas email dari klien.
“ini soal Amanda!” Darren langsung berbicara pada intinya. Daniel berhenti mengetik di ponsel pintarnya menatap kakaknya kini.
“Kak, apa Lu udah mikirin segalanya? Apa dia pantas untuk menjadi bagian keluarga kita?” Daniel menatap kakaknya dengan intens
“Maksud lu Dan?”
“gue nggak ingin nantinya lu akan menyesal kak, jangan sampai demi cewek lu ngorbanin keluarga kita” Daniel mengingatkan Darren untuk memikirkan kembali
“gue udah tahu semuanya Dan” Daniel menatap kakaknya.
“Dan lu nggak usah khawatir karena Gue kenal Amanda, walaupun Alexa...” Darren diam saat melihat raut wajah Daniel mulai berubah
“Sorry Dan, bukan maksud gue bikin lu kesal. Tapi walau bagaimanapun Amanda tidak ada sangkut pautnya dengan cewek itu. Amanda dan cewek itu sudah sangat lama tidak pernah bertemu, gue harap lu nggak akan bersikap seperti tempo hari saat bertemu dengannya”
“Kak, jika itu sudah menjadi keputusan lu. Gue hanya bisa mendukung lu, segala sesuatunya pasti lu udah pikirin masak- masak” Daniel berdiri dekat teralis balkon menikmati pemandangan malam. Kedua tangannya di masukkan kedalam kantong celana panjangnya.
Darren menyandarkan Tubuhnya ke teralis balkon.
“Dan, apa lu masih ingat sewaktu kita masih kecil? Lu sangat suka nyari masalah di luar sana dan akhirnya kita berdua menyelesaikan masalah yang lu buat” Darren mengingat kenangannya bersama Daniel.
“Jika lu ada masalah jangan pernah ragu untuk cerita pada gue. Gue akan selalu ada buat bantuin lu” kata Darren
“Tapi sekarang bagaimana lu akan bantuin gue kak, karena lu akan segera terikat dengan cewek yang lu sayangi”
Darren mendengar candaan Daniel tersenyum.
“Sialan lu, secepatnya lu juga cari pendamping lu. Jangan hanya lu pacari dua benda tu aja” sindir canda Darren pada Daniel yang gila dengan kerja.
“Brengsek lu kak, udah mau nikah juga masih sempat sempatnya lu nyinyirin gue” Daniel menepuk lengan kakaknya.
“Sudah malam, sebaiknya lu istirahat. Gue juga mau istirahat”
Darren melangkah keluar dari kamar Daniel. Senyumnya terus mengembang senang telah menyelesaikan kesalahpahamannya dengan Daniel.
Daniel hanya bisa menghela nafasnya, semoga lu bahagia kak, gue harap lu nggak akan menyesal dengan keputusan yang lu buat guman Daniel dalam hati.
***
Mentari pagi menampilkan dirinya perlahan lahan muncul dari peraduannya. Menyirami bumi dengan sinarannya yang hangat di pagi itu, Arinda sudah bersiap bersama teamnya untuk berangkat menuju bandara INM Internasional.
Arinda menggeret koper kecilnya menuju keberangkatan pesawat yang sudah di pesan oleh nyonya Meiling untuk membawa Arinda dan teamnya menuju kota LK setelah itu melanjutkan dengan kapal menuju ke pulau MK.
“gilaaaaa jet pribadi cuy” anggota team satu begitu takjub dan kagum melihat jet pribadi mewah milik keluarga Xuan.
“Bisa puas gue selfie-selfie ni” anggota team kedua merogoh smartphone miliknya untuk mulai selfie.
“hei....tungguin gue dong, gue juga mo ikutan selfie “ anggota team yang lain langsung ikutan untuk selfie.
“Halooo....kita disini bukan buat selfie – selfie an...kenapa pada selfie sih? Fokus dong, guys” Arinda mengingatkan teamnya untuk fokus dengan pekerjaan mereka.
“ hehehehe.... boleh dong sekali – sekali kita refreshing mbak” kata anggota team satu cengengesan.
“Tapi kali ini kita semua pergi untuk bekerja, bukan refreshing guys. Ntar kalo udah kelar tugas kita di sana, Baru kita refreshing. Ayo semuanya pada masuk, sudah waktunya berangkat” Arinda mengajak anggota teamnya untuk masuk ke pesawat jet.
Di saat yang sama, Daniel dan Ansel menuju ke Pearl Star Wo&Eo untuk jadwal meeting. Senyuman smirk terus tergambar di wajah Daniel membayangkan wajah kaget Arinda.
Mobil Mercedes Benz-Maybach S 560 terpakir di beranda lobi Pearl Star Wo&Eo, salah seorang bodyguard Daniel membuka pintu untuk Daniel yang di iringi oleh Ansel.
Para kaum hawa terpana melihat sosok Daniel dan Ansel yang berjalan ke arah meja resepsionis.
Resepsionis bername tag Tina hanya termenung menatap dua sosok pemuda di depan meja resepsionis.
“pagi...” Ansel menyapa sambil menjentikkan tangannya di hadapan wajah Tina.
“ii....iii....ya selamat pagi, ada yang bisa saya bantu tuan” tina tergagap
“Apakah nona Cantika ada?” tanya Ansel, Daniel menatap ke sekeliling loby itu.
“Maaf sebelumnya, anda dari perusahaan apa?” tanya Tina
Para kaum hawa masih senantiasa memperhatikan Daniel yang acuh tak acuh.
“Tuan Daniel!!!!” sapa Cantika yang baru saja turun tangga untuk memastikan jika perwakilan dari Arebeon Corp. Telah datang.
“Nona Cantika” sapa Daniel sambil mengulurkan tangan pada Cantika untuk berjabat tangan.
Ansel menyerahkan kartu nama pada Cantika, begitu Cantika sebaliknya. Mata elang Daniel mencari – cari perempuan yang sudah membuat malu dirinya.
“Silahkan tuan” Cantika mempersilahkan Daniel dan Ansel untuk mengikutinya ke ruang meeting
***************
jangan lupa like, vote dan tipnya.....😊😊😊
( Π_Π )