NovelToon NovelToon
Transmigrasi Arisya : Menjadi Single Mom

Transmigrasi Arisya : Menjadi Single Mom

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Single Mom / Anak Kembar / Kelahiran kembali menjadi kuat / Crazy Rich/Konglomerat / Balas dendam pengganti
Popularitas:15k
Nilai: 5
Nama Author: eli_wi

"Kalian siapa? Kenapa perut kalian kecil sekali? Apa kalian tidak makan?" tanya seorang perempuan dengan tatapan bingungnya, dia adalah Margaretha Arisya.

"Matanan tami dimatan cama cacing," ucap seorang bocah laki-laki dengan tatapan polosnya.

"Memang tami ndak dikacih matan cama ibu," ceplos seorang bocah laki-laki satunya yang berwajah sama, namun tatapannya sangat tajam dan ucapannya sangat pedas.

"Astaga..."

Seorang perempuan yang baru bangun dari tidurnya itu kebingungan. Ia yang semalam menyelamatkan seorang wanita paruh baya dari pencopet dan berakhir pingsan atau mungkin meninggal dunia.

Ternyata ia baru sadar jika masuk ke dalam tubuh seorang perempuan dengan status janda bernama Naura Arisya Maure. Setelah menerima keadaan, ia berupaya mengubah semuanya. Namun kedatangan orang-orang di masa lalu pemilik tubuh ini membuat semuanya semakin rumit.

Bagaimakah Arisya bertahan pada tubuh seorang janda dengan dua orang anak? Apakah Arisya bisa kembali ke tubuh aslinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eli_wi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Tuyul

Kalian siapa?

Masa sih bukan tuyul?

Mukanya kaya tuyul semua, cuma bedanya ini pakai baju. Ya walaupun bolong-bolong,

Kenapa baju kalian kumal sekali?

Wajah juga kusam, apa kalian nggak mandi?

Badan kalian juga kecil, seperti tidak pernah dikasih makan.

Arisya terus melontarkan kalimat dan pertanyaan yang membuat kedua bocah kembar itu kesal. Dua orang bocah kembar laki-laki itu merasa bahwa sosok perempuan di depannya ini seperti sedang hilang ingatan.

Keduanya bingung harus melakukan apa. Perempuan bernama Naura Arisya Maure yang berada di depan mereka itu sering mereka panggil Ibu. Saat ini Ibu mereka sampai tak mengenali keduanya.

"Kalian siapa? Kenapa perut kalian kecil sekali? Apa kalian tidak makan?" tanya Arisya lagi namun dengan tatapan lebih lembut. Apalagi sedari tadi mereka sama sekali tak menjawab pertanyaannya. Arisya berpikir jika keduanya takut padanya.

"Matanan tami dimatan cama cacing di pelut matana ndak bica gemuk," ucap seorang bocah laki-laki dengan tatapan polosnya, dia adalah Gheovani Maure.

"Memang tami ndak dikacih matan cama ibu," ceplos seorang bocah laki-laki satunya yang berwajah sama dengan Gheo. Namun tatapannya sangat tajam dan ucapannya ceplas-ceplos. Dia adalah Theodore Maure.

"Ibu lupa cama kami? Ibu lupa talo belum kacih kita matan?" tanya Theo dengan tatapan bingungnya.

"Ibu? Aku belum punya..."

Aaaa...

Ibu...

Brugh...

Arisya memegangi kepalanya yang terasa sakit tiba-tiba. Beberapa memori tentang pemilik tubuh ini masuk ke dalam ingatannya. Sedangkan dua bocah kembar laki-laki bernama Gheovani Maure dan Theodore Maure itu panik. Lebih tepatnya hanya Gheo saja, pasalnya Theo hanya diam menatap sosok yang biasa dipanggilnya Ibu itu.

"Astaga... Jahat sekali mereka. Awas saja, aku takkan membiarkan mereka bahagia di atas penderitaanku dan anakku." batin Arisya setelah mendapatkan ingatan dari pemilik tubuh aslinya. Namun ia sedikit sedih karena ternyata jiwa asli pemilik tubuh ini sudah meninggal dan digantikan olehnya. Entah sementara atau selamanya.

"Ibu tidak apa-apa?" tanya Gheo dengan pelan sambil mengelus lembut tangan Arisya. Arisya baru mengetahui jika perempuan yang anak kembar panggil Ibu itu mempunyai nama yang mirip dan panggilan sama.

"Ya, Ibu baik-baik saja. Mungkin efek kemarin Ibu jatuh makanya kepala sedikit kepentok dan sedikit lupa ingatan," jawab Arisya dengan sedikit gugup setelah sadar dari lamunannya.

"Pelasaan Ibu kemalin ndak jatuh. Olang Ibu hanya demam caja," ucap Theo dengan tatapan curiga.

"Astaga... Mukanya seram amat itu bocah satu. Mana sedari tadi nggak senyum dan sekali ngomong udah kaya penginterogasi handal," gumam Arisya yang kini harus lebih berhati-hati saat bicara dan bersikap.

"Sebelum demam, paginya Ibu jatuh dan kepentok kepalanya. Makanya sedikit lupa," Arisya memberi alasan sambil memegang kepalanya agar mereka berpikir jika ia memang sedang pusing.

"Theo, ndak ucahlah nuduh olang sembalangan. Ladi pula Ibu ladi cakit dan balu bangun. Nanti talo tidul lagi, kita ndak matan lho.," Gheo membela sang Ibu agar kembarannya itu tak lagi membuat Arisya terpojok.

"Anak yang baik,"

Arisya mengelus lembut rambut Gheo. Ia sudah mendapatkan semua ingatan dari pemilik tubuh yang bernama sama dengannya itu. Ia akan membalas perlakuan kejam dari mantan suami dan mertuanya. Theo yang melihat kembarannya diusap rambutnya, hatinya merasa sedikit cemburu.

Naura Arisya Maure atau biasa dipanggil Arisya, dia adalah seorang single mom alias janda setelah resmi bercerai 2 bulan yang lalu. Perlakuan kejam suami miskinnya dengan membuat usaha sembako dan furniture milik mendiang orangtuanya bangkrut.

Setelah bangkrut, mantan suami menjual rumahnya. Namun sampai saat ini belum laku karena Arisya tak mau menandatangi surat-surat rumah yang masih atas namanya itu. Arisya kabur dan bersembunyi di salah satu rumah. Lebih tepatnya Arisya tinggal di gubuk samping kandang sapi milik tetangganya.

Kruk... Kruk...

"Eh... Suara apa itu?" Arisya sedikit melirik ke arah Gheo yang memegang perutnya.

"Aish... Pelutna ndak bica diajak tomplomi," gumam Gheo pelan sambil menepuk perut kecilnya.

"Tami belum matan cejak kemalin Ibu demam dan ndak banun-banun," Theo menjelaskan mengapa sampai suara perut Gheo terdengar.

"Astaga... Maafkan Ibu. Ayo kita cari makanan apa saja yang bisa dimakan," Arisya langsung bangkit dari posisi duduknya di atas ranjang rakitan bambu.

"Mau cali temana? Kita ndak puna uang buat beli matanan," tanya Theo menghentikan langkah dari Arisya.

Arisya menepuk dahinya pelan. Di tubuhnya saat ini, ia hidup sangat kekurangan. Semua aset dan harta yang tertinggal masih dikuasai oleh mantan suaminya. Bahkan untuk tidur dan sembunyi saja, mereka tinggal dari belas kasihan tetangga. Rencana apa saja yang akan dilakukan, dipikirkannya nanti. Yang penting dia dan kedua anaknya saat ini kelaparan lagi.

"Beras? Nggak ada sedikit pun ya di sini?" tanya Arisya dengan pandangan kebingungan. Padahal ia sudah tahu kalau selama ini hanya bekerja serabutan. Bahkan kemarin tidak bekerja hingga uangnya habis.

"Ndak ada, Ibu." Gheo menjawab dengan muka memelasnya.

"Kita pinjam Bu Rahma dulu saja ya. Setidaknya hari ini kita makan, habis itu biar Ibu yang pikirkan bagaimana caranya dapat uang."

Arisya memilih untuk meminjam beras atau apapun itu untuk makan kedua anaknya. Ia tak menemukan apapun untuk bisa dimakan di gubuk ini. Beruntung dia mendapatkan ingatan dari Arisya asli sehingga tahu mana orang baik dan tidak.

***

"Permisi, Bu Rahma."

Tok... Tok... Tok...

Ceklek...

"Eh... Arisya..."

"Bagaimana keadaanmu? Dari kemarin kamu dan anak-anak nggak kelihatan di sini. Ibu juga nggak sempat ke sana karena cucu ibu datang," tanya Ibu Rahma yang terkejut dengan kedatangan Arisya dan kedua anaknya.

"Baik, Bu. Tapi anak-anak..."

Emm...

"Nenet, kami lapal. Boleh minta belasna cedikit caja?" Gheo yang sudah terlanjur kelaparan langsung mengungkapkan tujuannya. Padahal Arisya sedang menyusun kalimat untuk meminta tolong pada Ibu Rahma.

Astaga...

"Maaf, Bu. Kemarin Arisya demam, jadi tak bisa bekerja. Jadi anak-anak belum makan dari kemarin. Saya ke sini mau minta tolong, pinjamkan beras atau kentang untuk makan Gheo dan Theo." ucap Arisya menjelaskan keadaannya saat ini.

"Kenapa kalian nggak ke sini kemarin? Theo, Gheo... Kalau butuh bantuan langsung ke sini."

"Ayo masuk, kalian bisa makan di sini sepuasnya." Ibu Rahma langsung menarik tangan Theo dan Gheo untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Arisya, kenapa diam saja di depan pintu? Kamu mau jadi satpam di rumah Ibu?"

"Eh... Iya, Bu."

Pakaiannya lusuh dan sedikit bau, bahkan ia belum mandi dari kemarin. Masuk ke rumah orang dengan kondisi begini, membuat ia risih dan tak enak hati. Saking paniknya mengetahui Gheo dan Theo belum makan, membuat ia lupa segalanya.

"Harusnya tadi mandi dulu. Masa seorang dokter, bau dan kumal begini sih?"

"Udah jadi janda aja nih aku. Padahal sebelumnya belum pernah nikah dan iya-iya. Tapi sekarang malah udah punya dua anak,"

"Gimana kabar Ibu ya? Ah... Aku udah mati apa belum sih sebenarnya?" gumam Arisya dengan berbagai pertanyaan dan penyesalan yang bersarang di dalam pikirannya.

1
Ayudya
Hay sang pencuri hati janda.ternyata kamu benar benar membuktikan akan melindungi Arsya ya
Dewiendahsetiowati
Ricko bisa-bisanya jadi tukang ojek🤣🤣
Mom Yuzfan
sepertinya mereka emg jodoh 😂😂😂😂
PengGeng EN SifHa
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

KOK ISO²NE DADI MANG OJEK TO KOOOOOOOOO RICKOOOO
Ita Xiaomi
Makin hari Ricko makin absurd😁
Ita Xiaomi
Diamankan dulu tuh seluruh harta sebelum ada yg lihat atau datang.
༄𝑓𝑠𝑝⍟Lisa𝓜§
org pertama koment jadi thor tolong lah update 2 episode lagi hari ini please
Penulis Eli: diusahakan ya kak 🙏😊
total 1 replies
Dewi kunti
ayo siapa yg mau ikut🤣🤣🤣🤣🤣🤣
༄𝑓𝑠𝑝⍟Lisa𝓜§
lnjut thor
Ayudya
ayo ricko cepet lamar tu arisya
Ayudya
oh ayolah ricko jangan gede di gengsi ntar ibu nya Theo ma gheo di ambil orang
Miu Miu 🍄🐰
malu tapi mau apa bagemane ni rik
༄𝑓𝑠𝑝⍟Lisa𝓜§
hahahahhaha
lucu banget theo dan gheo
lanjut thor please
PengGeng EN SifHa
BUAHAHHAHAHAHAHAHAHAHHAHA🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

ke SKAK sama anak kecil iniJUDULNYA👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏
Ita Xiaomi
Apalah kamu tuh Ricko jaim benar😁
Dewiendahsetiowati
Ricko gengsinya Segede gaban
Ayudya
lah ricko tinggal bilang aku jatuh cinta dan sayang kamu aja susah banget 🤭🤭🤭🤭
Ita Xiaomi
Mulutnya Ricko lancar banget berucap tanpa filter.
Ita Xiaomi
Tante Nayra udah mengklaim klo si kembar itu cucunya😁
Ayudya
lah yg lagi cemburu🤭🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!