NovelToon NovelToon
Lelang Perawan With Mr. Zico

Lelang Perawan With Mr. Zico

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Roman-Angst Mafia
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Neoreul

“Aku sudah membelimu, jadi menurutlah. Patuhi semua keinginanku! Kau hanya budak di sini, tidak ada pilihan lain selain menuruti semua yang kukatakan!” Zico Archiven berkata pada seorang gadis cantik yang baru dibelinya dari tempat pelelangan.

Zico Archiven adalah seorang Tuan Muda generasi penerus dari keluarga Archiven di Italia. Dia adalah pebisnis sukses yang mempunyai beberapa usaha yang tersebar di seluruh dunia. Tak hanya jadi pebisnis sukses, dia juga menjabat sebagai ketua Mafia warisan dari sang Ayah yang sudah meninggalkannya lima tahun yang lalu.

Zico mempunyai kelainan aneh, dia tidak suka melihat wanita yang terlahir dari keluarga kaya raya. untuk itu dia mencari seorang budak untuk dijadikannya sebagai tempat pelampiasan hasr4tnya.

Bagaimana kelanjutan kisah Zico? Saat melihat gadis budaknya, Zico merasakan sesuatu yang beda. Dia seperti pernah melihat gadis tersebut. Siapakah gadis itu? Rahasia apa dibalik rasa penasarannya itu? Baca selengkapnya di sini, ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neoreul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 22 Menyerahlah !!!

Keesokan harinya di markas Kamboja, Aurora masih terikat di ruang bawah tanah. Kondisinya masih lemas dan terlihat tidak berdaya. Terdengar suara lirih keluar dari bibir gadis cantik itu.

"Haus sekali!"

Aurora membuka kedua matanya secara perlahan. Kondisi sekitar sangat gelap gulita. Sesekali dia mendesis merasakan tubuhnya yang sakit.

Saat Aurora mencoba bergerak, terdengar suara rantai bergemerincing. Ternyata dia diikat sambil berdiri. Kedua mata Aurora masih memindai ke seluruh ruangan. Dia ingin mencari celah cahaya, tapi yang ada hanyalah kegelapan.

"Apa aku akan mati di sini?" gumam Aurora dalam hati.

Aurora memejamkan lagi matanya, tak lama kemudian masuklah Nicco dengan pakaian yang rapi. "Good morning, cantik! Bagaimana dengan tempat barumu? Apa kau merasa nyaman di sini? Apa kau menyukainya?"

Nicco berjalan mendekati Aurora yang terlihat sinis. Pria itu tersenyum menyeringai. "Wajahmu ini sungguh sombong sekali! Apa kau pikir bisa lepas dari tempat ini? Bagaimana jika hari ini kita bermain-main dulu? Apa kau sudah siap bersenang-senang denganku?"

Aurora menatap datar pria yang ada di depannya. Tatapan itu justru membuat Nicco tertawa keras. "Kau benar-benar tidak mempunyai rasa takut. Aku kagum padamu, tetapi apa kau akan terus bertahan jika aku lakukan sesuatu?

"Pengawal bawa ke sini alat itu." Nicco memanggil anak buahnya yang membawa sebuah alat setrum modifikasi siap untuk dimainkan.

"Kau tahu ini alat apa? Hari ini aku akan membuatmu lebih berg@irah." Senyum seringai terus ditampilkan oleh Nicco. Senyum jahat itu terlihat sangat menakutkan.

Alat setrum sudah dinyalakan, Nicco berjalan mendekati Aurora. Dalam gerak cepat dia menyetrum bagian perut gadis yang diikat rantai itu.

Aurora menjerit kesakitan, tubuhnya terasa sakit dan gemetar hingga terasa kebas. Jeritan itu membuat Nicco sangat senang. Dia terus menyetrum bagian tubuh yang lain secara brutal.

Jeritan Aurora terdengar sangat menyakitkan. Napasnya tersengal seperti nyawa akan meninggalkan raga. "Tuan, tolong berhenti. Saya tidak akan kabur, saya akan menurut dan patuh. Jangan bunuh saya!"

"Apa? Apa kau bilang? Bukankah kau sudah siap untuk mati? Kau lebih memilih menderita daripada mengkhianati Zico si pecundang itu. Inilah yang kau mau, jadi jangan salahkan aku jika bertindak kejam." Nicco kembali menyetrum tubuh Aurora yang sudah lemas.

Dia menyentuh bagian dada dan pinggang. Efek setruman itu membuat Aurora pingsan. Dia tidak bisa menahan rasa sakit. Nicco sangat murka saat melihat Aurora diam.

Pria itu mencengkram kuat kedua pipi Aurora. Dia menampar wajah itu agar sadar kembali. "Bangun, aku belum puas menyiksamu! Bangun, dasar j@lang tidak berguna. Bangun! Cih, kau membuatku muak!"

"Pengawal, lepaskan rantainya. Bawa dia ke kediamanku!" perintah Nicco pada anak buahnya.

"Baik, Tuan." Para pengawal itu melepas rantai yang mengikat tangan Aurora. Setelah itu mereka membawanya pindah ke rumah pribadi Nicco.

****

Di tempat lain, Zico sedang bersiap untuk berangkat ke Kamboja. Dia membawa seluruh anggotanya untuk berjaga-jaga ketika ada gencatan senjata.

"Fedric, bagaimana sinyal yang muncul kemarin? Apa sudah terlihat lagi?" tanya Zico pada asisten kepercayaannya.

"Saat ini masih belum, Tuan. Saya juga tidak mengerti mengapa sinyal itu bisa ... Tunggu, baru saja ada notif jika sinyal itu keluar lagi. Masih ada di tempat yang sama, Tuan," jawab Fedric penuh keyakinan.

"Baiklah, cari lebih rinci alamat tersebut. Sebaiknya kita berangkat hari ini. Sebelum menyerang aku perlu mengamati dulu daerah sana. Aku tidak ingin gagal beroperasi." Zico mengeluarkan titahnya.

Fedric segera bersiap mengumpulkan semua anggotanya. Zico berusaha mendapatkan Aurora kembali karena kejeniusannya yang jarang dimiliki oleh orang lain.

Zico juga bekerja sama dengan relasinya yang ada di Kamboja. Dia mendapatkan sedikit informasi rahasia dari sana. Setelah persiapan sempurna, Zico dan seluruh anggotanya meninggalkan markas Sphinx Organization.

Kali ini Zico bergerak di jalur resmi, sehingga dia mendapatkan bantuan dari Asosiasi HAM. Segala pergerakannya diatur secara hati-hati agar tidak menyulitkan nantinya.

Semua orang sudah sampai di Bandara. Zico bergerak di jalur khusus agar mendapatkan hak istimewa saat perjalanan. Perjalanan membutuhkan waktu belasan jam.

Saat berada di pesawat, Zico mengatur formasi dengan Fedric. Dia tidak ingin niatnya ini diketahui oleh orang luar. Jadi, dia harus teliti dan tepat sasaran.

****

Keesokan harinya.

Di sebuah kamar yang luas dan besar, Aurora masih terbaring lemas di atas ranjang. Dia masih setengah sadar sejak hukuman dari Nicco. Tenaganya tidak cukup kuat untuk bangun dari tempat tidur.

Kondisi itu membuat Nicco emosi, dia membangunkan Aurora dengan menjapit kuku di tangan lentik itu. "Kau wanita tidak tahu diri, aku membawamu ke sini bukan untuk bermalas-malasan. Bangun!"

Aurora menjerit kesakitan lagi, air matanya menetes membasahi pipi. Darah mengucur dari ujung jari, tangisan itu membuat Nicco semakin puas. Dia merasa tertantang untuk menyakiti lebih sadis lagi.

Nicco mencengkram kuat pipi Aurora. Wajah bengisnya itu terlihat sangat menakutkan. "Aku bilang bangun, kau pikir wajah cantikmu ini mampu memikatku? Aku bukanlah Zico yang gila akan wanita cantik. Aku bisa lebih kejam, tidakkah kau tahu berapa ratus nyawa yang sudah ku hilangkan dari dunia ini? Semua yang melawanku akan mati. Termasuk kau juga!"

Aurora tidak lagi menitikkan air mata. Dalam kepalanya hanya berpikir bagaimana caranya untuk mengalahkan Nicco. Akhirnya dengan tubuh lemas, Aurora bangkit dari tempat tidurnya. Dia berjalan sempoyongan menuju ke kamar mandi.

"Cepat bersiap, lima menit lagi ikut aku keluar. Tempatmu bukanlah di sini, aku akan membawamu ke neraka yang sebenarnya," ucap Nicco penuh penekanan. Setelah itu, dia keluar dari kamar tersebut.

Di dalam kamar mandi, Aurora mengumpulkan seluruh tenaganya untuk bisa berdiri tegak. Dia mencuci tangannya yang berlumuran darah dengan air yang mengalir.

Aurora menahan rasa sakit itu dengan sekuat tenaga. Setelah bersih, dia mengambil plester di kotak P3K untuk membalut lukanya.

"Aku harus menurut dulu sampai aku menemukan celah untuk kabur. Tubuhku sangat sakit sekali, bekas setruman kemarin pun masih terasa nyeri," gumam Aurora dalam hati.

Selesai membalut luka, Aurora berganti pakaian. Dia harus cepat keluar sebelum Nicco kembali. Di depan pintu, ada dua pengawal yang menunggu. Mereka ditugaskan untuk membawa Aurora ke tempat kerja.

Kedua pengawal itu sangat kasar. Mereka menyeret Aurora yang tidak bisa berjalan cepat. Meski begitu, tidak membuat Aurora menyerah. Dia menguatkan diri untuk rencana besar.

Sesampainya di luar, pengawal itu mendorong Aurora masuk ke dalam mobil. Di kursi belakang sudah ada Nicco yang sudah menunggu. Dia tidak melirik sedikitpun gadis yang ada di sampingnya itu.

Mobil berjalan meninggalkan rumah mewah tersebut. Aurora duduk dengan tenang sambil menahan rasa sakit. Di sepanjang perjalanan Aurora memerhatikan jalanan yang memang sangat sepi. Pandangannya sedikit kabur efek dari kepalanya yang pusing.

Sekitar setengah jam, mereka memasuki kawasan hutan yang lebat. Mobil menerobos masuk ke dalam tanpa petunjuk jalan setapak atau apa pun. Aurora hanya bisa melirik saja. Dia mengingat setiap jalan dan tanda yang dilewatinya.

Akhirnya, mobil sampai juga di tempat tujuan. Di dalam hutan tersebut ada sebuah bangunan yang besar dan sangat luas. Pintu gerbang dari besi yang kuat menjulang tinggi.

Pintu itu terbuka lebar dan memperlihatkan pemandangan yang sangat menyeramkan. Terdengar banyak sekali teriakan dan jeritan orang yang kesakitan. Aurora merasa berdebar, dia merinding saat melihat beberapa dokter sedang mengambil ginj4l orang di tempat terbuka dan dengan alat seadanya.

"Selamat datang di neraka yang sesungguhnya. Pilihan ada di tanganmu, kau menurut padaku atau memilih jalan lain seperti yang kau lihat di sana!" ucap Nicco tanpa perasaan.

Aurora merasa mual saat melihat darah mengucur dari tengah lapangan itu. Dia menahan napas hingga suara Nicco menyadarkannya.

"Keluar, dan jalanlah sendiri! Aku tidak ingin melihat orang yang malas," ucap Nicco dingin.

Aurora berjalan di belakang Nicco yang masuk ke dalam bangunan yang hampir mirip rumah sakit itu. Kedua matanya melihat ke sekeliling dan banyak sekali mayat yang tergeletak di bawah pohon.

"Apa yang kau lihat ini adalah bukti jika aku tidak pernah bermain-main. Di balik ruangan inilah, perjalananmu dimulai. Sekarang pilih, kau mau bekerja sama seperti mereka atau mati secara keji? Silakan pilih, waktumu tidak lama," kata Nicco sambil memperlihatkan kondisi dalam ruangan.

"Apa pekerjaan saya, Tuan? Saya ikut bekerja saja?" tanya Aurora, dia terpaksa karena tidak ada jalan lain.

"Pekerjaanmu adalah menjadi scammer dengan mencari member sebanyak-banyaknya. Jika kau tidak mendapatkan member sesuai target, maka akan ada hukuman untukmu. Pasti kau tahu hukuman apa yang akan kuberikan. Paling ringan adalah disiksa, paling berat adalah mati secara keji seperti yang kau lihat tadi," jawab Nicco dengan senyum seringai.

Aurora menelan ludahnya, dia mengangguk tanda setuju. "Saya akan bekerja dengan baik, Tuan. Saya akan melakukan pekerjaan dengan baik."

"Bagus, jika kau melakukan kesalahan tentu saja akan ada hukuman. Kau bisa lihat dalam ruangan ini, itulah hukuman bagi para wanita yang keras kepala." Nicco membuka tirai yang ada di sampingnya.

Tirai terbuka dan memperlihatkan ada banyak sekali pria bertubuh besar sedang mengg4uli seorang wanita dengan sangat brutal.

Aurora mengepalkan tangannya, dia sangat membenci pemandangan itu. "Suatu hari aku akan menghancurkan semua ini. Aku akan menjatuhkanmu dasar psikopat gil4."

1
026
keren makasih update nya thor
026
lanjut kak semangat update di tunggu kelanjutan nya.
026
kapan up lagi padahal aku nungguin, tiap baca cerita para author yang lain ,pasti pantau cerita author tapi gak ada bab baru.
026
Kok belum update lagi ya Thor di tungguin dari kemarin. semangat update thor
026
lanjut thor ❤️❤️❤️
026
ceritanya bagus saya suka, lanjut thor tetep semangat update ❤️❤️❤️
026
maraton ya thor
026
hai kak salam kenal
pecinta COGAN 💋: halo, Kak. semoga suka, ya🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!