NovelToon NovelToon
Debar Indah Untukmu Tuan Penolongku

Debar Indah Untukmu Tuan Penolongku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:222
Nilai: 5
Nama Author: ewie_srt

zahratunnisa, gadis berparas ayu yang sedang menempuh pendidikan di Dubai sebuah musibah menimpanya, hingga akhirnya terdampar di amerika.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ewie_srt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

enam

Mata zahra terbelalak tak percaya, nominal yang masuk dalam rekeningnya membuat gadis itu mengerutkan keningnya keheranan. Zahra sudah biasa mendapatkan beasiswa, namun besaran yang masuk ke rekeningnya ini sungguh di luar nalarnya, nominal yang sangat bombastis 2 digit yang gendut.

Zahra mengira mungkin saja ada kesalahan, dengan lincah jemarinya membuka daftar kontaknya, dengan tenang zahra mengetikkan pesan untuk pria itu, mungkin saja pangeran ommar dan kementeriannya melakukan kesalahan.

Mata zahra menatap layar ponselnya tak percaya, balasan pria itu hanya memberikan emot tersenyum tanpa kata-kata yang lain. Zahra semakin kebingungan, dan ekspresi wajahnya itu tak luput dari perhatian adiba yang baru masuk.

"kenapa ra?, biji matamu sampai hampir keluar begitu?"

Zahra menggeleng bingung,

"sini deh..." lambainya memanggil adiba yang semakin terlihat penasaran.

"kamu juga dapat beasiswa dari kementrian pangeran ommarkan?"

Adiba mengangguk, duduk di sebelah zahra yang lesehan di lantai.

"apa besarannya sampai 2 digit?" tanya zahra dengan tatapan penuh selidik, adiba menggeleng cepat.

"yah nggaklah.."

"tuhkan..aneh banget tahu,trus nomor rekening yang mengirimiku, bukan nama kementerian loh"

Adiba tersenyum penuh arti, senyum simpulnya sungguh mengganggu zahra yang terlihat blingsatan.

"ada 2 nomor rekening yang mengirim uang ke aku.."

"itu sudah dipastikan ra, pasti yang besaran nominalnya wow, pasti dari pria tampan itu" ujar adiba dengan santainya, ia beranjak menuju tempat tidurnya. Membuka jilbab dan meletakkan tasnya di meja.

"kamu tadi kenapa buru-buru, sampai nggak nungguin aku?, apa karena itu?"

Zahra menganggukkan kepalanya, wajah cantiknya terlihat cemas.

"aku takut adiba"

"takut apa?" mata adiba memicing penasaran, gadis itu sedang menyalin pakaiannya dengan pakaian santai.

"aku takut, kalau ini ada efeknya. Feeling aku bilang, pangeran ommar beneran menyukaiku" mata Zahra semakin terlihat risau, adiba yang sudah berganti pakaian, duduk di atas kursi belajarnya,menatap zahra sangat serius.

"telat feelingmu nak" ujarnya sok cool,

"sejelas itu pangeran tampan nan rupawan bernama ommar alhassan menyukaimu dan kamu baru menyadarinya"

"waduhhh...gimana dong ini?" wajah Zahra semakin terlihat menyedihkan.

"kamu aneh deh ra!, kenapa setakut itu di sukai pria?" mata adiba yang memicing sembari mengerutkan keningnya,yang memang terlihat sangat penasaran.

"atau..jangan, jangan..."

"jangan, jangan apa?" sambar zahra cepat, wajahnya terlihat sebal.

"jangan, jangan kamu suka perempuan yah?"

"ihhh, ngaco kamu" tukas zahra sewot, mata indahnya terlihat sangat kesal, ditambah adiba malah tertawa ngakak melihat reaksinya.

"menurutmu gimana nih?, haruskah aku transfer balik tanpa ngomong ke dia atau gimana menurutmu?"

"nggak sopan ra, kalau iya itu rekening dia, kalau bukan gimana?, menurut aku, lebih baik kamu ajak ketemuan, tanya mau dia apa sebenarnya?"

"aku takut adiba.." geleng zahra lemah,

"aku takut, terlalu sering bertemu dengannya, akan membahayakan hati dan imanku"

"whaaat?" mata adiba membelalak, ia menelisik wajah zahra. Apakah gadis ini barusan mengakui perasaannya.

"kamu takut ragu maksudmu?" tanya adiba penuh selidik, zahra menganggukkan kepalanya,

"aku takut, terlalu sering bertemu. Bisa-bisa nanti hatiku goyah, aku takut memiliki perasaan yang sama dengannya, sementara kamu sendiri tahu, aku punya prinsip"

Adiba manggut-manggut, sepertinya paham, bibirnya yang mengerucut, seraya mengetuk-ngetukan jarinya di dagu.

"aku bingung jadinya ra, terserah kamu aja deh, gimana baiknya"

Zahra tertegun bingung, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan dengan uang beasiswa yang nominalnya sangat bombastis itu.

######

2 hari zahra biarkan beasiswa itu mengendap dalam rekeningnya, zahra belum berani menyentuhnya, ia harus tahu darimana uang itu berasal, salah-salah menggunakan, zahra bisa di tuduh pencucian uang.

Zahra berjalan dengan lambat, kali ini Zahra sendirian menuju asramanya, adiba sedang ada keperluan di kedutaannya. Tadi Zahra menawarkan diri untuk menemani gadis manis yang periang itu. Namun adiba menolak, katanya ditemani olehnya yang sedang galau mendingan sendirian.

Zahra menatap layar gawainya yang baru berbunyi, notifikasi pesan dari ibunya. Membuatnya mengerutkan kening

[kok pas-pasan banget sih ra, uang jajan untuk fadli nggak kamu sisihkan sedikit], zahra menggeleng kesal, bagaimana bisa ibunya mengetikkan kalimat seperti itu kepadanya, apakah ibunya berpikir kalau ia di Dubai punya kantong ajaib yang bisa menciptakan uang.

[rara nggak punya lebih bu, rara di sini kuliah bu, bukan bekerja] zahra membaca lagi pesan itu, sekesal-kesalnya zahra pada ibunya, rasanya sangat tak tega mengatakan hal seperti itu pada ibunya.

Zahra menghapus pesannya tadi, akhirnya ia hanya mengetikkan emot jempol dan kata 'secepatnya bu'.

Zahra hampir memasukkan ponselnya ke dalam tas laptop, ketika panggilan dari pangeran ommar membuatnya terkesima, seakan pria itu tahu bahwa Zahra sedang memikirkannya. Tiba-tiba saja pria itu menghubunginya terlebih dahulu.

["hallo, assalamualaikum"] sapa zahra sopan, zahra mencari tempat strategis untuk menerima panggilan itu.

["saya di depan, zahra mobil warna hitam"] tukas pria itu setelah membalas salam zahra, Zahra celingukan mencari mobil yang di maksud pangeran itu. Mata Zahra tertuju ke arah porsc*e cay*nne yang lampu depannya seperti memberi kode dengan 2 kali kedap-kedip.

["saya ingin bicara padamu, bisakah kamu ikut saya?"]

Zahra berdiri, namun ia belum beranjak. Ada rasa ragu menyelusup ke dalam hatinya,

["saya bawa supir Zahra"] ucap pria itu seakan tahu keraguan zahra. Akhirnya gadis itu mengangguk setuju, ia menghampiri mobil mewah itu, setelah memasukkan ponselnya ke dalam tas. Seorang supir membuka pintu belakang, mempersilahkan zahra untuk masuk.

Zahra duduk dengan sopan di samping pria penuh pesona itu, tatapan pria itu membuatnya jengah. Zahra menatap jalanan yang terasa terik, entah apa yang pria ini katakan pada supirnya, karena pangeran ommar berbahasa arab dengan supir yang sudah agak berumur itu.

Tapi sepertinya pangeran ommar meminta supir mengantarkan mereka ke sebuah gedung yang sangat besar, walau Zahra tak bisa berbahasa arab dengan aktif, dengan membaca nama yang tertulis di bangunan itu, Zahra tahu gedung yang mereka tuju ini sepertinya sebuah perpustakaan.

"saya sengaja mengajakmu kemari, di sini sepi pengunjung, jadi kita bisa bicara dengan tenang" ujar pria itu, ketika mobil yang membawa mereka memasuki area parkir. Zahra mengangguk, baginya dimanapun pria itu akan mengajaknya bicara ia tak akan keberatan, selama masih di fasilitas umum.

Zahra mengikuti langkah pria itu, memasuki lobby perpustakaan, kali ini pria itu memakai thawb pakaian khas pria arab, atau sering disebut kandura, dengan keffiyeh di kepalanya, dengan agal berwarna hitam. Aura wibawa pria itu membuat Zahra merasa sungkan untuk berjalan di sisinya.

Zahra dengan tenang berdiri tanpa bersuara di belakang pria itu yang berbicara dengan petugas perpustakaan, dan lagi-lagi Zahra tidak begitu memahami, karena mereka berbicara dengan bahasa arab, pria itu mengajak zahra menuju kelantai atas, dengan diantar petugas tadi ke lift. Petugas itu melirik Zahra sekilas, namun Zahra memilih mengabaikan tatapan penuh selidik itu. Baginya yang terpenting saat ini, ia harus menyelesaikan urusannya dengan pria tampan yang berdiri di sampingnya menunggu pintu lift terbuka.

Aroma ommar tercium di hidung Zahra, aroma maskulin yang cukup menggoda. Dengan cepat Zahra beristighfar, agar ia bisa mengalihkan pikirannya dari pria tampan yang menoleh ke arahnya dan tersenyum dengan indahnya.

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!