Di dunia yang dikuasai oleh kultivasi dan roh pelindung, seorang putri lahir dengan kutukan mematikan—sentuhannya membawa kehancuran. Dibuang oleh keluarganya dan dikhianati tunangannya yang memilih saudara perempuannya, ia hidup dalam keterasingan, tanpa harapan.
Hingga suatu hari, ia bertemu dengan pria misterius yang tidak terpengaruh oleh kutukannya. Dengan bantuannya, ia mulai membangkitkan kekuatan sejatinya, menyempurnakan kultivasi yang selama ini terhalang, dan membangkitkan roh pelindungnya, **Serigala Bulan Biru**.
Namun, dunia tidak akan membiarkannya bangkit begitu saja. Penghinaan, kecemburuan, dan konspirasi semakin menjeratnya. Tunangan yang dulu membuangnya mulai menyesali keputusannya, sementara sekte-sekte kuat melihatnya sebagai ancaman.
Di tengah pengkhianatan dan perang antar kekuatan besar, hanya satu hal yang pasti: **Pria itu akan selalu berada di sisinya, bahkan jika ia harus menghancurkan dunia hanya untuknya**.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 : Sesuatu yang khas tentangnya
Xiaolin menatap Sesepuh Wang dengan tatapan penuh harap, meskipun hatinya diliputi keraguan. Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya Xiaolin membuka suara. "Sesepuh Wang," katanya pelan, berusaha mencari cara untuk menanyakan hal yang sudah lama mengusik pikirannya, "Bagaimana sebenarnya wujud Zhang Qiling itu? Maksudku, apakah ada yang tahu seperti apa dia sebenarnya?"
Sesepuh Wang, yang sudah lama duduk di bawah pohon itu dengan ketenangan seorang bijak, menatap Xiaolin dengan pandangan tajam namun penuh kebijaksanaan. Sebuah senyum samar muncul di bibirnya, seolah ia telah menduga pertanyaan ini akan datang suatu saat nanti. Ia kemudian menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Zhang Qiling... Hmmm. Itu adalah nama yang tidak sembarangan dipergunakan. Banyak orang mendengar tentang namanya, namun sangat sedikit yang bisa mengenalnya dengan pasti."
Xiaolin menunggu, hatinya berdebar, berharap mendapatkan jawaban yang bisa mengungkap misteri pria yang telah menyelamatkannya di hutan. "Apa maksudnya? Apa yang bisa kamu ceritakan tentang dia, Sesepuh Wang?" tanyanya lagi, kali ini dengan nada lebih tajam.
Sesepuh Wang memandang ke kejauhan, matanya tampak menerawang jauh, seolah merenungi masa lalu yang panjang. "Zhang Qiling adalah sosok yang luar biasa," katanya pelan. "Dia bukan manusia biasa. Wujud aslinya... tidak ada yang tahu. Tidak ada yang pernah melihatnya dalam bentuk tubuhnya yang sebenarnya. Dia selalu menggunakan tubuh samaran, berpindah-pindah, menjelajah dunia dengan identitas yang berbeda. Bahkan mereka yang pernah berada dekat dengannya, yang dianggap bisa mengenalnya, tak pernah bisa melihat siapa dia sebenarnya."
Xiaolin terkejut. "Jadi, tidak ada yang tahu seperti apa wujudnya?" tanyanya, mencoba mencerna kata-kata Sesepuh Wang.
"Benar," jawab Sesepuh Wang. "Zhang Qiling adalah sosok yang sangat misterius. Keberadaannya sangat sulit dilacak, dan dia selalu memastikan untuk tidak meninggalkan jejak yang jelas. Itu sebabnya banyak orang menganggapnya sebagai legenda, kisah yang beredar di antara mereka yang tidak tahu kebenarannya."
Xiaolin terdiam sejenak, berpikir keras. Ia tidak tahu apakah ini berarti pria yang telah menyelamatkannya itu adalah Zhang Qiling yang sama yang diceritakan oleh Sesepuh Wang. Namun satu hal yang jelas, misteri yang membungkus pria itu semakin dalam, dan Xiaolin merasa semakin bingung dengan setiap langkah yang diambilnya. Ada perasaan yang kuat dalam dirinya bahwa ia tidak hanya bertemu dengan pria biasa, tapi seseorang yang memiliki kekuatan dan tujuan yang jauh lebih besar daripada yang bisa dipahami oleh akalnya.
Dia menatap cincin di jarinya lagi, lalu beralih kembali pada Sesepuh Wang yang sedang memandangnya dengan penuh pengertian. Xiaolin merasa dirinya masih berada di ujung jalan yang gelap, berusaha menemukan jawaban dari teka-teki yang semakin rumit.
Xiaolin merenung sejenak, berpikir tentang semua yang telah terjadi. Lalu, dengan hati yang berat, ia melanjutkan pertanyaannya. "Sesepuh Wang, jika Zhang Qiling selalu menggunakan tubuh samaran, bagaimana bisa seseorang mengenalinya? Apakah ada tanda khusus yang bisa menunjukkan bahwa dia adalah Zhang Qiling?"
Sesepuh Wang menghela napas, tatapannya tajam dan penuh kebijaksanaan. "Itulah yang membuat Zhang Qiling berbeda. Dia tidak meninggalkan jejak apapun yang bisa dikenali orang biasa. Namun, ada satu hal yang mungkin bisa diingat oleh mereka yang pernah bertemu dengannya," kata Sesepuh Wang pelan.
Xiaolin mendekat, mendengarkan dengan cermat. "Apa itu?" tanyanya, rasa ingin tahunya semakin besar.
"Zhang Qiling," kata Sesepuh Wang dengan suara rendah, "selalu membawa sesuatu yang sangat khas—sesuatu yang tidak bisa dipalsukan. Sebuah cincin dengan permata merah menyala. Jika kamu melihat cincin itu, kamu akan tahu itu adalah miliknya. Tapi itu tidak mudah. Dia jarang membiarkan siapa pun tahu apa yang sebenarnya dia bawa."