NovelToon NovelToon
MARINA Ketika Pengorbanan Tak Dihargai

MARINA Ketika Pengorbanan Tak Dihargai

Status: tamat
Genre:Angst / Cinta Lansia / Keluarga / Penyesalan Suami / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:980.7k
Nilai: 5
Nama Author: moon

Marina, wanita dewasa yang usianya menjelang 50 tahun. Telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk keluarganya. Demi kesuksesan suami serta kedua anaknya, Marina rela mengorbankan impiannya menjadi penulis, dan fokus menjadi ibu rumah tangga selama lebih dari 27 tahun pernikahannya dengan Johan.

Tapi ternyata, pengorbanannya tak cukup berarti di mata suami dan anak-anaknya. Marina hanya dianggap wanita tak berguna, karena ia tak pernah menjadi wanita karir.

Anak-anaknya hanya menganggap dirinya sebagai tempat untuk mendapatkan pertolongan secara cuma-cuma.

Suatu waktu, Marina tanpa sengaja memergoki Johan bersama seorang wanita di dalam mobilnya, belakangan Marina menyadari bahwa wanita itu bukanlah teman biasa, melainkan madunya sendiri!

Akankah Marina mempertahankan pernikahannya dengan Johan?

Ini adalah waktunya Marina untuk bangkit dan mengubah dirinya menjadi wanita mandiri seutuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#27

#27

Pagi hari setibanya di tempat kerja, Johan seperti tersambar petir di siang bolong. Bagaimana tidak, ia mendapat kiriman foto dari Diana, yang mana foto tersebut ada gambar Marina sedang tersenyum bersama seorang pria. 

Kedua tangannya terkepal erat, dalam hati ia marah dan tak terima Marina tersenyum bahagia bersama pria lain, apalagi penampilan Marina terlihat semakin menawan setelah memutuskan bercerai darinya. Berbagai prasangka terus berkecamuk, mungkinkah Marina adalah wanita simpanan pria itu? 

“Tak ku sangka ternyata kamu hanya berpura-pura tersakiti di depanku, menuduhku menduakanmu, ternyata dibelakangku, Kamu pun memiliki pria lain juga. Apakah sengaja berpenampilan kumal di depanku juga bagian dari strategimu, agar Aku setuju menceraikanmu?” monolog Johan dengan perasaan teramat sangat marah. 

Johan melempar tas kerjanya begitu saja, moodnya seolah memburuk seketika setelah melihat kiriman foto-foto dari Diana. “Aku harus menyelidiki pria itu, jika benar terbukti mereka memiliki hubungan, aku pastikan akan mempermalukanmu, Marina!” 

Johan mengangkat teleponnya, ia meminta bantuan seseorang untuk mencari informasi perihal pria yang ada di dalam Foto bersama calon mantan istrinya. 

•••

Aktivitas pagi Marina dan Farida hari ini, sama seperti biasanya, mereka menyambut hari dengan senyum dan semangat. Karena kini setiap hari setiap pagi, selalu disambut dengan pesanan sambal yang terus bertambah.  

Kini mereka juga memiliki akun di salah satu aplikasi Delivery Food, jadi pagi itu pulang dari berbelanja, Farida langsung membuka official akun mereka, untuk melihat berapa pesanan yang masuk. 

Yang mana pesanan tersebut akan diproses pagi ini, kemudian dikirim hari berikutnya, karena moto mereka adalah, Made By Order. Jadi bisa dipastikan sambal mereka benar-benar fresh karena baru saja diolah.

Bu Ratna dan Bu Isna, mulai membersihkan bahan-bahan untuk membuat sambal, sementara Marina bertugas membersihkan ikan tongkol dan asin cumi, sebelum kemudian masuk ke proses pengolahan selanjutnya.

Sambil menunggu protein matang, marina membuka ponsel dan ia menemukan sesuatu yang sungguh di luar dugaan. 

Marina bahkan menggosok dan mengucek matanya berkali-kali, untuk memastikan penglihatannya tidaklah salah.

📥 Apa kabar?

Begitu bunyi pesan yang baru saja masuk ke ponselnya.

Dan hingga beberapa saat berlalu, Marina masih terdiam di tempatnya, seperti orang linglung, ia baru sadar dari lamunannya ketika mendengar suara Farida. 

“RINA!! Kompornya!!” Suara Farida melengking, karena melihat air rebusan ikan tongkol luber hingga membasahi tungku kompor. 

Marina bergegas mematikan tungku kompornya, ia kembali menyimpan ponsel ke saku pakaiannya. 

“Kamu lihat apa sih?” gerutu Farida ketika membantu Marina membersihkan tumpahan air. 

“Lihat … lihat … WA yang baru saja masuk,” jawab Marina gugup, bukan hanya gugup tapi kata-katanya pun tak terdengar jelas. 

Farida mengerutkan keningnya, ia heran dengan tingkah Marina, hanya sebuah pesan kenapa seperti melihat sesuatu yang mengejutkan. “WA dari siapa?” 

“Mmmm itu, dari seseorang … “ Kembali Marina kelabakan, padahal Farida hanya bertanya ‘siapa’.

Tapi Farida tak memperpanjang pembicaraan, karena hari ini pekerjaan mereka cukup banyak. Marina pun tak ingin memikirkan apa-apa, termasuk pesan singkat dari tuan Gusman, fokusnya hanya memproses bahan mentah menjadi sambal yang siap dimasak, kemudian dikemas. 

Selain mengurus pesanan sambal, Saat ini Marina dan Farida sedang fokus merealisasikan rencana Marina untuk membuka warung nasi dengan lauk telur dadar dan sambal. Tak disangka-sangka ide itu disambut baik oleh Amara, gadis itu juga yang mencari-cari tempat memesan gerobak makanan, untuk mewujudkan rencana Marina. 

Ponsel Farida berbunyi, rupanya Amara yang menelepon dan mengatakan bahwa pesanan gerobak untuk jualan nasi bungkus sedang dalam perjalanan, dan sebentar lagi tiba. 

Satu jam kemudian, yang mereka tunggu-tunggu akhirnya tiba. Kini beberapa pria sedang berusaha menurunkan gerobak yang di pesan Amara. 

Setelah serah terima beres, Marina dan Farida sama-sama memandang gerobak tersebut dengan senyum lebar, baru saja mendapat untung sedikit, kini mereka mampu membeli aset untuk mengembangkan usaha. Siapa yang tak bangga? 

“Bagus sekali gerobaknya?” gumam Marina. 

“Dan jangan lupa, dia juga mahal.” Farida mengamati setiap sisi, sudut, dan detail gerobak, memastikan tak ada yang rusak atau cacat. 

“Ayo kita berjanji, dalam dua atau tiga bulan lagi, kita mampu meningkatkan keuntungan 10 kali lipat dari harga gerobak ini,” ucap Marina sungguh-sungguh. 

Farida pun menyambut hangat hal tersebut, “Amin. Semangat!!” 

•••

Siang harinya di ruangan kerja tuan Gusman, pria itu tengah duduk di kursi kebesarannya, kertas-kertas berserakan diatas meja, kertas tersebut berisi dokumen penting pekerjaan, dan terbengkalai karena sebab yang sangat remeh untuk ukuran tuan Gusman. 

Yakni ia tengah sibuk memandang layar ponselnya. 

Pandang tak sekedar memandang, namun yang diharap-harapkan tak kunjung datang, malah terkesan dirinya sedang diabaikan. Nasib masih coba-coba jadi pebinor, harus rela dijadikan prioritas nomor kesekian. 

“Aku sudah bertanya sesuai saran Agung, tapi kenapa belum dibalas? Jelas-jelas wanita mesum itu sudah baca pesan dariku.” Tanpa melepas pandangan dari layar ponsel, tuan Gusman terus menggerutu. 

Tepat 4 jam 47 menit 56 detik yang lalu pesan tersebut terkirim, dan hingga detik ke 59 saat ini belum juga mendapat balasan, malang sungguh nasib tuan Gusman. Kini ia tak selera makan, padahal sejak 1 jam yang lalu Agung sudah menawarkan beberapa menu untuk makan siang. 

“Apa jangan-jangan Agung membohongiku?” Kembali tuan Gusman berprasangka. Dan bisa dipastikan setelah ini Agung yang akan kena imbas kemarahannya. 

Tok

Tok

Pucuk di cinta, Agung pun tiba, pria itu membawa segelas juice tanpa gula, serta beberapa kudapan berat sebagai pengganti makan siang. “Gung, kamu membohongiku?” 

Agung yang baru tiba tentu saja terkesiap, perasaan sejak tadi dia tak banyak berulah, kenapa tiba-tiba dituduh berbohong? 

“Maksud Anda?” tanya Agung. 

“Kamu bilang tanya saja ‘apa kabar’ kenapa dia tak menjawab pesanku?” 

“Memang, Anda sedang menanyakan kabar siapa, Tuan?” 

“ … “ 

Tuan Gusman terdiam, ia tak mampu menjawab pertanyaan Agung, lebih tepatnya tak berani menjawab. Karena hatinya masih bimbang, bahkan belum mampu menghapus bayangan Istrinya yang telah lama wafat. 

Tapi kini, ia juga gelisah hanya karena Marina tak kunjung membalas pesan singkat darinya. Jadi, masihkan ia layak mendapat julukan setia? Entahlah. 

“Tuan.” Agung mencoba membuyarkan kebisuan. Ia mulai curiga ada yang tak beres dengan atasannya. 

Melihat reaksi tuan Gusman yang aneh, Agung pun mau tak mau mulai merangkai cerita. Namun sedetail apapun Agung coba merangkai, tak ada benang merah yang menghubungkan peristiwa demi peristiwa hingga bisa dirangkai ke satu cerita. 

“Pergilah, aku akan memanggilmu, jika perlu.” Tuan Gusman mengusir Agung dari ruangannya. 

Akhirnya dengan perasaan kecewa, ia menyimpan ponselnya, mungkin bagi Marina dirinya tak berarti apa-apa. Selain itu, Marina masih berstatus istri orang, walaupun sedang dalam proses perceraian. 

Tapi, sungguh tidak etis bila dirinya sembarangan ikut campur. “Jodoh tak akan kemana,” gumamnya tanpa sadar.

1
Alif
kapok gk elo mertua julid kena karmanya
Alif
hahahaha😂😂😂😂.. emang enak
Alif
oalaah halu nya setinggi langit, awas jatuh sakit looh..
Alif
betul thor bner2 lelaki gk pandai bersyukur rasakno koen saiki hahahaha
Alif
suami amara kemana ya, di awal cerita bilangnya farida anaknya sdh menikah dan sdng hamil
Alif
farida mana katanya teman tp gk dampingin ataupun jd saksi sdikit aneh sih cerita ini
Alif
semangat para ibu2 pejuang perempuan
Alif
lah ini br mantap👍
Katherina Ajawaila
aku mampir thour, liat Di IG langsung aja dari, dasar ya anak ngk tau bakti ibu dr dlm kandungan SMP jd org msh aja mmnya di buat sprt pekerja. 😡
moon: wah, terima kasih kak 🥳🥳

selamat menikmati
total 1 replies
Pudji Widy
laahh othor penggemar sekertaris Han juga yaa?gabung donk ceritanya
Liyaya Boya
sekretaris han, kangen tmtm
neja
luar biasa
Maria Abdullah
🤣🤣
echa purin
👍🏻
Mamah Enung
kan anak tiri ga dapat warisan
Mahrita Sartika
hamidun 🤭🤭🤭
Mamah Enung
rugi sekolah tinggi jabatan tinggi tidak berbakti sama ibu
Mamah Enung
paling benci ada anak tak mencintai orang tua
Mamah Enung
biar berlaku baik menciptakan watak anak menjadi tidak baik alias kurang ajar
Mahrita Sartika
kasian dukun lagi yang di salahkan 🤦 padahal tuh dukun kaga tau apa-apa 😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!