"Maafkan aku Dimas mungkin aku pernah mencintaimu tapi itu dulu sekarang cinta itu sudah mati. aku sudah mencintai orang lain . Ikhlaskan kepergianku Dimas . " pinta Kania yang lebih memilih melanjut kan pernikahannya dengan seseorang . Yuk nantikan di updatean terbaru aku , jangan lupa (Like/ subscribe/follow akun ku , Miss Jingga , Happy Reading ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Jingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Di tempat yang berbeda, Dimas tiba-tiba tak semangat beranjak dari kasurnya . Dia ingin tiduran saja malas untuk berangkat kesekolah , pasal nya sejak ia main ke Bandung ia seperti orang yang kesepian,
Bahkan mamanya sampai bingung sendiri melihat kelakuan anaknya.
"Bagaimana ya kabar Rania ,dia lagi sibuk tidak ya , aku jadi ingin ngobrol-ngobrol sama Dia ." Ucap Anjani seraya mendudukkan dirinya di kursi ruang keluarga yang tampa sunyi.
Sejak ia pulang ke Jakarta Rasanya nya kayak ada yang kosong , anaknya juga jadi lebih senang di kamar, dulu padahal sukanya main game di ruang keluarga.
"Telpon pake video call dia saja kali ya "..
"Tut... Tut.... " Terdengar suara panggilan di sebrang .
" Halo .. Assalamuaaaikum ..Anjani " Suara salam terdengar dari Vidio Rania.
"Wa'alaikum salam , Halo ..Ran, Bagaimana kabar kalian di Bandung ? "
Tanya Anjani, yang terlihat senang mendengar suara sahabatnya itu .
" Halo Jani, Kabar kami Alhamdulillah sehat , Kamu sendiri bagaimana kabarnya sama keluarga disana?"Ucap Rania.
"Alhamdulillah kami juga sehat Wal'afiat ,Rani. Oiya... Kamu lagi apa?
sibuk nggak ,Ran?" Ucap Anjani
"Oh... Aku kebetulan lagi nggak sibuk , anak-anak juga baru saja berangkat tadi ditemani papa nya. Mas setyo kemaren baru pulang dari Luar negeri.
Kamu sendiri lagi apa , Jani? Kok kelihatan lesu begitu? " Tanya Rania yang tiba-tiba Anjani terlihat sedih .
"Iya Ran aku merasa kesepian, sejak pulang dari Bandung rasanya tuh dirumah aku kayak dikuburan , sepi ... Dimas juga jarang keluar kamar ,biasa dirimah kamu kayaknya rame gitu ,apalagi ada kamu ada Dika juga . Rasanya aku nggak ingin jauh-jauh dari kalian"Ucapan Jani ,
membuat Rania ikut sedih mengingat apa yang sudah terjadi.
" Apa nanti Dimas lanjutin kuliah disini aja , Jani. Kamu juga ikut pindah disini , masalah pekerjaan kamu bisa minta dipindah dikantor cabang . "Usul Rania . Yang berharap bisa dekat lagi dengan sahabatnya .
" Coba nanti aku minta ajuan pindah ke cabang. "Ucap Anjani.
" Iya semoga berhasil .. Hehe" ucap Rania memberikan semangat ke Anjani.
" Kamu g masak Jani ?, aku hari ini mau bikin pepes ikan sama biki baceman, mumpung pada ngumpul dirumah semua . Apa kamu kesini aja mumpung besok akhir pekan , kita bisa jalan-jalan. " Ucapan Rania membuat Anjani langsung tersenyum.
" Ide bagus tuh, gimana kalau bakar-bakar ikan , ? Ide Anjani.
"Boleh banget tuh .. " Yaudah aku tunggu kalian dateng y , besok kita belanja bareng-bareng ngajak Kania."Ucap Rania.
"Oke .. Ya udah aku bilang ke Dimas dulu ya biar ntar dia nggak pergi-pergi,
Aku matiin ya Ran , Assalamualaikum ."ucap Jani sebelum berpamitan pada Rania.
" Oke..Wa'alaikum salam , Salam buat Dimas ya , Hati-hati dijalan ya kalau kemari , bye"Ucap Rania yang langsung mematikan telpon nya.
****
Anjani nampak semangat dan senyum-senyum sendiri mengingat ia akan pergi ke Bandung. Ia berjalan tergesa-gesa menaiki tangga menuju kamar Dimas ,
Namun kejadian Naas tak terduga terjadi padanya, Dia yang terlalu semangat , tak begitu memperhatikan jalannya yang membuat Ia terjatuh dari tangga dan kakinya terkilir , kepalanya juga membentur pegangan tangga ,
"Dimas.. Dimas keluar nak" Teriakan Anjani menggema di seluruh ruangan ,
"Iya .. Mah . Ada apa mah " Jawaban Dimas yang mendengar suara mamanya langsung berjalan keluar sambil memainkan ponselnya , Dia saat itu baru mau berangkat sekolah.
"Dimas "Akh... Brak.. " Teriak Anjani yang jatuh dari tangga langsung tak sadarkan diri , darah kekuar dari kepalanya .
"Mama... " Teriak Dimas yang langsung berlari menuruni tangga bahkan dia melempar asal tas nya, hanya mengantongi ponsel dah kunci mobilnya.
"Mah ... bangun Mah... " Teriak Dimas sambil menepuk-nepuk pipi mamanya. Dia melihat ada darah keluar dari kepala mamanya.
"Bik... Bu Surti , kemari ..." Teriak Dimas dengan panik.
"Iya den.. Astagfirullah , Nyonya kenapa Den" Teriak bik Surti yang langsung berlari tergopoh-gopoh melihat keadaan majikan nya.
"Tolong bukakan pintu mobil nya bik , ini kuncinya " Ucap Dimas dengan melemparkan kunci ke Art nya .
"Iya den.." Ucap bi Surti langsung keluar rumah .
Dimas dengan panik langsung menggendong mama nya menuju jok belakang mobil . Dia menidurkan mamanya disana .
"Bik tolong siapkan barang- barang ku dan mama, minta supir anter nanti kukirim alamat " Ucap Dimas langsung bergegas menaiki mobilnya keluar rumah.
Tak sampai 15 menit mereka telah sampai di IGD rumah sakit terdekat , ibu Anjani langsung mendapatkan perawatan Dokter.
****
Rania merasa kehausan setelah bertelponan dengan Anjani dia Ingin rebahan dikamarnya . Namun dia merasa kehausan , Dia kedapur mengambil air minum .
"Pyar.... " Suara gaduh memenuhi ruangan , terdengar suara pecahan gelas yang di genggam Rania.
"Deg .. Ada apa ini " Kenapa perasaan aku nggak enak , Ya Allah lindungilah Suami dan Anak-anak ya Allah , semoga mereka baik-baik saja . Amin .. "Doa Rania dalam hati . Dia langsung membersihkan sisa pecahan gelas , dan mengambil gelas baru , di isunya air dan dibawa masuk kekamar nya.
****
Setelah sarapan selesai Kania dan Dika berangkat diantar Pak Setyo, Beliau ingin menemui kepala Sekolah Kania. Beliau ingin menanyakan perihal kejadian yang menimpa anak gadisnya.
Sedang kan Sandi berangkat diantar Kiano sebelum kekampus , sedang Kiandra dia masih cuti selama 2 hari , Dia sudah pergi keluar rumah sejak pagi , ingin menemui kekasihnya.
Tak butuh waktu lama , mobil yang Kania dan Dika naiki sudah masuk ke pelataran sekolah , dengan di kemudi oleh pak Setyo sendiri , Beliau melaran Dika mengemudi.
"Nak , antarkan papa ke ruang kepala sekolah dulu ya , papa ingin menemui beliau" Ucap Pak Setyo yang langsing di jawab oleh Dika .
"Biar Dika antar om , biar Kania langsung kekelasnya om istirahat , takut nya nanti dia pusing lagi " Ucap Dika dan langsung di angguki pak Setyo.
"Ya sudah.. Kamu masuk Dulu Nia, biar diantar Dika " Ucap pak Setyo mengelus rambut anak nya.
"Iya pah , Nia masuk dulu ya pah , Assalamualaikum " Ucap Kania berpamitan dengan papanya tak lupa mencium tangan papanya.
"Iya sayang " Ucap pak Setyo sambil tersenyum.
***
Dika langsung mengantar pak Setyo keruang kepala sekolah .
Namun saat itu kepala sekolah belum hadir , justru mereka bertemu dengan petugas kebersihan , dan menyuruh pak Setyo dan Dika menunggu di kursi tamu yang ada diruangan kepala sekolah.
Tak sampai 10 menit terlihat dari luar pak kepala sekolah memasuki ruangan .
"Assalamualaikum , Pak Setyo " Ucap Pak Surya , yang saat itu menjadi kepala sekolah yang langsung menyalami tamunya.
"Wa'alaikumsalam ... Pak Surya " Jawab pak setyo dengan raut wajah dingin .
"Ada perlu apa ya bapak repot-repot kemari , ada yang bisa saya bantu , Pak? Tanya pak Surya dengan ramah.
"Saya tidak ingin berbasa basi pak Surya , saya ingin menanyakan , bagaimana kelanjutan kasus yang menimpa anak saya, Kania Dan bukankah ada korban lainnya" Ucap Pak Setyo dengan tegas.
Pak Surya terlihat membenahi letak kaca matanya sambil berfikir jawaban apa yg mesti dia ucapkan,
"Mohon maaf atas kelaian saya sebagai kepala sekolah , Saya selama ini sudah berusaha tegas terhadap anak didik saya , dan saya sudah memberikan sanksi kepada pelaku penganiayaan dan pembullyan , mereka dan keluarganya juga sudah bertanggung jawab atas anak kenakalan anak mereka. "Ujar pak Surya
" Apa hukuman itu cukup membuat pelaku jera ? Namun kenapa tak ada seorang pun menghubungi pihak kami walau hanya sekedar permintaaan maaf. "Ucap pak Setyo membuat pak Surya kaget.
" Maaf pak tapi kami sudah meminta keluarga pelaku untuk menghubungi keluarga para korban" Elak pak Surya .
"Saya ingin tau siapa yang membuat kegaduhan di sekolah ini , memangnya anak siapa , sampai bisa membungkam pihak sekolah untuk tidak menindak lanjuti kasus
seperti ini " "Ucap Pak Setya tak kalah tegas dengan pak Surya .
"Deg.. Deg... " Pak Surya yang terlihat sedikit panik.
***
(Sabar ya sayang Author ❤)
(Happy reading ❤