Kinara seorang gadis tomboy yang baru saja lulus kuliah harus menerima kenyataan jika dirinya di jodohkan dengan seorang Duda yang seharusnya menikah dengan kakaknya, Adisty. Tapi kakaknya menolak dengan alasan harus bekerja di luar kota. Padahal alasan utamanya adalah karena dia mendengar gosip jika calon suaminya seorang Duda dan juga bisu.
Abizar seorang Duda yang akan di jodohkan. Dan dia juga terpaksa menerima perjodohan itu karena tekanan dari kedua orang tuanya. Padahal dia masih menunggu kedatangan dari mantan istrinya yang pergi meninggalkannya sudah lima tahun.
Akankah pernikahan mereka yang tanpa cinta itu bertahan. Akankah ada cinta di antara mereka? Bagaimana jika mantan istri Abizar datang?
Apalagi selain bersaing dengan mantan istri yang masih selalu di hati Abizar, Kinara juga harus bersaing dengan banyak wanita yang datang silih berganti mendekati suaminya.
Mampukah Kinara bertahan ataukah dia menyerah? Ikutin terus yuk ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4
Pagi ini seperti biasanya Kinara sudah bersiap untuk bekerja. Setiap pagi dia akan memanaskan motor besar miliknya yang biasa dia gunakan untuk pergi bekerja.
"Lap teros sampai mengkilap." ledek salah satu teman Kinara yang sekaligus tetangga juga teman sekolahnya, Gian.
"Berisik lo. Matiin atau pergi sono. suara motor lo bikin bising tau gak." Kesal Kinara kepada Gian, sedangkan Gian dengan sengaja malah semakin menggeber motornya.
"Badung banget tuh kepala." Kinara mendekat dan menggeplak bahu dari Gian. Pria itu hanya terkekeh melihat Kinara kesal padanya.
"Gue denger Adisty mau menikah, apa bener? Gue denger juga dia di jodohkan?" Tanya Gian.
"Ck, cowok bigos lo. Kenapa? Lo cemburu?" Kinara balik bertanya.
"Bukan bigos. Tapi beritanya sudha menyebarkan satu kompleks ini. Cemburu? Jelaslah, dari dulu kan gue ngecengin Adisty yang sexy dan kalem itu. Gak kaya lo pecicilan." jawab Gian membuat Kinara mencebikkan bibirnya kesal.
"Serah lu dah." jawab Kinara berbalik dan masuk kedalam rumahnya untuk mengambil tas pinggangnya juga jaket dan helmnya.
"Ayah, Ibu, Nara berangkat kerja dulu." pamit Kinara kepada kedua orang tuanya.
"Hati-hati di jalan ya Nak." Ibu Rastanti mencium kening anak bungsunya.
Entah kenapa dia merasa sangat bersalah kepada Kinara yang harus selalu mengalah dari Kakaknya. Dari kecil Kinara memang adalah wanita yang keras dan tomboy, tapi dia juga adalah anak yang baik dan tak pernah membuat kedua orang tuanya kecewa atau sedih. Kinara selalu banyak mengalah dadi Adisty yang memang keras kepala dan segala kemauanya harus di turuti. Kinara mengalah bukan karena dia takut kepada Adisty, tapi dia tidak ingin melihat kedua orang tuanya bersedih, terutama ibunya.
Terlihat dari luar oleh orang lain jika Adisty adalah anak yang sopan, cantik dan manis. Berbeda dengan Kinara yang tomboy, urakan dan kadang seplas ceplos. Sehingga banyak orang yang membandingkan Adisty dan Kinara. Mereka lebih menyukai sifat Adisty daripada Kinara. Tapi tak sedikit juga yang malah menyukai Kinara dan teman Kinara jauh lebih banyak di banding Adisty. Hal itu kadang membuat Adisty cemburu dan pernah memarahi Kinara untuk tidak lagi membawa temannya ke rumah. Sehingga Kinara lebih memilih nongkrong dengan temannya di luar. Dan menurut pandangan orang lain membuat Kinara menjadi jelek karena hal itu. Tapi Kinara bodo amat.
Kinara menaikki motor besarnya dan menggeber motornya itu.
"Mau berangkat sekarang? Barengan dah. Lo di proyek dekat bukit sana kan?" ujar Gian. Kinara mengangguk.
"Ogah, jalan lo kayak siput." jawab Kinara dan pergi meninggalkan Gian lebih dulu.
"Awas lo..." kesal Gian dan menyusul Kinara. melihat hal itu Kinara terkekeh di atas motornya dan terus melakukan motor kesayangannya itu menuju proyek pembangunan penginapan baru disana. Sedangkan di belakang Gian uring-uringan karena tertinggal jauh dari Kinara.
"Pagi Bu Kinara..." sapa salah seorang pekerja proyek disana saat Kinara datang dan masuk kedalam Office sementara disana.
"Pagi bang Bopak. Udah sarapan Bang?" Tanya Kinara sambil menyimpan jaket dan helmnya.
"Sudah Bu. Oia Bu, tadi orang kantor pusat menelepon dan ibu diminta menghubungi mereka jika sudah sampai." ujar Bopak.
"Oke Bang, makasih ya." jawab Kinara dan mengambil gagang telepon menghubungi kantor pusat.
"Ini dengan Kinara. Tadi saya diminta menghubungi ke kantor pusat saya diminta menghubungi siapa ya?" Tanya Kinara saat sambungan telepon tersambung.
"Oh, Bu Kinara yang dari lapangan ya? Ibu di minta menghubungi Pak Beni. Sebentar saya sambungkan dulu." ujar operator. Kinara menunggu dengan setia sampai sambungan teleponnya kembali terhubung.
"Halo Bu Kinara?" sapa suara seorang Pria.
"Iya saya sendiri." Jawab Kinara.
"Bu, saya mau menginformasikan jika nanti akan ada dari kantor pusat yang datang untuk meninjau proyek yang sedang berjalan. Dimohon Ibu untuk mempersiapkan segalanya." ujar Pak Beni.
"Baik Pak. Siapa yang datang akan datang memangnya Pak?" Tanya Kinara karena biasanya yang datang setelah proyek 75% berjalan. Sedangkan sekarang, proyek baru berjalan 30%. Membuat Kinara merasa aneh.
"Saya belum di infokan lagi Bu. Haya saja tadi Pak Bahrudin mengatakan untuk menginformasikan dulu kepada Ibu. Mempersiapkan data jika di minta agar tidak mendadak nantinya." jelas Pak Beni.
"Baiklah Pak. Terimakasih atas informasinya." jawab Kinara menutup sambungan teleponnya.
"Tumbenan mereka mau datang saat proyek baru berjalan." seru Kinara dan menyalakan laptop miliknya mempersiapkan data penting yang nantinya akan di butuhkan.
"Sibuk bener Bu. Memang ada apa dari pusat." Tanya Bopak membawakan kopi untuk Kinara.
"Makasih Bang. Tadi mereka bilang akan ada orang yang mengontrol kesini. Tumbenan kan? biasanya juga menjelang selesai." jawab Kinara setelahnya dia menyeruput kopi yang di bawa oleh Bopak.
"Saya dengar sih ada salah satu pimpinan baru Bu, mungkin yang akan mengontrol kesini dia." ujar Bopak membuat Kinara menganggukkan kepalanya.
"Pak Kevin belum datang?" Tanya Kinara kepada Bopak. Kevin merupakan partner kerjanya selama ini.
"Sudah, dia ada di sebelah Bu, biasa nongkrong di warung Ceu Lilis dulu. Ngecengin anak gadisnya yang baru lulus sekolah menengah atas." kekeh Bopak membuat Kinara geleng kepala dan melanjutkan pekerjaannya.
"Suruh tuh bocah segera kesini ya Bang." pinta Kinara. yang dijawab acungan jempol dari Bopak.
Kinara melanjutkan pekerjaannya menyiapkan data yang sekiranya penting dan di perlukan. Tidak lama Kevin datang. Pria tampan dengan rambutnya yang sedikit gondrong dan berpakaian ala anak motor. Kinara juga menggunakan pakaian Casualnya. Karena memang mereka bekerja di lapangan jadi tidak terlalu formil.
"Ada apa pacarnya Kevin? Apa kamu kangen atau cemburu karena pacarmu ini nongkrong di warung Ceu Lilis?" ujar Kevin so Cool saat masuk kedalam office tempat keduanya bekerja. Mendengar ucapan Kevin membuat Kinara mencebikkan bibirnya kesal. Karena pria itu memang seperti itu. Agak over kepedean.
"Berisik. Tu mulut mau di cor apa?" kesal Kinara membuat Kevin terkekeh dan duduk di kursi yang ada di depan meja Kinara.
"Ada apa Honeyny Abang Kevin manggil?" Tanya Kevin kemudian.
"Tadi kantor pusat bilang, katanya akan ada orang sana yang datang mengecek proyek disini. Kamu persiapkan data yang penting kalau-kalau orang itu bertanya." ujar Kinara. Membuat Kevin mengerutkan keningnya heran.
"Tumben." Tanya Kevin.
Kinara mengangkat kedua bahunya dan pergi darisana menaiki motornya untuk mengecek proyek yang berada di belakang dan cukup jauh sehingga menggunakan motor. Sedangkan Kevin sibuk dengan laptop miliknya menyiapkan data seperti yang di minta Kinara. Walau terkesan urakan dan selengean. Tapi saat bekerja Kevin dan Kinara adalah orang yang fokus dan juga teliti. Mereka sudah dua kali memegang proyek bersama. Sehingga mereka sudah tak canggung lagi.