Zahra Putri Pratama harus menerima kenyataan bahwa sang kekasih yang ia cintai telah menikah dengan sahabat nya sendiri, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke kota kecil dan di sana ia bertemu dengan sosok seorang anak kecil yang menarik perhatian nya. dan ternyata anak kecil itu adalah anak dari seorang pengusaha muda Luffy Ferdinand Sinaga. karena anaknya yang bernama Lucky Alvino Sinaga begitu senang dengan Zahra Luffy pun berniat untuk mengajak nya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldifa Sasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sebuah kebenaran
Mobil Luffy pun mulai menjauh dari tempat pemakaman, ia melajukan mobilnya menuju ke rumah keluarga Pratama. Sepanjang perjalanan Lucky pun banyak bertanya mengenai banyak sekali grobak yang memang mangkal di sepanjang jalan.
"banyak kali grobak jajan" ujar Lucky menatap ke arah luar jendela.
"Lucky mau jajan ya?" tanya Zahra mendengar celotehan Lucky.
"mau buna, boleh?" sahut serta pertanyaan Lucky, karena walaupun ia suka jajan tapi ia tidak lupa untuk ijin terlebih dahulu.
"boleh Lucky mau apa?" tanya Zahra menatap Lucky yang ada di kursi belakang.
"batagor, seperti nya enak" ujar Lucky yang memang menyukai makanan sejenis yang berbentuk bulat.
"ya udah kita cari batagor dulu ya, sekali kita cari martabak apa Lucky mau, opa dan oma sangat menyukai martabak" ucap Zahra pada Lucky.
Sementara Luffy ia sibuk menyetir dan hanya mendengar apa yang di bicarakan oleh Zahra dan Lucky.
Luffy pun menghentikan mobil nya, di gerobak martabak karena Zahra ingin membeli kan martabak untuk orang tua nya.
Zahra turut dari mobil, dan menghampiri grobak martabak, ia pun memesan martabak untuk keluarga nya.
Setelah selesai ia pun kembali ke mobil, dan sekarang mereka ingin mencari kan batagor untuk Lucky.
"di depan sana ada batagor nya mas" kata Zahra setengah masuk ke dalam mobil.
"iya, sekali kita belanja untuk keperluan di rumah mu" kata Luffy yang melupakan beberapa keperluan untuk Lucky dan diri nya.
"baik lah, kalau begitu kita stop di minimarket aja, di sana juga ada grobak kan batagor" kata Zahra.
Luffy pun kembali melajukan mobilnya, dan mencari minimarket, tidak lama mereka pun tiba di minimarket yang tidak jauh dari kediaman Pratama.
Luffy masuk ke dalam minimarket, sedangkan Zahra bersama Lucky menghampiri grobak batagor yang mangkal di depan minimarket.
"batagor satu porsi pak, jangan pedas ya" ujar Zahra memesan satu porsi batagor.
"iya neng, silahkan duduk dulu" sahut mas batagor sambil membuat kan pesanan Zahra.
Tidak lama pesanan Zahra pun selesai, kedua nya pun masih menunggu Luffy yang sedang di minimarket untuk belanja, namun mata nya menatap pada sebuah mobil yang ia tau milik kakak nya.
"itu mobil bg Zhafran, kenapa ada di situ ya" ujar Zahra bingung karena mobil itu tidak berhenti di parkiran tapi di bahu jalan.
Melihat Zahra menatap pada nya, Zhafran pun melaju kan mobil nya menuju kediaman Pratama.
"jangan jangan dia mengikuti ku" kata Zahra melihat mobil itu pergi.
"ada apa ?" tanya Luffy membuat Zahra kaget.
"ngagetin aja, udah kita pulang " kata Zahra pada Luffy.
mereka pun melanjutkan perjalanan nya mereka menuju kediaman Pratama.
"apakah enak itu batagor?" tanya Luffy melihat putra nya yang begitu menikmati batagor nya.
"sangat enak" sahut Lucky dengan kepala yang menggeleng, tanda ia begitu menikmati batagor nya.
"tapi tidak boleh terlalu sering makan batagor ya" ucap Zahra pada Lucky.
"oke buna" sahut Lucky menurut.
Tidak lama mobil pun sampai di kediaman Pratama, mata Lucky pun melotot melihat rumah yang begitu besar dan mewah menurut nya.
"besar kali rumah nya?" tanya Lucky pada Zahra yang ingin keluar dari mobil.
"iya besar, ayo keluar" sahut Zahra pada Lucky.
Lucky pun masih menatap kagum rumah di depan nya, karena rumah ayah nya tidak sebesar rumah Zahra.
Zahra pun mengajak masuk Luffy dan Lucky, sampai di ruang keluarga, ia hanya mendapati Zhafran yang sedang duduk seperti menunggu kedatangan mereka.
"adik ku pulang tidak bilang, pergi juga tiba tiba" kata Zhafran yang melihat Zahra datang dengan seorang pria dan anak kecil.
"terserah aku lah, penguntit" kata Zahra ketus
"siapa dia?" tanya Zhafran yang penasaran.
"kepo" sahut Zahra ketus.
"aku bertanya Zahra, jawab yang benar "tegur Zhafran pada adiknya.
"suami aku" sahut Zahra cuek.
"suami, jadi kamu pergi karena ingin menikah dengan nya" kata Zhafran pada Zahra.
mendengar ada pembicaraan di ruang keluarga orang tua Zahra pun datang, kedua nya menatap pada mereka yang ada di sana.
"kamu pulang sayang" ujar Nita memeluk putri nya.
"iya ma, aku pulang" kata Zahra sambil membalas pelukan mama nya.
"siapa dia?" tanya Nita menatap pada Luffy yang duduk di sebelah Lucky.
"dia suami Zahra ma, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan pada kalian" kata Zahra membawa Nita duduk di samping nya.
"sampai kan lah " kata Bagas menatap lekat wajah Lucky.
"papa, sebelum aku menyampaikan nya, aku ingin minta kejujuran papa, dimana Zahira sebenarnya?" tanya Zahra dengan wajah serius.
Mendengar pertanyaan putri nya Nita pun menatap Bagas lekat.
"Zahira hilang sepuluh tahun lalu, di Surabaya" sahut Bagas menunduk kan kepala nya.
"kenapa papa dan mama menyembunyikan itu dari ku?" tanya Zahra lagi.
"karena, jika kamu tau akan hal itu, kamu akan sekarat" sahut Bagas mengangkat kepala nya dan menatap sendu Zahra. Ia pun terpaksa memberikan tau ini pada Zahra karena wajah serius putri nya.
"iya aku ngerti dan tau, tapi jangan lah sampai sepuluh tahun seperti ini juga pa, aku juga tidak akan langsung mati jika kalian memberi tau jika kak Zahira hilang" kata Zahra pada papa nya.
"mama takut nak, Zahira hilang dan kamu tidak tega mengabarkan ini pada mu, sampai sekarang papa masih mencari nya" kata Nita pada putri nya.
"tidak usah di cari lagi, kak Zahira sudah meninggal, dan ini adalah Lucky putra nya, sedangkan yang di samping Zahra ini adalah mas Luffy suami kak Zahira" kata Zahra membuat Nita dan Bagas terkejut.
"apa itu benar?" tanya Bagas pada Luffy.
"iya benar pa, Zahira adalah istri saya dan ini anak kami, ia meninggal satu bulan yang lalu karena kecelakaan" kata Luffy membuat Nita meneteskan air mata nya.
"dimana makam nya?" tanya Bagas lagi.
"besok saya akan ajak papa dan mama kesana" sahut Luffy.
"kamu jangan bohong, tidak mungkin anak saya sudah meninggal" ujar Nita dengan air mata yang masih menetes.
"saya tidak bohong ma" sahut Luffy menatap sedih.
mendengar semuanya itu, Nita tidak bisa menahan kesedihannya dan ia menangis sambil memeluk Zahra yang memang ada disampingnya.
"Jangan pernah menjauh dari mama nak, jangan pergi lagi ke desa, tetap di sini, mama sudah kehilangan saudara mu, dan kamu harus tetap bersama mama" kata Nita dengan derai air mata nya.
"Zahra akan selalu di samping mama, Zahra tidak akan pergi ma" sahut Zahra pada mama nya.
"tapi tunggu dulu, tadi kamu bilang dia suami mu?" tanya Zhafran pada Zahra.
"iya, dia suami ku, aku menikah dengan nya karena Lucky, Lucky begitu kehilangan kak Zahira. Dan saat itu aku tidak tau jika mas Luffy adalah suami kak Zahira dan Lucky adalah anaknya" kata Zahra memberi tahu pada keluarga.
"apa semua nya karena terpaksa?" tanya Bagas pada putri nya.
Zahra pun menjelaskan asal mulanya ia bertemu dengan Luffy dan Lucky, hingga ia harus menikah dengan Luffy karena Lucky.
"saya minta maaf karena telah menikahi kedua putri kembar papa" kata Luffy menatap tidak enak pada Bagas.
"tidak perlu minta maaf, justru saya berterima kasih kamu sudah mencintai putri ku Zahira dan menjaga nya" kata Bagas pada Luffy.
"terima kasih banyak pa, dan mulai saat ini ijin kan aku untuk menjaga adik nya Zahira dan aku minta tolong berikan aku waktu untuk mencintai nya, dan maaf aku tidak bisa menghapus Zahira dari hati ku" kata Luffy lagi.
"iya, saya merestui kalian, dengan satu syarat kamu akan tinggal di sini, karena dapat di pastikan mama nya tidak akan mengijinkan kamu untuk pergi dari rumah ini" kata Bagas melirik istri nya yang tidak mau melepaskan pelukan pada Zahra.