" Sial! hanya dia yang bisa membuat ku kembali bergairah setelah sekian lama aku tak berselera kepada seorang wanita. " Batin Devan menatap gadis yg ada di hadapan nya.
Siapa kah gadis itu? yuk simak kisah nya🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindasarie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 20
"aku tidak akan meninggalkan mu, terkecuali kamu sendiri yang menyuruh ku untuk pergi.." ucap Radha dengan tulus.
Devan tersenyum manis kemudian mengecup tangan istri nya dengan lembut. "terimakasih sayang, aku mencintaimu.." ucap Devan tak kalah tulus.
Radha terkejut mendengar ungkapan perasaan suami nya. "tadi kamu bilang apa mas?" tanya Radha memastikan.
Devan mengerutkan kening nya. "bilang apa?" tanya Devan.
"ishhh itu loh mas, setelah kata terimakasih?" ulang Radha.
Devan pura pura berfikir. "iya terimakasih sayang." jawab Devan sekena nya.
"terimakasih sayang terus tadi ada kelanjutan nya mas.. Bisa di ulangi?" pinta Radha.
"kelanjutan yang mana? aku lupa." bohong Devan sengaja menggoda Radha.
Seketika bibir gadis itu mengerucut. "issshh... sudahlah lupakan saja." ketus Radha.
Devan tertawa renyah melihat Radha merajuk, Devan memang sengaja pura pura lupa padahal dia sangat mengingat apa yang di ucapkan nya barusan.
"Aku mencintaimu, Radha Dwi Sasmita." ulang Devan serius.
Seketika mata Radha berbinar, jangan di lupakan pipi nya yang sudah memerah karena salah tingkah, bibir nya yang tadi mengerucut kini menahan senyum.
"Benarkah?" tanya Radha.
Devan mengangguk mantap "tentu saja." jawab Devan.
Senyum Radha semakin lebar tak kala hati nya bahagia dengan ungkapan perasaan Devan pada nya. Jadi sekarang Radha tak perlu bertanya tanya tentang alasan Devan menikahi nya.
"Aku juga mencintaimu, suami ku." balas Radha dengan memandang wajah suami nya. Begitu pun juga Devan yang tidak pernah lepas memandang wajah cantik Radha.
Devan semakin mendekatkan wajah nya ke arah Radha. Devan berniat akan mencium mesra bibir istrinya. Radha yang paham hanya bisa menanti sambil menutup mata nya, sampai suara bocah kecil menyadarkan mereka.
"Ekhem.. Lega ada di sini ma, pah." sindir bocah itu.
Seketika pasutri itu tersadar, Devan menjadi salah tingkah sedangkan Radha berusaha menahan senyum ketika menyadari bahwa mereka melupakan Rega sejak tadi.
"papa mau cun mama yaa?" tanya Rega dengan polos nya.
Devan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "tidak, tadi papa mau meniup mata mama yang kelilipan." kilah Devan.
Rega mengerutkan kening nya, rupanya bocah itu pemikir keras "mau meniup mata mama ko mama nya malah melem tadi?" sambung Rega dengan rasa penasaran nya.😂
Devan dan Radha berusaha memikirkan kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan putra nya. Namun ketika itu pelayan datang membawakan makanan sehingga membuat Rega sedikit teralihkan.
"selamat menikmati.." ucap pelayan itu sambil menata hidangan nya.
"terimakasih." jawab Radha.
"sudah, lebih baik sekarang kita makan." ucap Devan setelah pelayan itu pergi.
Setelah selesai makan, Devan menyuruh Radha untuk menutup mata nya.
"Aku punya sesuatu untuk mu, tutup mata nya." titah Devan.
Radha tersenyum kemudian segera menutup mata nya dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibir nya.
Devan beranjak dari duduk nya dan berjalan mendekati istri nya dan berhenti di belakang sang istri.
"sekarang buka matamu." perintah Devan.
Radha perlahan membuka mata dan seketika mata nya berbinar melihat sebuah kalung berlian dengan liontin hati yang kini menggantung di depan mata nya.
Radha menutup mulut nya dengan tangan karena speechless.
"Mas.. Ini.." lirih Radha penuh haru.
"hadiah kecil untuk mu, sayang." ucap Devan.
Radha mengulur kan tangan nya untuk meraih kalung tersebut setelah kalung tersebut berada di tangan nya, Radha semakin terharu dengan ke indahan kalung berlian tersebut.
"ini sangat indah, mas." lirih Radha.
Devan tersenyum manis. "mau aku bantu pasangkan?" tawar Devan.
Radha mengangguk antusias, kemudian Devan mulai memasangkan kalung nya dengan hati hati di leher istri nya. Devan menyingkir kan rambut Radha, seketika pundak mulus Radha terekspos membuat Devan sedikit terpancing namun ia harus bisa menahan nya karena masih ada Rega.
"kau semakin cantik, sayang." puji Devan setelah selesai memasang kan kalung nya.
"terimakasih mas."
"hmm" balas Devan.
"sejujurnya aku tidak terlalu mengharapkan hadiah mas, dengan kamu mencintai dan menyayangi ku saja sudah membuat ku bahagia." jelas Radha.
"apa aku tidak boleh memberikan hadiah untuk istri ku?" tanya Devan. "kau tau, aku tidak akan miskin hanya dengan membelikan mu kalung berlian. Bahkan, jika kau mau aku bisa membeli dengan toko nya sekalian." sambung Devan sedikit menyombongkan diri nya.
Radha memutar bola mata nya. "iya deh percaya tuan Devano Putra Abimanyu." gurau Radha.
Sontak mereka tertawa bersamaan.
.
.
.
.
Di bandara internasional Soekarno-Hatta. Terlihat seorang wanita cantik dan seksi yang tengah menenteng koper milik nya. Wanita itu memakai pakaian yang sangat pas di tubuh nya yang ramping, rambut nya yang blonde iya biarkan tergerai sehingga melambai lambai tertiup angin. Wanita itu melepaskan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancung nya demi meneliti seseorang yang sedang ia cari.
"Cindy." teriak seorang wanita memanggil nama nya.
Wanita tadi yang tak lain adalah Cindy segera menoleh ke arah sumber suara kemudian wanita itu tersenyum angkuh sambil berjalan menghampiri orang yang memanggil nya.
Melihat Cindy mendekat ke arah nya, wanita itu segera memeluk tubuh keponakan nya.
"aku merindukanmu." ucap wanita itu pada Cindy.
Cindy hanya membalas pelukan Tante nya ala kadar nya saja.
"Tante merindukan ku atau uang ku." cibir Cindy.
"apa yang kau bicarakan? tentu saja aku merindukan keponakan ku yang cantik ini." goda Wina sambil mencolek dagu Cindy.
Ya, Cindy adalah keponakan nya Wina.
Cindy hanya memutar bola mata nya.
"Oh ya, sebagai penyambutan kepulangan mu bagaimana jika kau menelaktir Tante belanja?" saran Wina dengan antusias.
Cindy membulat kan mata nya. "apa Tante sudah gila? Aku baru saja melakukan perjalanan yang melelahkan aku butuh istirahat." protes Cindy.
Wina menghela nafas. "baiklah, tapi lain kali kau harus menelaktir Tante mu ini." tegas Wina.
"apakah Tante sudah tidak bisa menjerat pria tua bangka lagi sehingga kehabisan uang?" sindir Cindy.
Wina mendengus kasar "diam lah, aku sangat kesal karena target ku lepas. Seharusnya aku bisa menikah dengan tua Bangka itu, tapi anak nya mempengaruhi nya sehingga tidak jadi menikahi ku."
Cindy tertawa mengejek "ternyata kau bisa gagal juga."
"sudahlah, sebaiknya sekarang kita ke apartemen mu katanya kau lelah." ucap Wina.
"hmm"
Cindy dan Wina meninggal kan bandara menuju apartemen milik Cindy.
Kini dua wanita itu sedang berada di dalam mobil dengan Wina yang menyetir. Cindy menatap kota jakarta dari balik kaca mobil nya, selama 3 tahun cindy menetap di Amerika ternyata sudah banyak perubahan sehingga membuat Cindy merasa asing.
"Rega.. Mama datang.. apakah kamu akan memaafkan ku Devan..?" batin Cindy.