NovelToon NovelToon
MISTERI SANG PEWARIS

MISTERI SANG PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Balas dendam pengganti
Popularitas:431
Nilai: 5
Nama Author: YNFitria

Hana dan Kinan dinyatakan meninggal dalam kebakaran rumah yang dasyat. Daud sebagai suami terpaksa menerima kenyataan tersebut setelah jenazah keduanya ditemukan kosong di dapur rumah mereka. Lalu bagiaman dengan aset yang ditinggalkan Hana yang diwariskan dari almarhum orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YNFitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misi dimulai

"Bos, salah satu tempat yang paling sering didatangi Hadi adalah penjual es kelapa muda depan lapangan komplek perumahan Kenanga" Firzan melaporkan apa yang dia dapat dari laporan lanjutan anak buahnya.

Setelah Gareng memberitahukan lokasi yang paling sering dan rutin didatangi Hadi, Firzan meminta yang lain mencari tahu seluk beluk tempat dan informasi detil lainnya.

"Apa istimewanya penjual es kelapa muda" tanya Hanif

"yang jualan Nizam Riswan" ujar Firzan membuat Hanif langsung menatapnya

"Nizam kawan kita?"tanya Hanif memastikan

"iya, entah bagaimana dia berakhir sebagai pedagang es kelapa. Tak pernah kedengaran kabarnya sejak lulus. Sudah kusuruh untuk mencari informasi Nizam. Kita tinggal tunggu. Yang jelas bukan sebuah kebetulan Hadi rajin menyambanginya" ujar Firzan yang diaminin Hanif.

"Sepertinya mereka benar-benar mencari tahu tentangku dari semua orang yang bisa digali" ujar Hanif

"Ah mungkin soal bos tolak Inayah sudah sampai ke telinga mereka bos" Domo menyahut dari balik kemudi. Firzan dan Hanif saling berpandangan, memikirkan hal yang sama.

"Tumben pinter kamu Mo" ujar Firzan menepuk keras bahu Domo

"lah kamu kira aku bodoh mentang-mentang kamu yang jadi asisten bos Hanif" ujar Domo kesal. Firzan tertawa, tahu Domo tidak benar-benar marah.

"Sepertinya bentar lagi bakalan banyak yang bening seliweran bos" ujar Firzan terkekeh. Hanif ikut tertawa tahu benar apa yang akan terjadi ke depannya.

****************

Karin berdiri di balik dinding yang mengarah ke toilet di lobbi. Sengaja dia datang pagi ke kantor dan turun kembali ke lobi setelah absen. Tujuannya satu, menunggu kedatangan Hanif. Itu sebabnya dia berdiri di balik dinding ini.

Sudah hampir 10 menit Karin menunggu masih dengan tas tercangklong di bahunya seolah baru datang. Kesabarannya makin tergerus habis karena yang ditunggu belum juga muncul. Setelah bolak -balik melihat jam akhirnya Karin melihatnya muncul. Cepat dia merapikan setelan blazer dengan bordir bungan di dada memberikan kesan feminin dan elegan. Rambutnya yang sebahu digerai begitu saja. Karin menggunakan kacamata untuk membuatnya terlihat tidak ingin "terlihat menonjol" . Dengan gesit Karin melangkah cepat dan berada di belakang Hanif yang didampingi Firzan. Mereka tidak memiliki lift khusus untuk ceo atau direksi. Semuanya menggunakan lift yang sama.

Firzan menekan tombol lift dan setelah beberapa saat menunggu akhirnya lift terbuka dan Hanif langsung masuk diikuti Firzan dan dua orang staf lain yang menyapa Hanif san Firzan. Karin juga buru-buru masuk ke dalam lift yang sama.

Dia ikut mundur ke belakang dimana Hanif berdiri. Merapat di sebelahnya membuat Hanif diapit Karin dan Firzan

"Pagi Pak Hanif" sapa Karin pelan, sopan dan terkesan malu-malu.

"Pagi" jawab Hanif tanpa melirik ke arahnya. Hanya Firzan yang memperhatikan Karin dengan seksama.

Dua orang staf lain sudah menyapa Firzan dan Hanif sebelum masuk lift, tapi yang satu ini baru menyapa Hanif saat masuk dan mengambil tempat di sebelahnya. Firzan tersenyum kecil.

"Sepertinya sudah mulai bos" bisik Firzan pelan. Hanif mengerutkan kening dan dengan ujung matanya melirik staf perempuan di sebelahnya. Mengingat mukanya dan melihat lanyard yang mencetak nama dan divisinya.

***

"Namanya Karin Adiwira, divisi sales& marketing, masuk 7 bulan lalu" ujar Hanif memberitahu Hanif

"Lulusan management Univeritas SSS, Lulusan terbaik di angkatannya. Summa cum laude" ujar Firzan membacakan biodata Karin

"Serius, cerdas banget" komentar Hanif mau tak mau kagum

"Satu sekolah dengan Ella, sekretaris Daud, bukan teman dekat tapi berteman baik"

"Ella yang rekomen?" Hanif bertanya, merasa sedikit rancu

"Sepertinya bukan, mereka baru bertemu lagi saat Karin masuk ke sini"

"Cuma itu?" tanya Hanif merasa tak ada yang mencurigakan

"Orang tuanya bercerai saat dia kecil. Ayahnya eksekutor hakim yang menangani sidang salah satu politisi berapa belas tahun lalu. Buronan sampai saat ini, dan Karin tak pernah mencantumkan nama lengkap ayahnya dalam setiap dokumen. Hanya nama ibunya. Mantan Germo di rumah bordil di wilayah Jakarta utara. Berhenti beberapa tahun lalu dan meninggal setahun lalu"

Firzan berhenti, tapi Hanif tak menyela, dia masih menunggu informasi lanjutan.

"Bertahan hidup dengan kerja serabutan sejak ibunya sakit. SPG, Caddy, dan menjadi perantara seperti ibunya, tapi eksklusif untuk pengusaha kaya dan politisi. Tapi tak pernah menjual dirinya sendiri sekalipun dia hobi bersenang-senang" tambah Firzan

"Dia meneruskan pekerjaan yang dia tahu dengan polesan ilmu yang dia punya" ucap Hanif antara salut dan jijik.

"Dia pernah menjadi kekasih Irawan Hamid sebelum menikah dengan istrinya, Irawan sahabat Daud saat SMA"

Informasi terakhir yang disebutkan Firzan berhasil menarik perhatian Hanif.

"Itu sebabnya dia merubah penampilan" ujar Hanif tertawa sinis

"Maksudnya bos" tanya Hanif bingung

"Sebelum pagi ini, beberapa kali dia menyapaku. Sebelumnya penampilannya cukup terbuka untuk setelan pekerja kantoran. Mana ada malu-malu seperti tadi. Aku baru mengingatnya setelah tadi keluar lift" jelas Hanif

"Artinya bos" Firzan memastikan

"Entah suruhan Halima atau Daud, Karin masuk kesini untuk dengan tujuan tertentu. Coba cek siapa yang sebar gosip soap Nani. Sepertinya dia dalangnya" perintah Hanif

"Sebelumnya apa yang dia kerjakan dan cari?" tanya Firzan bingung. Hanif mengangkat bahu tak punya jawaban.

"Yang jelas kemungkinan besar, dia orangnya Daud, dan kemungkinan Halima membagi rencana dia dan anak perempuannya pada Daud si anak sulung kesayangan " tebak Hanif.

****************

Nani melirik sekilas ke arah Karin yang sejak tadi berseliweran di ruangan mereka yang tak terlalu luas. Dia cukup kaget melihat penampilannya yang berbeda dari biasanya. lebih tertutup, elegan dan terlihat lebih ramah. Nani melihatnya sekali lahi lalu membatin

"ckk..entah keambet apa dia tiba-tiba berubah penampilan Sampai personalitinya ikut berubah. Serem ternyata dia aktris"

Sementara itu objek penelitian Nani sibuk bekerja. Meskipun tadi pagi sudah berusaha memberikan kesan supaya diingat Hanif, Karin tahu itu bukan apa-apa. Bisa jadi malah Hanif tak mengingat dia seperti biasa. Jadi kali ini dia harus menggunakan otaknya.

Beruntungnya Karin bukan orang bodoh. Dari data sales yang dia buka dia bisa menebak bahwa di trimester kedua tahun ini target perusahaan sudah tercapai taoi tetap menurut 18% dari trimester sebelummya dan bahkan 36% lebih kecil di trimester sama tahun sebelumnya.

Dengan otak dan data yang dia pegang Karin mengolah informasi tersebut dengan memulai analisa dan membuat rencananya sendiri untuk menaikan sales. Dia bukan manager jadi tak punya banyak kewenangan. Tapi persetan dia tahu apa yang harus dia lakukan untuk menaikan performa Lebih baik dia berusaha menonjol di sini supaya bisa dilihat Hanif. Dengan begitu kesempatannya untuk dilirik bahkan diingat Hanif akan tinggi. Nahkan mungkin bukan cuma Hanif yang akan melihatnya, tapi seluruh jajaran direksi. Selama ini dia tahu banyak orang yanh menganggapnya kosong karena penampilan. Mereka tidak tahu kalau otaknya jauh lebih hebat dari mereka.

1
Heru Ardi
mkn pnasaran/Determined/
Heru Ardi
lanjooot
Tsuyuri
Menakjubkan!
Heru Ardi
wow pasti pada mau warisan ..ribut nanti. lanjut thor
Heru Ardi
ceritanya bikin penasaran/Grimace/ lanjutannya dooong
Heru Ardi
mantap, lanjuuut tor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!