Liam, seorang DJ tampan di sebuah diskotik mewah, terperangkap dalam lingkaran setan. Ia dipaksa menjadi "pria bayaran" oleh Mr. Ricardo, pemilik diskotik yang kejam. Liam terpaksa menerima tip dari para wanita kaya, meski hatinya menolak. Ia berusaha bebas, namun ancaman Mr. Ricardo dan desakan teman-temannya membuatnya terjebak. Suatu malam, Amanda, seorang wanita muda kaya raya yang sering berkunjung ke diskotik tersebut, tertarik pada Liam. Amanda terbiasa mendapatkan apa saja yang diinginkannya dengan uangnya, namun Liam berbeda. Liam tidak tertarik pada uang Amanda, dan ini justru membuat Amanda semakin tertarik padanya. Amanda menawarkan Liam uang sebesar dua miliar rupiah untuk menjadi miliknya. Tawaran ini menjadi titik balik dalam hidup Liam. Apakah Liam akan menerima tawaran Amanda dan bebas dari jeratan Mr. Ricardo? Atau akan ada konflik yang akan terjadi? Akankah cinta mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
༺ ༻ BAB 28 ༺ ༻
...✧༺♥༻✧...
...✧༺♥༻✧...
Liam hati-hati memasukkan Amanda ke mobilnya, memastikan posisi Amanda nyaman sebelum menyetir menuju penthouse kesayangan Amanda.
Sepanjang perjalanan, Liam menatap Amanda dengan tatapan lembut, jari-jarinya sesekali mengusap rambut Amanda dengan hati-hati.
Ia merasa lega Amanda sudah kembali ke pelukannya, namun sekilas bayangan Ricardo dan rencana balas dendamnya masih menghantui pikirannya.
Sesampainya di penthouse, Liam langsung membawa Amanda ke kamar tidurnya. Ia meletakkan Amanda dengan hati-hati di atas kasur yang lembut dan nyaman.
Setelah memastikan Amanda terletak dengan nyaman, Liam menarik selimut hingga menutupi tubuh Amanda.
Liam menatap Amanda sekali lagi sebelum beranjak dari kamar. Ia harus menghubungi orang-orang terpercaya untuk mempersiapkan segala sesuatu.
Ricardo mungkin sudah kabur, tetapi permainan belum berakhir. Liam akan memastikan Ricardo mendapatkan balasan yang setimpal atas segala yang telah ia lakukan pada Amanda.
Liam duduk di samping tempat tidur Amanda, menatap wajah Amanda dengan tatapan yang penuh dengan kerinduan. Jari-jarinya dengan lembut mengusap pipi Amanda, merasakan kulit halus kekasihnya.
Ia menahan napas, menunggu Amanda bangun. Hati Liam berdebar kencang, campuran antara kegembiraan dan kekhawatiran.
Setelah beberapa saat, Amanda akhirnya bangun. Matanya masih sayu, namun ia menatap Liam dengan tatapan yang familiar. Kenangan yang terpendam mulai bermunculan di benaknya. Ia mengingat segalanya.
Liam menatap Amanda dengan tatapan yang penuh dengan harap.
"Amanda… apakah kau ingat aku?" tanya Liam dengan suara yang gemetar, suaranya penuh dengan kerinduan yang mendalam.
Amanda menatap Liam dengan tatapan yang dalam. Air mata mengalir di pipinya. Ia mengingat segalanya. Ia mengingat cinta pertamanya, Liam.
Ia mengingat masa-masa bahagia bersama Liam. Ia mengingat Ricardo yang telah memanipulasi ingatannya.
Akhirnya, Amanda kembali ke pelukan Liam. Kerinduan yang mendalam telah berakhir. Cinta mereka telah mengalahkan segala rintangan.
Amanda bangun dari tidurnya, memandang Liam dengan tatapan yang bingung. Ia ingin menguji Liam, ingin melihat seberapa jauh Liam mencintainya. Ia menahan emosi dan berpura-pura tidak mengenal Liam.
"Kau… siapa?" tanya Amanda, suaranya dingin.
Liam panik. Wajahnya pucat. Ia tidak menyangka Amanda akan bereaksi seperti itu.
"Sayang… jangan lupakan aku… aku Liam…" Liam menangis, suaranya gemetar. Ia memegang tangan Amanda, mencoba menarik perhatian Amanda.
"Aku… tidak ingat… kau… siapa," kata Amanda, suaranya masih dingin.
Liam semakin panik. Ia mencoba mencari cara untuk mengingatkan Amanda tentang cinta mereka.
"Amanda… kau… ingat… 2 miliarmu?" tanya Liam, suaranya masih gemetar karena tangis.
Amanda tidak tahan lagi. Ia tertawa keras. Liam bingung. Ia tidak mengerti apa yang terjadi.
"Aku… berpura-pura, Liam," kata Amanda, suaranya penuh dengan tawa.
Liam tersadar. Ia tersenyum lebar, merasakan lega yang tak terkira. Ia mencium Amanda dengan lembut, mengungkapkan kerinduan dan cintanya yang mendalam.
Amanda membalas cium Liam dengan lembut, perlahan tapi pasti cinta mereka semakin membara.
Ciuman mereka berlangsung lama, penuh dengan kerinduan dan cinta yang mendalam. Setelah beberapa saat, mereka berpisah, namun tatapan mereka masih terkunci satu sama lain. Keduanya tersenyum, merasa lega karena akhirnya bersatu kembali.
"Aku sangat merindukanmu," kata Amanda, suaranya penuh dengan emosi.
"Aku juga," jawab Liam, ia memeluk Amanda erat-erat. "Aku tidak akan melepaskanmu lagi."
Setelah beberapa saat berpelukan, Amanda menarik diri dari pelukan Liam.
"Tapi… Ricardo…" kata Amanda, suaranya sedikit gelisah.
Liam mengangguk. Ia tahu bahwa perjuangan mereka belum berakhir. Ricardo masih berkeliaran di luar sana. Ia harus melakukan sesuatu untuk menghentikan Ricardo.
"Jangan khawatir," kata Liam, ia memegang tangan Amanda.
"Aku akan menangani semuanya. Aku tidak akan membiarkan Ricardo menyakitimu lagi."
Liam menjelaskan rencananya untuk menangani Ricardo dan sisa-sisa kekayaannya. Amanda mendengarkan dengan seksama, memberikan dukungan dan nasehat kepada Liam. Mereka bersama-sama merencanakan langkah selanjutnya.
Liam memeluk Amanda erat-erat, mengusap rambut Amanda dengan lembut. Ia bisa merasakan ketakutan dan kegelisahan yang masih melekat pada diri Amanda. Ia tahu bayangan Ricardo masih menghantui pikiran Amanda.
"Stt… sayang… lupakan dulu Ricardo… untuk sekarang," bisik Liam dengan suara lembut, mencoba menenangkan Amanda.
Ia mencium kening Amanda dengan lembut, mencoba menghilangkan kegelisahan yang terpancar dari wajah Amanda.
...✧༺♥༻✧...
Liam menarik Amanda lebih dekat ke dadanya, membiarkan Amanda merasakan detak jantungnya yang berdebar karena cinta dan kecemasan. Ia ingin memberikan Amanda rasa aman dan kenyamanan sepenuhnya.
Ia ingin Amanda lupa akan kejadian yang menyakitkan itu, setidaknya untuk sementara waktu. Ia akan menangani Ricardo sendiri.
Liam memeluk Amanda erat-erat, suaranya bergetar karena emosi.
"Nona… aku… aku tidak akan pernah membiarkanmu jatuh cinta kepada siapapun… " suaranya penuh keyakinan memeluk amanda dengan erat.
"tidak akan," "tidak akan pernah ada yang bisa mengambil" kata Liam, suaranya penuh dengan posesifitas dan cinta.
Amanda tersentak mendengar pernyataan Liam. Ia menatap Liam dengan tatapan yang penuh dengan pertanyaan.
"Apa maksudmu, Liam?" tanya Amanda, suaranya penuh dengan keingintahuan.
Liam menjelaskan tentang Septian, saingan Liam dalam merebut hati Amanda.
"Septian… dia… dia ingin mengambilmu dariku… dia ingin menyentuhmu," kata Liam, suaranya penuh dengan kecemburuan dan kemarahan.
Amanda tertawa keras mendengar penjelasan Liam. Ia menemukan kecemburuan Liam sangat menggemaskan.
Ia menarik Liam ke sudut ranjang, mendekati Liam dengan tatapan yang penuh dengan godaan. Amanda yang sejati telah kembali.
"Kau berpikir aku akan tertarik padanya?" tanya Amanda dengan suara yang manja. "Dengar ya, 2M… aku tidak pernah menyukai dia… bahkan saat aku amnesia."
Amanda mencium Liam dengan lembut, mengungkapkan cintanya yang mendalam. Liam membalas cium Amanda dengan semangat, merasakan kembali cinta mereka yang utuh.
Amanda dengan cepat membuka kancing kemeja Liam, jari-jarinya bergerak dengan lancar dan terampil. Liam merasa tubuhnya membara merasakan sentuhan Amanda yang begitu intim. Ia menahan napas, merasakan debaran jantungnya semakin kencang.
"Jadi… 2M… apakah kau masih meragukan cintaku padamu?" bisik Amanda dengan suara yang serak, ia mencium leher Liam dengan keras, memberikan tanda pemilikan yang jelas.
Liam, yang telah disiksa kerinduan yang sangat amat dalam, tidak dapat menahan godaan Amanda. Ia merasa tubuhnya melemah di hadapan Amanda.
"Oh… Nona… kau… ini… kau ingin aku memulai… iya?" Liam membalikkan posisi mereka, sehingga ia berada di atas Amanda.
Ia memeluk Amanda erat-erat, mencium leher Amanda dengan lembut, kemudian turun ke perut Amanda.
"Aku… cinta… Nona…" bisik Liam, suaranya penuh dengan cinta dan kerinduan.
Suasana kamar semakin panas. Cinta mereka meledak seperti api yang membakar segala rintangan. Sentuhan mereka semakin intens, napas mereka semakin cepat.
Liam dan Amanda larut dalam kesenangan yang tak terkira. Mereka melupakan sejenak segala masalah yang telah mereka hadapi. Hanya ada mereka berdua, dalam pelukan cinta yang mendalam.
Setelah beberapa saat, mereka berpisah, namun tatapan mereka masih terkunci satu sama lain. Keduanya tersenyum, merasakan kehangatan cinta yang membalut tubuh dan jiwa mereka.
"Aku sangat mencintaimu," kata Amanda, suaranya penuh dengan cinta dan kerinduan.
"Aku juga," jawab Liam, ia memeluk Amanda erat-erat. "Aku tidak akan melepaskanmu lagi."
Mereka berbaring berdampingan, merasakan kehangatan tubuh satu sama lain. Namun, di tengah kehangatan itu, bayangan Ricardo masih menghantui pikiran mereka. Mereka tahu bahwa perjuangan mereka belum berakhir.
...✧༺♥༻✧...
...Bersambung.......
terima kasih sudah mampir karyaku yaaa