Apa jadinya kalau seorang mahasiswa hukum yang playboy di jodohkan dengan seorang janda kaya raya?
Dalam pikiran Boy, janda adalah perempuan gendut dengan make up tebal. Seluruh tubuhnya sudah kendor dan bekas orang. Boy yang sering gonta ganti pacar cantik, tentu saja menentang keras perjodohan yang dilakukan kedua orangtuanya, apalagi di jodohkan dengan seorang janda walaupun kaya raya.
"Tidak mau! Lebih baik Aku mati daripada menikah dengan janda tua. Aku masih 21 tahun, Mi, Pi," tolak Boy dengan keras.
Padahal, Krystal tidak sejelek yang Boy pikir. Walaupun sudah berumur 28 tahun dan janda, dia sangat cantik seperti aktris Korea. Krystal juga masih perawan, karena belum pernah tidur sekamar dengan mantan suaminya.
Krystal yang tidak ingin salah memilih suami lagi, memutuskan menyamar menjadi mahasiswi hukum, satu kampus dan satu kelas dengan Boy, untuk mengetahui sifat asli calon suaminya. Terbukti, banyak mahasiswa maupun dosen pria yang naksir Krystal termasuk Boy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 09
Setelah pulang dari rumah Dena, Boy mengajak Krystal singgah beli jagung bakar di tengah jalan. "Ini makan!" Boy menyodorkan jagung bakar yang masih hangat pada Dena.
"Ngapain sih berhenti segala di pinggir jalan, kenapa gak langsung pulang?" tanya Dena.
"Sepanjang jalan tadi Aku dengar perut Kamu keroncongan. Isi perut aja dulu baru pulang. Lagian Aku juga lapar dan kebetulan juga ada orang jual jagung bakar di sini," jawab Boy.
Krystal tidak pernah makan jagung bakar di pinggir jalan sebelumnya. Dia di besarkan bagai putri kerajaan oleh mendiang orang tuanya, tentunya dengan bergelimang harta, jadi dia selalu makan di restoran mewah. Berbeda dengan Boy yang sejak kecil terbiasa hidup susah dan sederhana.
Krystal menggigit jagung bakar itu sedikit. "Enak," katanya. Gigitan Krystal semakin lahap saja. Boy tersenyum kecil melihat Krystal makan jagung bakar sangat lahap, seolah tidak pernah makan jagung bakar sebelumnya.
"Pak, air mineralnya satu ya," pinta Boy.
"Ambil saja, Den," jawab sang penjual.
"Ini minum, nanti Kamu tersedak," kata Boy.
"Makasih." Krystal mengambil dengan senang hati botol air mineral yang diberikan Boy.
"Alexa."
"Hmm."
"Tadi waktu Kamu mabuk, Kamu sedikit meracau."
"Orang Mabuk memang suka meracau, memangnya kenapa?"
"Kamu bilang, Aku sama jahatnya dengan dia. Dia itu siapa? Mantan pacarmu?" Boy penasaran.
Krystal terdiam. Tidak mungkin Krystal jawab kalau orang itu adalah mantan suaminya. Tidak mungkin juga dia mengatakan kalau orang yang Boy hajar tadi adalah mantan adik iparnya dan Doni sahabat Boy adalah keponakan mantan suaminya.
"Aku meracau begitu? Pasti Aku sedang ngawur. Aku tidak pernah punya pacar. Semua cowok gak suka Aku karena Aku jutek."
"Beneran?"
"Terserah mau percaya atau tidak." Krystal berbohong.
"Terus Kamu ngapain ke club malam?"
"Lagi frustasi karena ada cowok yang mau naklukin Aku tapi tujuannya supaya bisa menyakiti Aku."
"Maaf soal itu. Pasti Kamu sakit hati karena itu."
"Jelas Aku sakit hati."
"Ku akui, Aku memang angkuh. Sejak awal Aku emosi karena Kamu menolak ku terang-terangan. Harga diriku terinjak-injak. Tapi setelah ku pikir-pikir, wajar sih Kamu menilai jelek Aku. Toh sifat ku memang benar seperti itu."
"Jadi Kamu sekarang mengaku salah?"
"Maaf atas semuanya, Alexa. Kamu mau kan maafin Aku?"
Krystal melihat Boy tulus minta maaf padanya. "Maaf Kamu di terima," jawab Krystal.
"Aku juga minta maaf atas kejadian tadi," ucap Boy ragu.
"Soal apa?" Krystal tidak mengerti.
"Waktu Kamu mabuk, Aku ... Aku ... mencium bibirmu ..."
Mata Krystal membulat. "Kamu mencium bibirku?" tanya Krystal memastikan, Boy mengangguk.
"Bibirku?" Krystal memegang bibirnya. "Padahal Aku sudah menjaga kesuciannya selama ini. Tidak ku sangka ternodai tanpa sepengetahuanku. Dasar Playboy ..." Krystal sedikit marah dan memukul-mukul bahu Boy.
"Iya, Aku minta maaf. Bukan cuma Kamu kok. Aku juga tidak pernah mencium perempuan sebelumnya. Jadi Kita sama-sama rugi."
Boy menangkap tangan Krystal yang memukul-mukul bahunya. "Kalau Kamu tidak suka ciuman tadi, anggap itu tidak pernah terjadi. Oke?" ucap Boy.
"Kamu harus tanggung jawab!"
"Gimana caranya Aku tanggung jawab?"
Pertanyaan Boy masih belum bisa di jawab oleh Krystal. "Lihat saja nanti! Ayo kita pulang. Antar Aku ke club. Mobilku masih di sana."
"Iya, iya. Astaga! Ryan dan Doni masih di sana. Kami tadi datang barengan pakai mobil ini." Mengingat itu, Boy langsung buru-buru ke club, padahal jagung bakar mereka belum habis.
***
Keesokan harinya.
"Apa? Pasti Saya salah dengar, coba Nona ulangi sekali lagi." Jelita tidak percaya atas apa yang barusan dia dengar. Dia kira Krystal datang ke kantor untuk mulai bekerja lagi seperti biasa, ternyata tidak. Ya walaupun hari Minggu, kantor tetap lembur karena sedang ada proyek penting perusahaan yang di targetkan selesai Minggu ini juga.
"Percepat pernikahanku, cepat hubungi Om Bram!" titah Krystal.
"Apa Nona yakin? Bukankah terakhir kali Nona bilang tidak mau menikah dengan Tuan Muda Boy Daniel? Kenapa Nona berubah pikiran lagi? Apa penyamaran Nona ketahuan olehnya?" Jelita masih ragu.
"Penyamaran ku belum ketahuan. Ternyata Dia tidak sejahat yang Aku kira. Aku juga tidak mau berlama-lama jadi mahasiswi hukum," jawab Krystal.
"Apa Anda tidak menyesali keputusan Anda sekarang?" tanya Jelita lagi.
"Jelita, bawel banget sih. Cepat laksanakan perintahku!" titah Krystal tegas.
"I-iya, Nona." Jelita masih ragu, tapi dia tetap menuruti keinginan bos nya itu.
Sekarang, Boy ada di rumah sedang rebahan di kamar. Hari ini hari Minggu dan tidak ada aktivitas kuliah. Dia senyum-senyum sendiri sambil mengingat kejadian tadi malam saat dia bersama Krystal. "Jantungku? Apa benar Aku mulai menyukainya? Tapi ... dia masih jutek padaku," gumam Boy.
Tiba-tiba Bram datang mengetuk pintu kamar Boy dengan keras. Boy yang sibuk menghayal terkejut dan dengan malas membuka pintu. "Ada apa sih Pi ribut-ribut?" ucap Boy.
"Sekretaris Krystal, calon istrimu barusan menelepon. Katanya dia ingin mempercepat pernikahan kalian."
"Apa? Yang benar aja? Ketemu dia aja Boy gak pernah. Liat mukanya di internet aja gak pernah karena kehidupan pribadinya selalu di sembunyikan. Ini mah namanya beli kucing dalam karung."
"Dia bilang akan bertemu Kamu langsung di pelaminan saja."
"Pi, dia pasti tua dan jelek. Makanya dia gak mau ketemu aku. Dia takut Aku ilfeel lihat mukanya."
"Krystal tidak jelek, Boy. Papi pernah bertemu dia."
"Bohong. Buktinya dia hanya ingin bertemu Aku langsung di pelaminan saja."
"Percaya sama Papi. Ingat! Apa konsekuensinya kalau Kamu menolak menikahi Krystal!"
"Terserah Papi aja!" kesal Boy. "Baru aja, Aku mulai suka sama Alexa. Eh, Aku harus sadar kenyataan, kalau Aku bakalan jadi suami janda tua. Nasib ... nasib ..." gerutu Boy dalam hati.
"Pernikahan Kalian akan di adakan dua Minggu lagi. Semuanya akan di persiapkan oleh Krystal. Jadi Kita tidak perlu menyiapkan apa-apa lagi."
"Apa? 2 Minggu lagi Aku bakalan nikah sama Krystal?" Boy terkejut bukan main.