Liam Ang atau Liam Halley Anggara adalah seorang model majalah remaja yang menjadi idola para remaja perempuan.
Liam yang juga merupakan anak laki-laki satu-satunya di keluarga Halley adalah sosok yang supel, humoris, mudah bergaul, dan mudah akrab dengan siapa saja.
Yumi Arishta, seorang gadis gendut, pendek, dan pemalu yang kuliah dan merantau seorang diri di luar kota.
Pertemuan tak sengaja antara Yumi dan Liam di suatu malam, membuat keduanya terlibat dalam sebuah hubungan yang sulit dijelaskan.
Liam yang merasa berhutang budi pada Yumi, terus berusaha mendekati gadis pemalu tersebut. Meskipun beragam penolakan terus saja Yumi lontarkan karena Yumi merasa tidak sepadan dengan Liam yang tampan, kaya, terkenal, dan punya banyak teman.
Perbedaan antar Yumi dan Liam itu bagaikan bumi dan langit. Jadi bagaimana bisa seorang Yumi menjadi kekasih dari Liam Ang?
Bagaimana akhirnya hubungan Yuni dan Liam?
Apakah keduanya akan bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NGE-CHARGE
"Kalau pakai baju yang ini, terlihat malu-maluin, nggak, Va?" Tanya Yumi meminta pendapat Valeria via videocall.
Yumi benar-benar sedang bingung memilih baju yang akan ia kenakan ke acara makan malam bersama keluarga Liam malam ini.
"Roknya udah pas, Yum! Tapi atasannya coba pakai yang putih polkadot tadi!" Valeria memberikan pendapatnya.
"Yang ini?" Yumi menunjukkan blouse sifon berwarna putih dengan motif polkadot pada Valeria.
"Yup! Yang itu kayaknya lebih cocok,"
"Baiklah aku pakai baju yang ini dan rok yang ini." Putus Yumi akhirnya.
"Apa keluarga Liam semuanya galak seperti Anne?" Tanya Yumi khawatir.
Valeria tergelak mendengar pertanyaan Yumi.
"Kamu belum berbalas pesan dengan Anne, ya?"
"Belum lah! Memangnya aku siapa?" Jawab Yumi seraya mencebik.
"Anne itu memang kelihatan jutek di luarnya. Tapi dia nggak galak, kok! Kamu kenalan lebih dekat deh sama Anne! Anaknya asyik, kok," Valeria memberikan saran.
"Tapi aku takutnya nggak nyambung kalau ngobrol sama Anne. Aku kan nggak pinter basa-basi, Va!" Yumi mencari alasan.
"Iya makanya kenalan dulu, baru nanti bisa akrab," Valeria kembali terkekeh.
"Aku kan nggak se-supel dirimu yang punya banyak teman dan pinter bergaul," Yumi kembali mencebik.
Sejak dulu, Yumi memang payah dalam hal berteman. Yumi tidak pernah punya banyak teman. Mungkin karena Yumi yang cenderung cuek dan tak pandai berbasa-basi. Yumi lebih banyak diam jika berkumpul bersama teman-temannya. Hanya saat ada yang melontarkan pertanyaan saja, Yumi baru akan buka suara.
Satu-satunya teman Yumi yang paling dekat di kampus juga hanya Valeria. Selain Valeria, Yumi jarang mengobrol kecuali ada hal penting yang biasanya berkaitan dengan mata kuliah atau tugas dari dosen.
Yumi sendiri tidak tahu kenapa dirinya begitu payah dalam hal mencari teman. Yumi hanya lebih suka melakukan semua hal sendirian. Bagi Yumi, sendiri itu menyenangkan dan menenangkan. Yumi bahkan betah duduk seharian di dalam kamar kost-nya saat tidak ada jadwal kuliah.
"Yum! Kok jadi melamun?" Tegur Valeria membuyarkan lamunan Yumi.
"Eh, iya! Kamu nanti datang ke acara juga kan, Va?" Tanya Yumi memastikan dan mengalihkan topik pembicaraan.
"Iya, aku datang bersama mama dan papa nanti," jawab Valeria mengulas senyuman di bibirnya.
"Abang Kyle? Nggak datang bareng kamu?" Tanya Yumi menggoda Valeria.
"Abang Kyle datang bareng Mom dan Dad-nya lah! Bareng adeknya juga," jawab Valeria malu-malu.
Tok tok tok!
Terdengar suara pintu kost diketuk dari luar.
"Ehm ada tamu. Aku tutup dulu teleponnya, Va!" Pamit Yumi pada Valeria.
"Oke! Sampai jumpa di kafe!"
Video call terputus.
Buru-buru Yumi membuka pintu kamar kost-nya.
"Sudan siap?" Tanya seseorang yang mengenakan baju serba hitam dengan kerah leher tinggi, masker hitam, dan kacamata yang juga berwarna hitam.
Sudah seperti ninja penjahat saja!
"Kenapa nggak sekalian pakai helm fullface atau topeng scream gitu, sih?" Gerutu Yumi seraya menutup pintu setelah Liam masuk ke dalam.
Liam segera melepas semua acesoris-nya dan kini tergelak.
"Aku kan cuma nurutin kamu supaya kamu nggak dikejar paparazi, Sayang!" Jawab Liam mencari alasan.
"Sudah siap?" Tanya Liam seraya membuka kausnya sebelum duduk diatas karpet yang hanya dibentangkan setengah. Liam menyalakan kipas angin kecil miliknya.
Kebiasaan banget memang tuan model ini.
Kalau di dalam kost-an Yumi pasti bertelanjang dada begini.
"Baru mau siap-siap. Kata kamu jam tujuh baru jemput? Ini baru jam enam!" Yumi melirik jam dinding doraemon miliknya yang tergantung di dinding.
"Mau nge-charge dulu. Sekalian numpang mandi," jawab Liam seraya mengerling nakal pada Yumi.
"Tadi darimana memang? Aku pikir dari rumah?" Tanya Yumi yang sudah duduk di samping Liam.
Namun seperti biasa, Liam langsung menarik Yumi untuk berpindah ke hadapanya dan pria itu segera menyusupkan kepalanya di ceruk leher Yumi. Menghirup dalam-dalam aroma tubuh Yumi yang menjadi favoritnya.
"Nikah sekarang aja, yuk, Yum!"bujuk Liam sekali lagi yang masih menyusupkan kepalanya di leher Yumi.
"Nggak! Aku nggak mau buat Ibu dan Bapak kecewa! Mereka udah kerja keras buat sekolahin aku," tolak Yumi cepat.
"Aku nggak akan menghalangi kamu buat melanjutkan kuliah," janji Liam bersungguh-sungguh.
Liam meraih rambut keriting Yumi dan mulai memainkannya.
"Sekarang aja bilang begitu! Kamu nggak ngrasain beratnya kuliah setelah nikah. Belum lagi kalau nanti hamil, punya anak, makin banyak tersita waktunya," Cerocos Yumi memaparkan keberatannya.
"Kita juga kan belum lama saling mengenal. Aneh sekali kalau kamu tiba-tiba ngajak aku nikah," sambung Yumi lagi yang sepertinya masih ragu pada Liam.
Liam memutar posisi Yumi dan menangkup wajah gadis chubby tersebut.
"Jadi kamu belum percaya sama aku?" Tanya Liam sedikit kecewa.
Yumi menggeleng,
"Kamu itu cowok sempurna, kaya, terkenal, punya banyak teman. Kan aneh kalau kamu jatuh cinta sama cewek gendut, pendek, jelek dan miskin sepertiku." Yumi kembali memaparkan perbedaan jauh antara dirimya adan Liam.
"Kesannya jadi kayak kamu itu cuma mau main-main sama aku," imbuh Yumi nyaris tanpa suara.
Liam menatap tak percaya pada Yumi.
Kenapa gadis ini begitu keras kepala dan susah sekali percaya pada Liam?
"Aku nggak pernah main-main sama kamu, Yum! Aku serius! Aku bisa kok datang ke rumah kamu malam ini, ketemu kedua orang tua kamu, trus melamarmu," sergah Liam bersungguh-sungguh.
"Kau akan langsung membuat bapak ibuku jantungan!" Yumi terkekeh.
"Udah sana mandi! Tadi katanya mau nge-charge? Mana ponselmu? Biar aku yang nge-charge?" Yumi sudah menancapkan charger ponselnya ke stop kontak di dekat meja belajar.
Namun Liam malah menarik tubuh Yumi dan kembali mendekapnya, lalu menghirup aroma khas yang menguar dari tubuh Yumi.
"Ini baru nge-charge!" Jawab Liam enteng.
Hah?
Nge-charge yang bagaimana maksudnya ini?
"I love you, Yumi!" Gumam Liam selanjutnya masih sambil menghirup aroma tubuh Yumi.
Oh, ya ampun!
Apa ini mimpi?
Boleh Yumi pingsan sekarang?
.
.
.
Pingsan gih!
Nanti biar dikasih nafas buatan sama babang Liam 😂😂
Acara makan malam di next episode timingnya sebelum Anne ribut sama Abi, ya!
Jadi mungkin nanti ada keselip dikit adegan Anne yang masih bucin akut ke Abi.
Trus juga sebelum konflik si kembar di Bali, ya!
Jadi Zayn masih datang ke acara bersama Thalita.
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
meskipun orang yang berada,tapi tidak memandang rendah yang kurang mampu
apalagi seorang YUMI yang punya badan berisi.
pada umumnya pasti jadi bahan Bullying.
Tapi seorang Liam tidak seperti itu🖤
saking sukanya🖤🖤
tetaangganya gx pd julidddd
terimakasih author 👍👍👍😍😍😍😍