NovelToon NovelToon
Jadi Budak Karena Hutang

Jadi Budak Karena Hutang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:23.5k
Nilai: 5
Nama Author: Arish_girl

Fitri terpaksa bersedia ikut tuan Tama sebagai jaminan hutang kedua orang tuanya yang tak mampu mwmbayar 100 juta. Dia rela meski bandit tua itu membawanya ke kota asalkan kedua orang tuanya terbebas dari jeratan hutang, dan bahkan pak Hasan di berikan uang lebih dari nominal hutang yang di pinjam, jika mereka bersedia menyerahkan Fitri kepada sang tuan tanah, si bandit tua yang beristri tiga. apakah Fitri di bawa ke kota untuk di jadikan istri yang ke 4 atau justru ada motif lain yang di inginkan oleh tuan Tama? yuk kepoin...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

diminta jadi pengasuh

Fitri terdiam, dia memandangi obat yang berada di tangannya, kemudian menatap dalam ke arah Devan. ia bingung, apakah harus memberikan obat itu atau membuangnya. "obat ini adalah obat yang berbahaya, pantas saja tuan muda gak sembuh sembuh dari lumpuh nya." batin Fitri. "memang tak banyak tau tentang obat ini, untung saja semenjak aku mondok aku sering ikut bu nyai belajar teknik pengobatan, kalau tidak, akupun tak akan tau."

"hey.. kenapa lo bengong!" bentak Devan.

"eh, iya tuan." Reflek Fitri terkejut, hingga ia pun menjatuhkan obat itu ke lantai. "aduh, maaf tuan. obatnya jatuh." kata Fitri berpura-pura.

"hah... dasar pembantu gak berguna. Ya sudah, aku gak mau minum obat lagi. Malas gue! Sana pergi, biarin gue sendiri!" kata Devan kembali mengusir Fitri.

Dengan perasaan bertanya-tanya, akhirnya Fitri pun keluar dari kamar Devan.

Sejak saat itu, Fitri jadi semakin ingin tau tentang Devan, apa yang terjadi dan kenapa dokter pribadinya justru memberikan obat yang salah untuk majikannya itu.

"Fitri! apa kamu sudah memberikan cucuku makan dan minum obat?" Tanya Arumi saat melihat Fitri baru keluar dari kamar cucunya.

"iya, nyonya. Sudah." sahut Fitri dengan tergagap.

"Fitri! kemarilah! Aku ingin bicara sama kamu." Arumi memanggil Fitri dan mengajaknya ke ruang tengah.

Tak banyak membantah, Fitri pun ikut kemana Arumi memanggilnya. Wanita yang berusia setengah abad lebih itu duduk dengan anggun di kursi besarnya, sedangkan Fitri duduk dengan sopan di lantai. Tangan fitri mengatup di atas paha, dengan kepala tertunduk tak berani menatap sang majikan. "iya nyonya, ada yang bisa saya bantu?"

"bagaimana saat kamu barusan memberikan makan kepada cucu saya? apa dia marah marah?" tanya Arumi.

"iya nyonya. Tuan muda marah marah dan membentak saya." sahut Fitri menceritakan apa adanya.

Arumi menarik nafas dalam, seperti ada sesuatu yang membuat isi kepalanya tampak berpikir. "sampai kapan anak itu akan bersikap seperti itu? kupikir dengan kamu dia akan bersikap lebih lembut dan tidak tempramen." Arumi tampak merasa lelah dalam pikirannya.

"maaf, nyonya. Maaf jika saya lancang bertanya. Memangnya tuan muda Devan kenapa, nyonya?" rasa penasaran Fitri membuatnya untuk memberanikan diri bertanya.

Arumi menatap dalam ke arah Fitri yang duduk di lantai, sehingga membuat Fitri tertunduk ketakutan. "Fitri, aku melihatmu terlihat lain dari yang lain, penampilanmu juga terlihat berbeda. Apa kamu seorang santri?" Arumi memperhatikan penampilan Fitri secara intens. Penampilan Fitri yang memang terlihat berbeda, pakaian yang serba longgar dan kepala yang bertudung hijab, membuat Arumi tertarik dan penasaran dengan karakter Fitri.

"iya, nyonya. Saya memang mengabdi di sebuah pesantren kecil, itupun hanya sebentar, karena orang tua saya terlilit hutang pada tuan Tama, Dan saya harus membayarnya dengan berada di sini." Fitri tertunduk, ia bersedih kala ingat, bagaimana tragedi pengusiran yang di lakukan oleh juragan tanah Wiratama.

Arumi tampak memperhatikan Fitri dengan seksama. Seperti sedang menimbang suatu keputusan, Akhirnya Arumi pun berkata. "Fitri.. Aku suka caramu bekerja. Aku menawarkan dirimu sebagai perawat Devan. Bagaimana?" kata Arumi dengan mantap, ada secercah harapan yang terselip di antara perkataan yang ia ucapkan.

"iya nyonya. Semua terserah anda." sahut Fitri.

"Bagus, setiap hari kamu harus memastikan Devan bisa makan dan minum obat dengan baik, dan bukan hanya itu saja, kamu juga harus memastikan tubuh Devan terawat dan bersih. Kamu lihat bukan? Sejak Devan tak ada yang merawat, dia sepertinya jarang mau membersihkan diri. Dan itu sudah menjadi tugas kamu untuk merawatnya."

"baik nyonya."

"satu hal yang harus kamu tau, dan ini merupakan tantangan buat kamu. Orang tuamu terlilit hutang, kan pada suamiku? apa kamu ingin agar hutang mereka bisa lunas dan kamu juga bisa hidup bebas?" tanya Arumi.

Fitri mengangkat wajah, ia tampak berbinar sekaligus ingin memastikan apakah ucapan sang majikan itu benar-benar serius? Kedua orang tuanya bisa bebas hutang dan ia juga bisa kembali pulang bersama mereka. Fitri tau, itu pasti bukan hal yang mudah. Ada sesuatu yang harus ia lakukan untuk membayar semuanya. "tentu nyonya. Saya mau. Apa yang bisa saya lakukan untuk itu?"

"hanya satu. Kau harus menyembuhkan cucuku. Buat dia seperti pemuda normal pada umumnya."

fitri terdiam, tentu itu tugas yang amat berat baginya, menyembuhkan orang yang suka tempramental bukan tugasnya karena ia bukan dokter psikolog yang bisa mengobati kejiwaan seseorang.

"kamu pasti berpikir, kenapa uang suamiku tak bisa menyembuhkan penyakit cucuku, iya kan?" Arumi seakan tau apa isi pikiran Fitri.

Fitri tertunduk karena Arumi bisa membaca pikirannya.

"Karena sudah berapa banyak suster yang di tugaskan untuk merawat Devan, namun semuanya menyerah. Tidak ada yang sanggup bertahan bahkan sampai sebulan saja. Mereka menyerah karena sikap Devan itu." Arumi menceritakan bagaimana ia dan suaminya sudah berusaha menyembuhkan sikap tertutup Devan dan tempramental jiwanya.

Fitri mengangguk angguk paham.

"bagaimana Fitri?" Arumi bertanya, ingin tau kepastian Fitri.

"InsyaAllah, nyonya. Saya juga akan berusaha. Semoga saya bisa melewati nya." sahut Fitri berharap.

"Baiklah, sekarang kamu boleh pergi. Beristirahat lah. Mulai besok kamu bisa memulai mendekati Devan, bujuk dia dan buat hatinya lunak sama kamu. Semoga kamu bisa. Dan ingat, nasib orang tua dan nasibmu berada di tanganmu sendiri, karena itulah, kau harus berusaha."

"iya nyonya, insya Allah."

Fitri pun pamit undur diri dan kembali ke kamarnya. Di belakang, Susan dan Bu Lastri pada kepo, mereka semua penasaran apa sebenarnya alasan majikan mereka memanggil Fitri.

"Fit, ada apa nyonya besar memanggil kamu?" tanya susan.

"iya, nduk. Semua baik baik saja, kan?" timpal Lastri.

"nyonya Arumi meminta saya buat ngurusin tuam muda." sahut Fitri.

"ah sudah kuduga!" Kata Susan.

Fitri menoleh ke arah susah.

"untung saja bukan aku yang di minta. Mengurus pria tempramental seperti itu, bisa bisa aku yang di bunuh sama dia. Ih... ngeri itu, Fit. Mending kerja nyapu dan ngepel atau cuci baju aja, gak makan pikiran." cerocos Susan.

"ya mau gimana lagi, saya gak punya pilihan. Bismillah saja, semoga Allah SWT memberikan ku jalan kemudahan."

"yo wes kah nduk. Istirahat lah. Jalani saja dulu.

Fitri merebahkan tubuhnya di atas kasur yang memang di sediakan khusus untuk para pembantu, pikiranya melayang, terbang ke desa tempatnya di besarkan. " ayah.. ibu..., apa kabar kalian?"

Tanpa terasa, mata Fitri berkaca kaca ia merindukan kedua orang tuanya. "bang Fahrul, ini semua gara gara kamu. Ayah dan ibu banyak hutang, ini semua gara gara kamu." Kata Fitri dengan mata memerah karena menangis, serta menahan rasa amarah untuk abangnya yang menjadi penyebab semua ini bisa terjadi.

1
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
bukan hamil tapi mual ngebayangin malam pertama ketemu yang kisut😂
mince
terlalu pusing terus muntah
Galih Galvin
bagus Thor ceritanya tp masa iya harus nikah sama pak tua gak seru Thor
Akhmad Soimun: malah jadinya seru Kak,bikin penasaran bgt.. ini tuh si Fitri dibuat nggak bisa menjelaskan ke siapapun..jdi kita yg baca makin penasaran kira² kejadian apa yg bikin Fitri nggak jd istri Kakek Wira😃❤️❤️
Arish_girl: di simak aja kaka, pasti nanti akan seru
total 2 replies
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
kenapa gak jujur aja Fitri biar tuh aki2 ga jadi nikahin kamu
mince
semoga fitri gak jadi menikah sama juragan wira
Arish_girl: iya kaka
total 1 replies
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
astaga tuh kakek tua kapan ngacanya ya. cari istri ko ABG🙄
Yani Aulia
lanjut...mkin seru
Galih Galvin
dari pada Fitri nikah sama pak tua mending Fitri nikah sama cucunya yang lumpuh itu Thor
Akhmad Soimun
Fitri itu bwt cucu Anda Kakek, Anda gak pantas di bilang baik karna matanya terlalu jelalatan
mince: fitri jangan sampai menikah dg juragan tama mendingan sama devan aja yg seumuran biarpun lumpuh kan masih bisa srmbuh
total 1 replies
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
bagus ceritanya
Yani Aulia
ayooo lnjutt,seru. semangat
Ibrahim Efendi
sejauh ini, saya suka ceritanya. gak bertele-tele dan gak mendramatisir yang gak perlu. alur cerita mengalir normal. pemilihan kata/bahasa juga cukup baik.
mince
lanjut kak ceritanya bagus
Arish_girl
bagaimana karya ini menurut pendapat anda? silakan tinggalkan jejak di kolom komentar dan bagikan ulasan anda agar author tambah semangat dalam berkarya. Jangan lupa rekomendasikan karya ini pada orang lain
mince: karyanya bagus kak
total 1 replies
Yani Aulia
semangat kk
Yani Aulia
ya
Yani Aulia
lanjutkan
Yani Aulia
ayoo
Yani Aulia
kasihan
Yani Aulia
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!