NovelToon NovelToon
OBSESSION

OBSESSION

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / EXO / Persahabatan / Romansa / Bad Boy
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sam Lee

Yun dan Sean adalah sepasang kekasih dengan kepribadian yang berbeda, Yun yang penyayang dan lembut mampu menaklukan sifat keras dalam diri Sean. Sean yang merupakan ketua genk motor tersohor sangat mencintai Yun, pria itu juga posesif pada Yun. Yun juga memiliki perasaan yang sama, walau sering dibuat jengkel oleh sifat kekanakan pria itu. Mereka bahagia memiliki satu sama lain, tapi...

Semuanya berubah kala Yun harus pergi, kondisi keuangan keluarganya merosot tajam. Yun tak ingin pergi, ia ingin bersama Sean. Tapi Sean berubah, pria itu membuatnya memutuskan untuk pergi dari sisinya. Ia mencoba memulai kehidupan baru dengan kepribadian baru, ia pun bertemu pria berkepribadian tak tersentuh. Sama dengan Sean, pria itu adalah anggota genk motor di kota itu. Saat pria itu tak sengaja mendekatinya, semua orang jadi menjodoh-jodohkan mereka, Yun pun memutuskan untuk dekat dengan pria sekali lagi.

Apa yang akan terjadi selanjutnya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sam Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meet Again

Yun berjalan sendirian di tengah keramaian kota, sesekali ia mengusap pipinya yang basah. Wajahnya tertunduk, tak mau terlihat bahwa ia tengah menangis. Mungkin nanti orang lain akan menyangkanya lemah, tapi Yun tak selemah itu!! Kak Josh salah menduganya, Kak Dega salah menyebutnya gadis lemah, mereka salah menilai diri Yun. Yun itu kuat, dia gak lemah, dia bahkan terkenal galak, sebutan cold princess itu masih terpatri di dirinya. Ya, Yun terkenal judes dan galak, itu berarti ia kuat, kan?

Yun menghela nafas, percuma juga ia menangis sendirian. Takkan ada yang memperdulikannya, takkan ada yang menghiburnya, takkan ada yang bisa ia jadikan sandaran. Setidaknya mengatakan ia kuat sudah cukup untuk membuatnya merasa demikian, tapi tak ada yang seperti Sean disini. Tiba-tiba ia merindukan Sean, berharap pria itu bersamanya. Tapi itu gak mungkin, Sean telah mengkhianatinya, Sean tak mungkin kembali padanya, Sean bahkan lebih jahat dari mereka. Tapi kenapa ia terus mengharapkan Sean? Kenapa ia tak bisa melupakan Sean? Apa yang dilakukannya hingga ia seolah tak bisa lepas dari bayangan Sean? Bahkan Yun berpikir, ia pasti pernah membandingkan Sean dengan pria yang ada didekatnya, tanpa sadar. Yun menangis pelan, ia benar-benar merindukan Sean.

"Hai, Yun, kau sendirian saja?"

Yun menatap pria asing yang bertanya padanya, beberapa pria muncul dibelakangnya.

"Ikut kami, yuk!!"

Yun mundur menjauh, kala mereka mendekat. Bagaimana bisa mereka tau namaku? Aku tak mengenal mereka, mungkinkah mereka adalah anak-anak dari fakultas dan universitasku?

"Ayo!! Jangan jual mahal, kami hanya ingin kau membantu kami." Ujar pria itu, tersenyum, tapi bagi Yun, itu adalah seringai penuh ancaman.

"Tidak mau, aku harus bertemu seseorang!!" Ujar Yun sambil berjalan mundur, ia mengambil ponselnya. "Oh, dia sudah di jalan, aku duluan, bye!!" Ujarnya sambil berbalik, lalu berlari sekuat tenaga.

"Eh, kejar!!" Ujar pria itu, membuat dua pria lainnya mengejar Yun.

Yun berlari sekuat tenaga, entah sejak kapan sekelilingnya jadi begitu sepi. Yun terlalu fokus menangis, jadi dia tak memikirkan jalan yang dilaluinya. Yun menatap sekelilingnya, kenapa tak ada orang sama sekali? Dia harus bagaimana?

"Ya! Yun, berhenti!! Percuma kamu lari, Yun!!" Teriak pria itu, kesal.

Yun tak berniat berhenti sekalipun, tapi kakinya melemah. Salahnya sendiri yang lebih memilih berjalan kaki dibanding naik bus, Yun tak mau orang lain melihatnya menangis di bus. Ia pernah melihat seorang gadis diam-diam menangis, lalu para pria menggodanya. Yun jijik melihatnya, membuatnya memilih untuk berjalan kaki guna menemukan halte yang lain agar ia lebih puas menangis sekaligus tak ada yang menganggunya.

"Yun!!"

Yun terperanjat kaget, saat salah satu dari mereka berhasil mencegatnya dari depan, dua orang lagi mengepungnya dari belakang.

"Mau kemana kau?"

Yun menatap ketiga pria itu waspada, tak ada jalan baginya untuk melarikan diri.

"Ikutlah dengan kami, kami takkan menyakitimu." Ujar pria itu, membuat Yun mendelik.

"Apa yang kalian mau dariku?" Tanya Yun, diam-diam tangannya meraih ponsel yang berada didalam tasnya.

"Kami tak mau apa-apa, hanya memanfaatkanmu." Ujar pria lainnya, membuat Yun terdiam.

"U-untuk apa?" Tanya Yun, tangannya melepaskan ponselnya. Yun tak bisa menghubungi siapapun, mungkin dia akan digunakan untuk mengancam Dega dan Josh, hanya kemungkinan itu yang Yun pikirkan. Kali ini ia tak boleh takut, ia harus menghadapi mereka sendiri. Dega dirumah sakit, Josh sedang menemaninya, Jay mungkin sibuk dengan genknya. Ia tak boleh merepotkan mereka, ia harus mampu menghadapi mereka sendirian.

"Ikut saja, ayo!!" Ujar pria itu sambil menarik paksa Yun, gadis itu berontak.

"Gak mau, lepaskan!" Teriak Yun sambil memukul kepala pria itu dengan tasnya, lalu menggigit tangan pria itu. Pria itu mengaduh dan melepaskan Yun, tapi sebelum Yun berhasil lari, pria lainnya memeluknya dari belakang. "Lepas!! Tolong...! Tolong...!!"

"Percuma kau minta tolong, B*tch, tak ada yang akan menolongmu. Ayo bawa dia--"

Tiiin!!

Tiba-tiba saja ada seorang pria membawa motor, pria itu memakai helm dan menghentikan motornya dihadapan pria-pria itu.

"Lepaskan dia!!" Ujar pria itu, dingin.

Pria lainnya terdiam, lalu menatap Yun yang masih berontak dipelukan pria lainnya.

"Tidak mau, boss kami menginginkannya." Ujar pria itu, membuat pria bermotor disana mendengus.

"Lepaskan selagi aku memintanya baik-baik, bodoh!!" Ujar pria itu sambil turun dari motornya, membuat Yun memperhatikan gerak-gerik pria itu. Sepertinya Yun mengenali pria itu, tapi siapa?

"Memang kau siapa? Anggota DS? Tidak, sepertinya aku tak mengenalmu!!" Ujar pria itu, sebal.

"DS?" Gumam pria itu, bingung. "Ah, apapun itu, lepaskan dia sebelum aku menggila!!" Ujarnya, membuat pria lainnya memasang kuda-kuda. "Ah, kalian benar-benar keras kepala ya..." Ujarnya, sebal. "Ayo maju!!"

Mereka maju berbarengan, membuat pria itu memukuli mereka bergantian. Hanya dengan sekali pukulan, pria itu berhasil melumpuhkan keduanya dengan tangan kosong. Tinggal pria yang bersama Yun, membuat Yun berpikir ini adalah kesempatan. Yun segera menginjak kaki pria itu, lalu menusuk tulang rusuknya. Pria itu memekik dan melepaskan Yun, membuat gadis itu berlari tanpa membuang kesempatan.

"Si*l*n!! Akan kulaporkan kamu!!" Ujar pria itu sambil berlari pergi, begitupun dua pria lainnya.

"Bagus, Yun!!"

Yun mundur, kala pria itu mendekatinya. Ia memang tak asing dengan pria ini, tapi ia tetap harus waspada. Pria ini juga tau namanya, apa ia begitu terkenal?

"Kau tak mengenalku?" Tanya pria itu mendekat, tapi Yun berjalan mundur darinya. Pria itu masih mendekatinya, Yun menjauh berusaha menghindarinya.

Tapi...

Yun kaget, kala ia jatuh di pelukan pria itu. Tidak, pria itu memeluknya saat Yun akan terjatuh kebelakang. Yun menatap pria itu tak berkedip, ia mengenali parfumnya.

Tidak, bagaimana bisa ia disini?

Pria itu membuka helmnya, masih dengan posisi memeluk Yun. "Kau masih penakut seperti dulu, ya?"

Yun membulatkan matanya, kala menangkap sosok tak asing didepannya itu. Senyuman itu, mata tajam itu, wajah tampan itu, Yun masih mengingatnya dengan jelas.

"Masih mengingatku?"

Tak mungkin...

Sean mendesah bosan, menunggu kabar dari mereka itu memang sangat membosankan. Sean tak bisa diam saja, ia sudah tau kota yang sebenarnya Yun tinggali. Kini dia sudah ada di hotel kota itu, tapi Sean tak bisa kemana-mana. Kai melarangnya pergi keluyuran, demi keselamatannya, ujarnya. Keselamatan apanya? Selalu saja ia diperlakukan seperti anak kecil, padahal dulu dia adalah ketua mereka. Masa karna Sean menjadi bodoh, dia jadi tak bisa berkelahi juga? Ya, dia akui, kota ini cukup seram. Selain tingkat keamanannya yang buruk, para preman disini berbadan cukup besar. Sean melihatnya sendiri tadi di jalan dan itu sukses membuatnya bergidik, meskipun para polisinya juga terlihat tak kalah kuatnya. Entah apa yang terjadi disini, mungkin para polisi itu yang mata duitan atau preman mereka yang kuat-kuat, Sean juga tak peduli. Yang jelas, ia kemari untuk gadisnya, Yun, sudah lama ia tak melihat gadis itu. Apa dia sangat cantik? Sean akui, gadis itu sangat cantik di foto kemarin, mungkin aslinya lebih cantik. Sean tersenyum membayangkan pertemuan mereka. Akankah Yun mengenalinya? Tapi ia tak banyak berubah, Yun pasti langsung mengenalinya.

Sean beranjak dari sofa yang ditidurinya, lalu melihat jendela yang menampilkan kota yang mulai beranjak sore itu. Lagi-lagi Sean mendesah bosan, ia ingin keluar dan mencari Yun. Ia ingin segera melihat gadis cantiknya itu, Sean tak sabar untuk melihat Yun secara langsung. Apa Yun masih seperti dulu? Apa dia tinggi? Apa Yun masih tak bisa ditaklukan? Masih galak? Masih judes? Masih penakut? Cengeng? Begitu banyak hal yang ingin Sean tanyakan pada Yun, membuatnya semakin tak sabar untuk menemui gadis itu.

Sean menghela nafas panjang, ia teringat pada kesalahannya waktu itu. Berselingkuh dengan teman kuliahnya. Itu adalah hal tergila yang pernah Sean lakukan, karna Sean tak pernah berpikir untuk mengkhianati Yun. Gadis itu begitu berarti untuknya, gadis SMP yang begitu berani menantangnya dengan mata tajam bak singa betina itu. Sean merindukannya, benar-benar merindukannya.

Kai menatap Sean yang terlihat bosan, ia melemparkan kunci motor kearah meja. "Pergilah jalan-jalan, gw tau loe bosen!!" Ujarnya, membuat Sean menoleh.

"Benarkah, Kai? Boleh?"

"Loe kayak bocah kalo lagi bosan, sana pergi!! Disini juga loe gak ada gunanya, menggerutu sepanjang waktu!!"

"Terimakasih, Kai, gw cinta loe!!" Ujar Sean sambil melemparkan ciuman jarak jauh kepada Kai, membuat Kai jijik.

"Sana pergi, bocah sial!!" ujar Kai, sebal.

Sean bergegas mengambil jaketnya, lalu helm Kai yang tergantung didepan pintu kamar.

"Awas ya loe bikin keributan, gw gak akan cariin Yun buat loe lagi."

"Gw bisa cari sendiri, bye!!"

"Sean! Pulang sebelum makan malam, jangan sampai nyasar!!"

"Gw bukan cewek, Kai!!" Teriak Sean, sebal. Terdengar tawa cukup keras dari arah kamar, membuat Sean membanting pintu. Kai selalu memperlakukannya seperti bocah, dia sudah bisa mengurusi dirinya sendiri, si*l!!

1
༄𝓜§⍟ Marwah ( AliMar)༄𝑓𝑠𝑝⍟
tetap semangat ya,Thor buat update terus
tutiana
Luar biasa
Sam Lee: makasih, semoga terhibur ❤
total 1 replies
༄𝓜§⍟ Marwah ( AliMar)༄𝑓𝑠𝑝⍟
bagus
༄𝓜§⍟ Marwah ( AliMar)༄𝑓𝑠𝑝⍟
semangat terus ya Thor dan jangan lupa mampir juga di karyaku,cintaku bertepuk sebelah tangan
spirit thor
Sam Lee: makasih, ntar mampir kalo ada waktu yaa...❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!