Ikhtisar :
Untuk menyelamatkan pesantren dari seorang mafia yang ingin menggusur pesantren yang bernama Jack Jatnika, Khalisa Amira rela menjadi istri Jack sekaligus menjadi budaknya. Tapi siapa sangka Khalisa bukan wanita biasa, yang menerima apa yang terjadi padanya. Jack terkejut saat mengetahui masa lalu Khalisa, bahkan dialah tunduk padanya. Taktik apa yang Khalisa gunakan untuk menaklukkan mafia kejam sepertinya itu ?
Baca selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Mencurigakan
Jack dan Khalisa keluar dari gua, mereka menghampiri Maman yang berada di depan mulut goa. Anak buahnya itu tampak panik.
“Bos Momon sakaratul maut” Ucap Maman
“Alhamdulillah, semoga dia di tempatkan di tempat yang baik” Ucap Jack
“Sayang, jangan bercanda” Ucap Khalisa menatap ke arah Jack dan wajah pritesnya
“Iya sayang” Jawab Jack menurut
“Momon ada dimana ?” Tanya Khalisa, dia orang yang paling peduli pada siapa pun termasuk anak buah Jack
“Ada di sana bu bos” Jawab Maman
Khalisa mengangguk, dia mengikuti Maman yang menunjukkan keberadaan Momon begitu juga Jack mengikuti istrinya.
“Dia kenapa berbusa ?” Tanya Jack melihat Momon tergeletak di tanah dengan mulut berbusa.
“Dia memakan jamur yang itu bos” Jawab Maman menunjuk jamur yang di makan Momon, jamur beracun yang tidak boleh di makan.
“Itu jamur beracun, kenapa di makan ?” Tanya Khalisa, dia mengetahui jamur yang tidak boleh di makan
“Tadi bos berpesan agar kita memastikan jamurnya aman untuk di makan, jadi kami makan dulu sebelum di bawa pulang” Jawab Maman
Jack menepuk jidat, di suruh memastikan jamur aman di makan malah di makan beneran.
“Lagian siapa yang menyuruh kalian makan jamur beracun ?” Tanya Jack marah
“Gak ada bos, kita hanya mencoba. Kami kira tidak akan seperti ini. Sungguh mengenaskan nasib Momon” Jawab Maman sambil geleng-geleng kepala
Khalisa geleng-geleng kepala, untung mereka bukan anggota seoramg intel sudah pasti nyawanya melayang sebelum menjalankan sebuah misi.
“Sayang, aku buatin penawarnya dulu” Ucap Khalisa
Jack mengangguk.
Khalisa meninggalkan kedua orang itu, sedangkan Jack masih memperhatikan anak buahnya yang keracunan.
“Mon, apa malaikat belum datang ?” Tanya Maman
“Ngapain malaikat datang Man ? mau menjenguk kamu ?” Tanya Momon
“malaikat akan datang sebentar lagi, dia sedang milih golok yang sesuai untuk kamu” Jawab Jack
“Kalau gitu akum au hidup aja bos, kirain malaikat datang bawa makanan yang banyak” Ujar Momon
“Amalan kamu saja sedikit Mon, mana mungkin malaikat bawa makanan yang banyak” Timpal Maman
“Sudah diam, resapi sakaratul mautnya. Aku akan mendoakanmu” Jawab Jack
Khalisa yang kembali dan mendengar percakapan ketiganya hanya geleng-geleng kepala, Jack dan anak buahnya yang tersisa itu memang aneh. Tapi keduanya patuh pada patuh kepada perintah bosnya.
“Minum itu, efek racunnya akan berkurang secara bertahap” Ucap Khalisa memberikan penawar racunnya
“Makasih bu bos” Ujar Momon
“Mon, jangan mati dulu amalan kamu belum banyak” Jawab Maman
“Aku tahu, makanya kalau malaikat datang aku akan negosiasi dulu” Ucap Momon sambil memegang penawar racun yang di buatkan oleh Khalisa dalam gelas kecil.
Khalisa dan Jack geleng-geleng kepala
Momon meminun ramuan yang di berikan oleh Khalisa, perlahan kondisinya membaik. Mereka kembali melanjutkan perjalanan mencari banya bahan makanan yang di sediakan alam. Sampai di padepokan, Jack dan kedua anak buahnya membantu para laki-laki menyiapkan tempat syukuran. Sedangkan Khalisa membawa bahan makanannya ke dapur umum, dia membantu para wanita memasak di dapur.
“Jamurnya banyak banget kak” Ucap Marwa
“Iya, tadi di hutan jamurnya baru pada tumbuh. Makanya banyak” Jawab Khalisa sambil meletakkan jamurnya dalam nampan.
“Di sayur atau di tumis sepertinya enak kak” Ucap Marwa memberikan saran
“Dua-duanya boleh, aku suka dua-duanya” Jawab Khalisa, dia memulai membersihkan jamur-jamur itu sedangkan Marwa mengangguk
“Aku dengar bapa-bapak menemukan seorang wanita di hutan”
“Iya, katanya pendaki yang tersesat”
Khalisa mendengar pembicaraan para ibu-ibu itu, dia merasa pensaran dan mnedengarkan obrolan ibu-ibu di belakangnya.
“Tapi bukannya kita di larang menerima tamu tanpa izin kayai Rasyid ?”
“Seharusnya begitu, tapi tolong tetap di utamakan”
“Apa barang-barang yang dia bawa sudah di cek semua ?”
“Tadi aku dengar ustadz Abdul sudah memeriksa bawaannya aman”
Khalisa terdiam, ada sesuatu yang dia pikirkan sambil tangannya bekerja. Dia memasakjakur itu bersama Marwa membuat tumis jamur dan sayur jamu. Setelah selesai memasak, Khalisa membawa ubi rebus dengan segelas kopi keluar dari dapur umum. Dia menghampiri Jack yang duduk di bawah pohon.
“Sayang, ngopi dulu” Ucap Khalisa
“Sayangku memang paling tahu apa pun yang aku inginkan” Ujar Jack
Khalisa hanya tersenyum tipis, dia duduk di samping Jack. Meletakkan nampan yang di bawanya ke bawah.
“Sayang, sampai kapan handphone kita akan di tahan sama ustadz Abdul ?” Tanya Jack
“Sampai kita keluar dari sini” Jawab Khalisa, sudah peraturan di tempat itu di larang membawa apa pun yang berasal dari luar baik itu barang mati atau barang bergerak
“Kenapa ?” Tanya Jack penasaran, tak ada barang elektronisk dari zaman modern.
“Karena orang-orang di sini fokus beribadah pada Allah, jika mereka mendapatkan rangsangan dari luar, dikhawatirkan akan mengubah tujuan didirikannya tempat ini” Jawab Khalisa
Jack mengangguk, sekarang dia paham kenapa semua orang di tempat itu tidak menggunakan apa pun di zaman modern termasuk handphone sangat dilarang.
“Apak amu tidak betah di sini ?” Tanya Khalisa
“Betah, dimana pun kita berada asal selalu bersama kamu” Jawab Jack
“Baguslah, kalau begitu minum kopinya sebelum dingin. Aku mau antar kopi untuk anak buah kamu juga” Ucap Khalisa
“Biarkan mereka urus keperluan mereka sendiri” Jawab Jack
“Mereka juga keluarga kita sayang, sesame keluarga kita harus peduli dan menyayangi” Ucap Khalisa
Jack tersenyum, dia tahu Khalisa orang yang paling solidaritas dan setia kawan.
“Kamu ke sini dulu” Pinta Jack
“Mau apa ?” Tanya Khalisa, dia menoleh
“Mendekatlah” Jawab Jack
Khalisa tersenyum lalu mendekati suaminya itu.
Cup
Jack memberikan kecupan di dahi Khalisa.
“Seharusnya sekarang kita sedang bulan madu di siang hari” Sahut Jack
“Tunggu sebentar lagi, aku selesaikan tugasku dulu” Ucap Khalisa
“Oke, aku akan menunggu” Jawab Jack
Khalisa tersenyum dan meninggalkan Jack, dia mengambil kopi dan ubi di dapur lalu berjalan mencari keberadaan maman dan momon. Dia berpapasan dengan seorang laki-laki yang terlihat kebingungan, dia melihat-lihat ke seluruh penjuru arah.
“Kamu sedangmencari apa ?” Tanya Khalisa melihat orang asing di padepokan, tatapanya menelisik
“A-aku sedang mencari toilet” Jawabnya
“Kamu ingin mandi atau buang air besar ?” Tanya Khalisa
“Buang air besar” Jawabnya
“Kamu harus pergi ke sungai atau toilet diatas kolam ikan” Ucap Khalisa
“Aku akan pergi ke sungai, apa mbanya tahu kamana arahnya ?” Tanyanya
“Aku akan meminta anak buahku untuk mengantarkan kamu” Jawab Khalisa
“Tidak bisakah mba saja yang mengantarkan aku ?” Tanyanya, dia memperhatika Khalisa yang memiliki wajah cantik dan mempesona.
“Bisa, tetapi aku harus minta izin dulu sama suamiku” Jawab Khalisa
“Oh, mbaknya sudah memiliki suami ?” Tanyanya
“Alhamdulillah sudah, apa kamu ingin bertemu dengan suami aku ?” Ucap Khalisa
“Tidak, sebaiknya aku di antar oleh anak buah nona saja atau pun warga sini” Jawabnya
“Baiklah, aku akan memanggil orangnya dulu” Ucap Khalisa
Orang itu mengangguk, Khalisa membawa nampan sambil berjalan dengan mata penuh kewaspadaan. Dia memberikan kopi itu pada kedua anak buah Jack dan memberitahu misi yang harus di kerjakan oleh keduanya.
“Baik bu bos” Jawab keduanya sambil mengangguk paham apa yang di perintah oleh Khalisa, meski pun mereka tidak pintar setidaknya mereka mengerti.
*****
Beberapa menit kemudian, Maman dan Momon mengantarkan orang itu pergi ke sungai. Mereka mengajak orang itu mengobrol.
“Masnya berasal dari mana ?” Tanya Momon
“Saya berasal dari Bandung” Jawabnya
“Namanya siapa ?” Tanya Maman
“Alexander” Jawabnya
“Bagus banget namanya mas” Jawab Momon, mereka berdua terus mengajaknya mengobrol
“Perut saya sakit, apa kalian memiliki obat ?” Tanya Alexander, dia berhenti sambil memegang perutnya
“Aku tidak punya, kalau batu ada katanya bisa di gunakan untuk menahan buang air besar selama setengah jam” Jawab Maman
“Ada sungai Man, ngapain ganjel pakai batu ?” Tanya Momon
“Eh iya lupa” Jawab Maman
“Aku membutuhkan obat, perutku sangat sakit” Jawab Alexander sambil memegang perutnya yang kesakitan
“Kita tidak memilik obat, tapi kalau di padepokan pasti ada” Ucap Momon
“Tolong bawakan, aku tidak bisa menahannya” Jawab Alexander
“Kalau begitu kita kembali saja ke sana” Ajak Maman, dia merasa kasihan melihat orang itu memegang perutnya dengan wajah ucatnya.
“Aku tidak bisa berjalan lagi” Jawab Alexander
“Kalau begitu salah satu dari kita harus kembali ke padepokan” Ucap Momon memberikan saran
“Aku saja, kamu tunggu di sini” Jawab Maman
Momon mengangguk, Maman meninggalkan Momon di tempat itu sedangkan dia berusahan menenangkan Alexander.
“Apak amu mau minum ?, biar aku ambilkan” Ucap Momon
“Iya, tapi aku lapar. Bisakah kamu carikan aku makanan ? sepertinya asam lambungku naik makanya perutku sakit” Ujar Alexander
“Bisa, tunggu sebentar” Jawab Momon
Alexander mengangguk, Momon meninggalkan Alexander begitu saja tinggalah laki-laki itu sendirian. Dia melepaskan tangannya dari perutnya, lalu dia tersenyu licik dan meninggalkan tempat itu.
Alexander berjalan di huta menuju ke arah lereng, dia berjalan semdirian sambil mengingat jalan yang sebelumnya di lewati olehnya. Alexander menuju semak-semak yang ada di samping pohon besar, baru saja ingin mendekat Alexander di kejutkan oleh seseorang yang tiba-tiba muncul.
“Kamu sedang apa berada di situ ?” Tanya seseorang terdengat di terlinga Alexander, membuat Alexander sangat terkejut. Dia tidak berani menoleh ke belakang untuk memastikan siapa orang yang ada di belakangnya, wajahnya tampak panik dan tangannya mengepal.
#Siapakah Alexander itu ?#
#Siapa yang memergoki Alexander yang membuatnya sangat terkejut ?#
#Apakah dia memiliki niatan lain untuk padepokan ?#