Terbangun dari koma, status Alisha telah berubah menjadi istri Rafael. Saat dia masih terbaring tidak sadarkan diri, ayahnya telah menikahkan Alisha dengan Rafael, laki-laki yang menabraknya hingga koma dan mengalami kelumpuhan.
Alisha tidak bisa menerima pernikahan itu, terlebih sikap Rafael sangatlah jauh dari kata suami idaman. Alisha terus memaksa Rafael untuk menceraikannya. Namun, Rafael dengan tegas menolaknya.
Mampukah Alisha bertahan? Atau Rafael menyerah dan menceraikan Alisha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ceraikan Aku ~ Bab 6
Alisha sama sekali tidak paham dengan apa yang dibicarakan suami dan mertuanya. Sebagai orang asing yang berstatus istri, Alisha memang tidak mengetahui apa pun tentang suaminya, kecuali nama dan rumahnya.
Memangnya siapa Melinda? Kenapa Rafael sangat marah saat ibunya menyebut nama itu? Apa dia sangat membenci wanita itu?
Pertanyaan-pertanyaan itu hanya muncul di otak Alisha tanpa berani bertanya dulu. Sepertinya menjadi pendengar yang baik sangat menguntungkan saat ini. Jelas-jelas dia tahu Rafael cukup menyeramkan saat sedang marah.
“Mama tahu kamu sangat mencintai dia, itu sebabnya kamu tidak pernah menjalin hubungan lagi dengan siapa pun, bahkan setelah dua tahun berlalu,” ucap Syana. Wanita itu semakin memancing emosi putranya.
Rafael tidak tahan lagi, dia masih menghargai ibunya sehingga dia tidak ingin bersikap kasar jika sampai emosinya memuncak. “Felix!” Dia berteriak. Urat lehernya terlihat jelas seolah akan keluar dari kulitnya.
Felix dengan cepat memasuki kamar Alisha seolah dia sedang berjaga dengan menunggu di depan pintu kamar. Asisten Rafael itu sangat paham dengan bosnya yang selalu
“Antarkan Mama pulang!” ucapnya dengan tatapan tajam.
Felix menunduk patuh dengan perintah tuannya tetapi tidak dengan Syana yang malah kesal dengan putranya.
“Rafa, berani sekali kamu mengusir mama kamu sendiri.” Syana menepis tangan Felix yang berniat menuntunnya. “Lihat saja! Papamu pasti akan menyeret wanita ini keluar dari kehidupanmu!” ancam Syana sembari melemparkan tatapan tajam pada menantunya. Wanita itu keluar dari kamar Alisha dengan perasaan dongkol.
Semenjak kepergian Melinda yang tiba-tiba menghilang di hari pernikahannya, Rafael memang mengalami gangguan emosional. Emosinya sering meledak tidak terkendali, jika sudah seperti itu, maka dia bisa mengamuk dan menghancurkan apa pun yang membuatnya kesal. Karena hal itulah, Rafael memutuskan untuk tinggal di rumahnya sendiri daripada tinggal bersama kedua orang tuanya yang tidak hentinya menjodohkan Rafael dengan pilihan mereka.
Rafael menjatuhkan tubuhnya di kasur empuk di kamar Alisha. Dia memejamkan mata dan mencoba mengatur emosinya. Masalah Alisha belum tuntas, sekarang ditambah keluarganya yang pasti akan menentang pernikahan mereka.
Alisha memandangi laki-laki yang kini merebahkan diri di kasurnya. Ada rasa kasihan yang timbul di hatinya saat melihat Rafael saat ini. Dia mendengar jelas saat mertuanya mengatakan bahwa Rafael sangat mencintai wanita bernama Melinda. Mungkin Melinda membuat hati Rafael terluka sampai suaminya itu sangat marah pada mamanya sendiri hanya karena menyebut nama Melinda.
Alisha menggerakkan kursi rodanya dengan tangan. Perlahan-lahan dia mendekati Rafael dan menatapnya kasihan.
“Mungkin mamamu benar kalau kamu sangat mencintainya, makanya kamu sangat terluka karenanya,” kata Alisha. Dia ingin menunjukkan empatinya karena berharap bisa mengambil hati Rafael agar dia bisa terlepas dari belenggu laki-laki itu.
Rafael membuka mata saat mendengar ucapan Alisha. Dia lalu bangun dan memosisikan duduknya berada tepat di hadapan Alisha.
“Tahu dari mana kalau aku mencintainya. Jangan sok tahu kamu!” balas Rafael.
Tatapan laki-laki itu saat ini sudah tidak seperti tadi. Saat ini, wajah kakunya sudah sedikit mengendur. Gurat di lehernya sudah tidak terlihat lagi. Sepertinya Rafael sudah bisa mengontrol emosinya.
“Bukan sok tahu, cuma menebak saja,” jawab Alisha.
“Jangan memikirkan hal yang tidak kamu tahu dengan jelas. Karena bisa saja apa yang kamu duga-duga itu tidak akan terbukti kebenarannya,” balas Rafael.
Dia menatap Alisha yang mendengus kesal dengan bibir mengerucut. Wanita itu sudah berniat baik memedulikan perasaannya, tetapi suaminya malah mematahkan niatnya.
“Jangan memasang wajah seperti itu! Kamu mirip anak itik yang kehilangan induknya,” ucap Rafael. Ada segaris senyum yang sangat tipis saat melihat ekspresi istrinya itu.
Sementara Alisha yang merasa diejek malah menautkan alisnya. Tentu saja dia kesal karena diejek seperti itik, bukankah dia sangat cantik?
“Istirahatlah! Kita bertemu lagi saat makan malam,” ucap Rafael yang mulai beranjak bangun.
Namun, tangan Alisha dengan sigap menahannya. “Bisakah kita berbicara sebentar. Aku sama sekali tidak mengenalmu, bukankah untuk menjadi suami istri kita harus saling mengenal?”
Setidaknya aku harus bisa mengambil hatinya, setelah itu baru aku bisa lepas darinya. Sepertinya Rafael laki-laki yang baik meskipun dia pemarah. Jika dengan terang-terangan dia menolak perceraian, mungkin dengan cara ini dia bisa mempertimbangkan lagi pernikahan aneh ini.
selebihnya mah jelmaan 😈
sadar diri saat sekarat doang
yakin lah pasti dimaafin kok
kan cuma kata maaf doang ya kan.
ogah banget bersimpati sama manusia laknat kayak gitu.
untung alisha tidak memiliki jiwa 😈 dan pendendam seperti saya.