Seruni, memiliki fisik yang tidak sempurna, karena cacat sejak lahir.
Sehingga kedua orang tuanya tidak menginginkan dirinya dan di minta untuk di bawa pergi sejauh mungkin.
Namun, meskipun terlahir cacat, Seruni memiliki bakat yang luar biasa, yang tidak semua orang miliki.
Karena bakatnya itu, ternyata membuat seorang CEO jatuh cinta kepadanya.
Bagaimana kisah selanjutnya? Penasaran? Baca yuk!
Cerita ini adalah fiktif dan tidak berniat untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8
"Kalau tidak ada apa-apa lagi, saya permisi," ucap Kosim.
Kosim hendak bangkit dari duduknya, namun dua orang pria menghampiri mereka. Yang satu warga negara Indonesia, yang satunya warga negara asing.
"Pak Kosim?" tanya salah satu dari kedua pria itu.
"Benar saya sendiri," jawab Kosim.
"Kebetulan bertemu bapak di sini. Kenalkan nama saya Ferry dan ini boss saya Mr Thomas. Beliau adalah seorang pelukis terkenal dari negara P. Dan beliau sangat tertarik dengan keahlian melukis putri bapak," ungkap Ferry.
"Jadi maksudnya gimana ya?" tanya Kosim.
"Begini Pak, bulan depan Mr Thomas akan mengadakan pameran lukisan, jadi kami berharap putri bapak ikut berpartisipasi dalam pameran tersebut," kata Ferry menjelaskan.
"Tapi saya tidak bisa membuat keputusan, karena yang melukis itu putri saya. Biar bagaimanapun harus dengan persetujuan dari putri saya sendiri," ujar Kosim.
Ferry dan Mr Thomas pun mengajak Kosim untuk bertemu Seruni, namun Kosim mengatakan tidak perlu. Biar ia memanggilnya untuk datang kemari.
Kosim pun menelepon Sari dan memintanya untuk turun ke bawah bersama Seruni. Kemudian mereka pun kembali duduk di kursi.
Sekar dan Ridwan hanya terdiam saat Seruni mendapatkan tawaran seperti itu. Jika Seruni menerima tawaran itu, maka lukisan Seruni akan di kenal di luar negeri.
Karena sudah cukup lama terdiam, akhirnya Sekar ikut bicara.
"Maaf menyela Pak Ferry. Seruni hanya juara 2, tapi kenapa dia yang terpilih? Sementara Anita yang juara 1 tidak?" tanya Sekar.
"Maaf Bu Sekar. Kalau boleh jujur, putri ibu yang bernama Anita itu tidak memiliki talenta sama sekali. Saya rasa para juri sudah buta, orang yang tidak memiliki bakat melukis malah menjadi pemenang," jawab Ferry terus terang.
Tidak berapa lama Sari dan Seruni pun datang. Sari bertanya ada apa memanggil mereka?
Kosim menjelaskan, jika ada yang memberikan tawaran untuk Seruni. Dan Kosim juga mengatakan jika ini adalah kesempatan Seruni untuk di kenal di luar negeri.
"Kesempatan ini hanya datang satu kali, jadi kamu pikirkan baik-baik. Jika ingin sukses, menurutku terima saja tawaran ini," kata Ferry.
"Bagaimana Pak, Bu?" tanya Seruni. Seruni juga ingin persetujuan dari kedua orang tuanya. Karena tanpa persetujuan mereka, Seruni juga tidak bisa apa-apa.
"Sebaiknya terima saja Nak, kamu selalu ingin bercita-cita menjadi seorang pelukis terkenal dan sukses. Ibu dan bapak akan selalu mendukungmu," ucap Sari.
"Pak, tapi orang tua saya boleh ikut, kan?" tanya Seruni.
"Tentu, orang tuamu akan ikut kemanapun kamu pergi. Oh ya, jika kamu terima tawaran ini, kamu harus bisa menghasilkan paling sedikit 30 lukisan sebelum acara pameran berlangsung. Dan kami akan membayar satu miliar untuk 30 lukisan tersebut," kata Ferry.
"Sa-satu miliar?" Seruni kaget akan di bayar satu miliar jika berhasil menyelesaikan lukisan tersebut sebelum pameran itu tiba.
"Bukan itu saja, kami sudah menyiapkan rumah dan mobil agar kamu merasa nyaman saat melukis nanti. Dan mobil, agar kamu bisa dengan mudah untuk bepergian membeli keperluan melukis. Bapak bisa menyetir, kan?"
"Bi-bisa," jawab Kosim gugup. Ia masih syok mendengar akan di bayar satu miliar.
"Dan lagi, jika lukisan yang kamu buat terjual saat pameran atau sesudah pameran, kami akan membagi hasil jualan tersebut ke kamu. Peluang ini tidak akan di dapatkan lain kali," kata Ferry.
Mr Thomas tidak fasih berbahasa Indonesia, jadi Ferry lah yang mewakilinya berbicara. Sedangkan Sekar dan Ridwan memilih diam. Apalagi setelah Ferry mengatakan jika putrinya tidak memiliki talenta.
Belum selesai mereka berbincang-bincang, datang lagi pembawa acara televisi dari TV swasta. Mereka ingin Seruni dan kedua orang tuanya menjadi bintang tamu di acara mereka.
Seruni semakin kebingungan, yang satu saja belum di putuskan. Namun datang lagi tawaran lain.
Mereka di tawarkan 100 juta untuk sekali tampil di acara mereka. Karena mereka yakin, dengan menjadikan Seruni dan orang tuanya sebagai bintang tamu, acara mereka akan melejit.
"Bagaimana Pak, Bu, Seruni?" tanya seorang pembawa acara yang bernama Ayu.
"Baiklah aku terima," jawab Seruni. Sebenarnya Seruni juga tidak enakan untuk menolak. Apalagi ini di bayar, jadi kesempatan untuk mencari uang.
Akhirnya kedua tawaran pun di terima oleh Seruni. Dia akan bekerja lebih giat lagi untuk menghasilkan lukisan terbaik. Karena pameran ini akan di adakan di luar negeri.
Sekar dan Ridwan sudah tidak sanggup mendengarnya dan memilih pergi tanpa permisi. Bahkan kepergian keduanya sama sekali tidak di hiraukan.
Akhirnya Ferry dan Mr Thomas pun permisi setelah Seruni menerima tawaran mereka. Begitu juga dengan presenter Ayu juga berpamitan.
"Rezeki mu Nak," ucap Sari sambil menangis haru. Kemudian ia memeluk Seruni sebagai ungkapan bahagianya.
"Iya Bu," ucap Seruni yang ikut menangis pula.
Sementara di tempat lain ...
Jovan dan Aldi sudah tiba di rumah. Saat masuk, Jovan melihat sang mama dan papanya sedang duduk di sofa ruang tamu.
"Kapan mama pulang?" tanya Jovan.
"Baru saja pulang, mama kecewa tidak sempat menonton acara lomba melukis," jawab Saskia.
"Palingan, mama mau melihat Anita, kan? Sudah bisa di tebak," ujar Jovan.
"Tentu saja, Anita yang paling berbakat. Dan juga dia anak dari Sekar," jawab Saskia.
"Aku mau masuk ke kamar dulu Ma," kata Jovan yang malas meladeni mamanya, pasti ujung-ujungnya membahas pertunangan mereka.
"Apa yang kamu bawa?" tanya Farhan.
"Lukisan Pa, aku beli dengan harga 500 juta," jawab Jovan enteng. Seolah uang 500 juta tidak ada apa-apanya.
"Apa?! 500 juta?" Saskia dan Farhan kaget bukan main mendengar lukisan seharga 500 juta.
"Kamu sudah tidak waras? Lagipula sejak kapan kamu suka lukisan? Setiap kali Anita ingin menghadiahkan lukisan kepadamu, kamu selalu menolaknya," ungkap Saskia.
"Ini beda Ma, lebih istimewa dari yang lain," ujar Jovan.
Farhan dan Saskia pun penasaran seperti apa lukisannya? Sehingga putranya begitu menyukai lukisan tersebut.
Farhan membuka gulungan lukisan itu dan melihatnya. Farhan dan Saskia mengerutkan keningnya secara bersamaan.
"Kamu gila ya? Ini Sekar sewaktu muda," ujar Saskia.
"Bukan Ma, ada satu peserta yang sangat mirip dengan tante Sekar. Mirip banget, sampai orang mengira dia anaknya tante Sekar," jawab Jovan.
"Jelas-jelas ini Sekar, kamu masih ingin mengelak," sela Farhan.
Jovan mengambil ponselnya lalu memutar video Seruni. Jovan meminta orang untuk merekam nya lebih dekat agar lebih jelas.
Saskia dan Farhan saling pandang. Keduanya heran saat melihat Seruni yang 90 persen mirip Sekar ketika muda.
"Mirip, 'kan Ma?" tanya Jovan. Saskia dan Farhan mengangguk bersamaan.
"Kok bisa ya, ini benar-benar mirip, sangat mirip," ucap Saskia.
Bahkan Saskia memutar video tersebut berulang-ulang. Dia membandingkan Sekar dengan Anita yang tidak mirip sama sekali. Sementara dengan gadis itu, lebih mirip bagai pinang di belah dua.
02
11.10
09
2138
lanjut lagi kak up
semangat, sehat selalu /Heart//Heart//Heart/
yg cuma buat malu 😀😀😀
kehendak Tuhan, jngan kau i gkari, yg pasti ny kau yg akan hancur sekar/ridwan 😁😁😁