NovelToon NovelToon
Negeri Para Penyihir

Negeri Para Penyihir

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Romansa Fantasi / Sistem / Epik Petualangan / EXO
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Karena pengkhianatan yang dilakukan oleh kekasihnya, Bumi terlempar ke dunia penyihir, tempat dimana kekuatan sangat di perlukan untuk bertahan hidup.

Bumi diangkat menjadi anak seorang penyihir wanita paling berbakat era itu. Hidupnya mulai mengalami perubahan, berpetualang menantang maut dan berperang.

Meski semuanya tak lagi sama, Bumi masih menyimpan nama kekasihnya dalam hatinya, dia bertekad suatu hari nanti akan kembali dan meminta penjelasan.

Namun, gejolak besar yang terjadi di dunia penyihir membuat semuanya menjadi rumit. Masih banyak rahasia yang di simpan rapat, kabut misteri yang menyelimuti Bumi enggan menghilang. Lantas saat semuanya benar-benar tidak terkendali, masih adakah setitik harapan yang bisa diraih?

*

cerita ini murni ide author, jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat itu hanyalah fiktif belaka.

ig: @aca_0325

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Pagi ini cuaca sangat buruk, awan kelabu memenuhi langit, rintik-rintik salju yang turun menjadi sangat tebal, cuaca dingin mencucuk tulang.

Para murid Akademi langit hitam bergegas memasuki kelas. Bumi memasuki kelas B, salah satu kelas untuk murid tahun pertama.

Setiap kelas terdiri dari lima puluh orang. Kelas A adalah kelas untuk murid unggulan, sementara kelas B yang di tempati Bumi satu tingkat berada di bawah kelas A. Tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok antara empat kelas teratas, seperti kelas A, B, C dan D. Tapi tentu kelas A adalah yang paling baik dan mereka mendapatkan hak istimewa.

Bumi duduk di kursi kosong paling belakang, hanya kursi itu yang kosong saat ini. Tidak lama setelah dia duduk, ketukan sepatu terdengar memasuki kelas. Guru Bonita berjalan ke depan kelas dengan jubah hitam kebanggaan nya.

"Selamat pagi anak-anak." Sapa guru Bonita memberikan senyum tipis, meletakkan buku tebal yang dia bawa kemudian memegang buku absen di tangannya.

"Pagi guru."

"Hari ini semuanya hadir?" Tanya nya tanpa mengalihkan pandangan dari buku absen.

"Hadir guru,"

Bonita mengangguk puas, dia bertepuk tangan tiga kali lantas mulai menjelaskan pelajaran pagi ini, " Hari ini kita akan mempelajari sihir dasar Aureus, yang berasal dari klan Aureus bisa maju ke depan."

Bumi memperhatikan dua puluh orang klan Aureus yang di suruh maju ke depan, mereka mulai mempraktekkan sihir dasar klan mereka. Bumi menghela nafas panjang, klan Aureus benar-benar mendominasi.

Di akademi langit hitam semua murid tahun pertama wajib mempelajari sihir dasar tujuh klan bangsawan yang ada di Terra. Pada tahun kedua mereka bisa mempelajari sihir-sihir umum dari tujuh klan, tahun ketiga mulai mempelajari sihir utama dari klan masing-masing.

Pada tahun ketiga akan ada pembagian kelas kembali yang dalam satu kelas hanya di isi oleh orang-orang dari klan yang sama.

Pada tahun ke empat, mereka akan belajar di luar akademi, mengabdikan diri pada negara dan di beri misi yang harus di selesaikan sebagai syarat wajib untuk naik ke tingkat selanjutnya.

Tahun kelima di akademi adalah yang paling berat, pelajaran murid tahun kelima bersifat rahasia dan tidak pernah di umumkan pada publik. Hanya mereka yang menjalani yang tahu, apa sebenarnya pelajaran pada tahun terakhir.

"Kalian sudah lihat ada empat elemen sihir dasar klan Aureus. Nah, sekarang Liam, kamu bacakan mantra nya dan semuanya tolong tulis."kata Bonita memberikan buku tebal dengan sampul emas pada Liam, salah satu murid baru paling menonjol dari klan Aureus.

"Baik guru." Liam menjawab tegas, mengambil buku tersebut dan kembali ke meja nya.

"Elemen sihir pertama Aureus adalah..." Liam mulai membacakan dan murid lain mencatatnya, sementara Bonita mengawasi dari depan.

Bumi ikut mencatat walu sebenarnya elemen sihir dasar Aureus sudah pernah di ajarkan ibunya. Tentu dia tidak akan mau berakhir di curigai karena tidak memiliki catatan.

Selagi semua murid belajar, di luar petir dan angin kencang melolong histeris, seolah meminta keadilan. Beberapa kali salju tipis masuk melalui ventilasi ruang kelas, mengenai tangan beberapa murid yang membuat mereka tersentak kaget.

Saat sedang sibuk menggerakkan kuas nya di kertas, sudut mata Bumi tak sengaja melihat wajah muram Bonita. Guru itu sedang memikirkan sesuatu, mungkin. Sejenak Bumi membasahi bibirnya yang kering, berpikir keras, sejak beberapa saat lalu Bonita tak lagi mengawasi, matanya menatap muram keluar-cuaca yang amat buruk.

"Sudah selesai guru,"beritahu Liam.

"Bagus, Minggu depan kita akan mulai mempraktekkan nya. Kemari liam, bawakan buku itu dan kalian boleh istirahat."

Murid-murid bersorak senang, mereka menyimpan Peralatan belajar dengan cepat lalu bergegas keluar.

"Kau tidak ke kantin?" Tanya Liam sekembalinya dari meja guru, matanya menatap lekat Bumi, menilai.

"Ah, iya," Bumi yang masih memperhatikan guru Bonita, melihat guru itu sudah keluar kelas Bumi buru-buru berdiri.

"Aku duluan, Liam." Kata Bumi segera menyusul Bonita.

Dingin. Bumi mengeratkan jaket yang membungkus tubuhnya, hari ini dia tidak mengenakan jaket pemberian Analika dan sepertinya itu adalah kesalahan fatal. Cuaca sangat dingin dan angin kencang bisa membuat beku dalam sekejap.

"Guru, tunggu!" Panggil Bumi dengan cepat menyusul Bonita yang sudah jauh di depan.

"Ada apa, bumi?" Tanya Bonita berhenti di dekat lorong menuju ruang guru.

"Apa yang terjadi? Kulihat guru sedang banyak pikiran," katakan lah bumi tidak sopan dengan mencampuri urusan orang lain, tapi Bumi dulunya adalah manusia yang memiliki empati tinggi. Tidak bisa melihat orang kesusahan sedikitpun, dia akan langsung menawarkan bantuan. Mungkin karena itulah dia berakhir disini, terlalu baik atau mungkin karena terlalu bodoh menganggap semua orang akan membalas kebaikan dengan kebaikan.

"Tidak ada apa-apa. Pergilah ke kantin, koki disana memasak banyak makanan hangat."balas Bonita memberikan senyum hangat.

"Tapi guru-"

"Aku hanya sedang merindukan anak-anakku, tidak ada hal lain yang kupikirkan." Kata Bonita meyakinkan, senyum nya semakin lebar saat sadar anak murid nya itu sedang mengkhawatirkan nya.

"Kalau begitu aku akan pergi ke kantin sekarang,"pamit Bumi sedikit membungkuk.

Bonita menepuk bahu Bumi dua kali kemudian dia berlalu pergi ke ruang guru.

Bumi memutar langkahnya menuju kantin sekolah. Salju semakin deras turun, saat menghembuskan nafas bahkan bisa mengeluarkan uap dingin.

Kantin akademi sangat luas, semua murid hampir memenuhi semua kursi dan meja. Bumi pergi ke stan makanan, ada banyak jenis makanan yang disediakan, pilihan Bumi jatuh pada sup tulang sapi yang di campur kentang dan wortel. Asapnya mengepul dari dalam panci yang api nya tidak pernah padam. Cocok untuk menghangatkan perut.

Setelah mengambil seporsi sup dan satu sendok nasi beras merah, Bumi duduk di meja kosong dekat dinding.

"Dia kan yang tadi malam?"

"Sepertinya memang dia,"

"Siapa sih namanya? Oh, aku ingat, namanya Bumi."

"Dia naif sekali, hanya murid baru tapi sok berani melawan iblis."

"Hei, bukankah dia memang hebat. Dia bahkan selamat dari racun Hunter,"

Bumi menghela nafas berat, menyendok sup dengan perasaan gelisah. Semua orang mendiskusikan nya, ada beberapa yang suka, selebihnya iri dan membencinya. Bumi tidak bermaksud untuk cari muka atau apapun itu, dia hanya berusaha menolong. Tidak lebih.

"Boleh aku duduk di sini?"

Bumi melirik, alisnya bertaut tidak senang melihat Alia duduk di depannya. Gadis itu makan dengan tenang, tidak terganggu sama sekali dengan tatapan intimidasi yang di layangkan Bumi.

"Ternyata kau begitu populer," Alia tersenyum mendengar murid-murid yang membicarakan Bumi.

" sebaiknya kau pindah ke meja lain, aku ingin sendiri."usir Bumi.

"aku ingin disini."

CK!

Bumi berdecak kesal, melanjutkan makannya dan melirik Alia sesekali.

"Tanganmu kenapa?" Tanya Bumi yang baru menyadari pergelangan tangan kanan hingga punggungnya membiru, seperti terkena racun.

"terluka saat berlatih sihir." Alia dengan cepat menyembunyikan tangan, mengambil makanannya yang masih sisa setengah, "aku sudah kenyang."

Ada apa dengannya?

Bumi keheranan melihat Alia buru-buru pergi. Ada yang dia sembunyikan. Bumi akan mencari tahu nanti.

***

like, komen dan vote

1
biruu
💯
Ega
👍👍
Kevin
⭐⭐⭐⭐⭐
Alya
💯👍
Lunaire astrum
karya bagus
☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃf 𝐊𝐢𝐤𝐲𝐀⃝🥀
bisa" lu mikir gitu bumi haha
☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃf 𝐊𝐢𝐤𝐲𝐀⃝🥀
hah? cepet banget metong, dan lu makan kah isi perut dia del, makanya ilang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!