Menikah adalah hal sakral yang tidak boleh di permainkan. Namun, pernikahan Elena terjadi karena semata-mata ingin menyelamatkan nyawa papanya yang sedang terancam. Dan tanpa diketahui, ternyata dirinya menjadi istri kedua dan bukanlah istri satu-satunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anasta_syia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
"Elena, dia Margaretha" ucap Rachel memperkenalkan seorang wanita pada Elena. Wanita dengan seragam yang melekat di tubuhnya itu tampak cantik. Usianya yang mungkin jauh lebih tua sepuluh tahun darinya tersenyum manis penuh hormat.
"Dia kepala pelayan disini. Jika kamu butuh sesuatu bilang aja sama dia" Elena tersenyum dan mengangguk pada Rachel.
"Panggil aja Retha"
"Ayo kita makan dulu, kau bisa melanjutkan perkenalanmu dengan Retta nanti" ucap Rachel.
Elena mengambil nasi dan lauk di piringnya. Wanita itu termenung sesaat memikirkan ucapan Jasmine yang tampak sedikit kasar padanya tadi. Ia tak merasa sakit hati sedikit pun tapi ia merasa sedikit aneh dengan sikap Jasmine yang seperti itu padanya padahal mereka belum bertemu sama sekali.
"Mungkin dia merasa cemburu" batin Elena.
"Elena, bagaimana dengan Rafael?" tanya Arthur.
"Dia tidak pulang malam ini dan dia menginap di rumah Jasmine" ucap Elena membuat Rachel dan Arthur terdiam. "Ku mohon jangan lakukan apapun untuk memaksa Rafael pulang. Biarkan malam ini dia bersama Jasmine karena bagaimanapun dia juga istrinya" ucap Elena.
"Jika bukan karena permintaanmu mungkin sekarang aku suruh menyuruh orang untuk meneror rumah itu agar Rafael pulang" ucap Arthur dan melanjutkan makannya.
"Kau tidak masalah?" tanya Rachel dengan nada khawatir.
"Aku tidak masalah. Mama tenang aja"
"Katakan padanya besok pagi ketika sarapan dia harus sudah ada disini" ucap Arthur tanpa ingin dibantah.
"Aku akan bilang nanti" ucap Elena. Suasana meja makan kembali hening dan hanya terdengar dentingan sendok dan garpu yang sedang menari-nari di atas piring.
Beberapa pesan masuk secara beruntun di ponsel Elena membuat atensi Rachel, Arthur dan juga Elena tertuju pada benda pipih itu. "Elena permisi dulu" Wanita itu berdiri dari duduknya namun langsung dicegah oleh Arthur. "Duduk!!" Elena menoleh dengan wajah terkejut namun tak urung ia kembali mendudukkan tubuhnya lagi.
"Itu bukan telfon kan? Kau bisa membacanya nanti. Tidak ada yang boleh pergi dari meja makan sebelum makanannya habis" titah Arthur.
"Makan dulu baru kau bisa membaca pesan itu nanti" sambung Rachel membuat Elena mengerti akan aturan di rumah ini.
Ia melanjutkan makannya hingga tak ada sisa di piringnya. Baru setelah itu ia bisa pergi meninggalkan meja makan itu dan atas izin Arthur juga. Elena membaca beberapa pesan yang dikirimkan oleh seseorang tadi.
Jasmine Athari Damian
Usia 21 tahun
Dan dibawahnya terdapat banyak sekali informasi tentang wanita itu mulai dari keluarga, tempat pendidikan, dan dengan siapa saja dia berinteraksi.
"Saat ini mereka berada di Japanese Restauran" Elena bergegas mengambil salah satu kunci mobil di atas nakas yang diberikan oleh Arthur untuk dirinya. Elena menyambar tas miliknya dan langsung berjalan cepat turun menuju garasi.
"Nyonya muda mau kemana?" tanya Margaretha
"Jika ada yang mencariku bilang aja kalau aku lagi ada urusan sebentar" ucap Elena dan melanjutkan langkahnya. Wanita itu mengemudi dengan kecepatan tinggi menuju tempat yang baru saja dikirimkan oleh orang yang ia suruh.
Hanya dalam dua puluh menit, Elena telah tiba di Japanese Restauran dimana tempat Rafael dan Jasmine sedang makan siang bersama. Elena masuk ke restauran tersebut setelah memarkirkan mobilnya. Beberapa menit Elena terdiam karena tidak menemukan dimana Rafael dan Jasmine berada. Restauran ini terlalu luas.
Elena kembali mengecek ponselnya saat anak buahnya memberikan nomor meja Rafael dan Jasmine. Elena menaiki anak tangga satu persatu saat tau meja yang di tempati mereka berada di lantai atas.
"Itu dia" Elena menyunggingkan senyuman namun senyuman itu perlahan memudar saat melihat Jasmine berjalan meninggalkan Rafael.
"Mau kemana dia?" Elena melangkah mengikuti Jasmine yang sedang berjalan ke suatu arah yang Elena tidak ketahui. "Siapa itu?" gumam Elena dan langsung masuk ke dalam toilet untuk bersembunyi ketika Jasmine menolehkan kepala untuk memastikan keadaan sekitar.
"Aku merindukanmu" Dahi Elena berkerut saat melihat apa yang dilakukan Jasmine di depan sana. Elena mengambil ponselnya dan merekam semua kejadian itu hingga Jasmine berjalan masuk ke toilet. Elena langsung masuk ke salah satu bilik dan menguncinya. Ia tak keluar dari bilik itu hingga Jasmine keluar dari toilet itu.
"Satu bukti" lirih Elena.
Ia keluar dari dalam toilet dan melirik suaminya yang sedang makan dengan istri pertamanya. Elena kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan restauran itu. "Bagaimana caranya aku untuk mendapatkan bukti yang lain"
Elena
Tetap ikuti dia dan beritahukan informasi apapun yang kau dapat