NovelToon NovelToon
Diujung Rindu

Diujung Rindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:600
Nilai: 5
Nama Author: Bojone pak Lee

Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8

Papa hanya berpesan kepada anaknya apapun yang Jerri lakukan saat ini dia akan mendukungnya,meski harus menghadapi Mama yang keras,Jerri harus bahagia atas dirinya bukan atas Mamanya.

Saat Martin tiba dikantor suasana sudah mulai ramai,karena tidak melihat Zahira dimejanya Martin merasa dia ada diruangan bersama dengan Jerri.Meski sempat ragu Martin tetap mengetuk pintu dan Zahira yang membukanya.

"Bos,kamu menghilang begitu saja."kata Martin

"Aku malas dirumah."kata Jerri

"Aku keluar ya."kata Zahira

"Makasih sayang."kata Jerri

Zahira sudah keburu keluar dari ruangan dia berjalan menuju meja kerjanya,Safi yang melihat darimana Zahira keluar hanya melongo.

"Ra,kamu dari ruangan Presdir?"tanya Safi

Zahira hanya tersenyum menoleh kearah Safi,meski belum sepenuhnya percaya senyuman Zahira menjadi tanda bahwa dia mengenal Presdir sebelumnya.

"Ra,kamu tadi diapain didalam,masih pagi sudah dipanggil?"tanya Safi lagi

"Ah,gak papa kok."jawab Zahira

"Gak mungkin?kamu pasti ada hubungan dengan dia,secara dia masih muda."kata Safi

Zahira malah tertawa melihat wajah penasaran Safi,Martin yang tiba-tiba mendekat juga menambah rasa penasaran Safi dengan menunjuk kearah orang kedua setelah Presdir.

"Ra,kita butuh bantuanmu."kata Martin

"Apa?"tanya Zahira

"Ikut aku."kata Martin

Zahira mengikuti langkah Martin masuk kembali keruangan Jerri,didalam Jerri berbaring sambil menutup kepala dengan tangannya.

"Kenapa?"tanya Zahira

"Dia butuh kamu."jawab Martin

Martin keluar meninggalkan ruangan Presdir,dia mendekati Safi untuk minta bantuan,Safi menyanggupi meski bantuan dalam bentuk apa kali ini Safi juga tidak paham.

Martin mengajak Safi keluar menuju tempat parkir,saat dimobil dia menunggu beberapa saat sampai terlihat Zahira dan Jerri berjalan menuju mobilnya.

"Kita mau kemana sih?"tanya Zahira

"Sudah masuk cepat."kata Jerri

Martin mengemudi mobil dengan pelan,disaat yang sama mobil yang ditumpangi mereka berpapasan dengan mobil Mama,Mama membawa Aira kekantor Jerri karena permintaan Aira,dia ingin bekerja dikantor Jerri.

Melihat Ibu besar datang Celine langsung menyapanya,dia begitu terkejut pasalnya Presdir baru saja keluar.

"Ada apa Ibu,apa ada perlu dengan Presdir?"tanya Celine

"Apa Jerri didalam?"tanya Lintang

"Beliau baru saja keluar."jawab Celine

"Keluar?dengan Martin?"tanya Lintang

"Iya Bu."jawab Celine

Lintang memainkan jari-jarinya dia berfikir bagaimana caranya bisa bicara dengan anaknya,Aira melihat sekeliling area dia merasa yakin bisa bekerja disini.

"Coba kamu hubungi."kata Lintang

"Baik Bu."kata Celine membuka ponsel dan menghubungi Jerri,karena nama Celine yang muncul Jerri langsung menerimanya namun bagitu Jerri bicara Lintang langsung merebut ponselnya.

"Iya Cel."sapa Jerri

"Kamu dimana jam segini tidak dikantor?"tanya Lintang

Tidak ada jawaban dari Jerri justru dia mereject panggilannya,dan itu membuat Lintang marah,apalagi kantornya dikunci.Lintang kembali turun bersama dengan Aira,rasa kesal kepada anaknya sudah memuncak sehingga membuat kepalanya sakit.

****

Menjelang siang mobil Jerri berhenti didepan rumah Zahira,Safi dan Zahira hanya terbengong mengapa Jerri mengajaknya kerumahnya.

Martin mengajak Safi turun sementara Zahira masih ditahan didalam mobil bersama dengan Jerri.

"Ini ada apa sih?"tanya Zahira

"Ra,kita nikah sekarang."jawab Jerri

"Hah,kamu apa-apaan sih?"tanya Zahira

"Kamu mau gak?"tanya Jerri

"Apa?"tanya Zahira

"Mau gak nikah sama aku?"tanya Jerri

"Ya mau."jawab Zahira

Jerri membuka pintu mengajak Zahira keluar menemui Ibunya,Safi dan Martin yang sedang mengobrol dengan Jihan menoleh kearah sepasang kekasih yang lama berpisah dan akhirnya bertemu kembali meski belum sempat jadian sebelumnya karena terbentur keyakinan.

"Bunda mana?"tanya Jerri

"Ada,sebentar."jawab Jihan

Bunda keluar masih memakai mukena,dia sangat terkejut karena melihat anak gadisnya kembali dengan teman dan juga tunangannya.

"Ada apa Ra?"tanya Bunda

"Mas Jerri mau bicara Bun."jawab Zahira

"Ada apa Jerri,jangan buat Bunda deg-degan gini?"tanya Bunda

"Bun,kita mau menikah sekarang."jawab Jerri

"A apa Pak?menikah?sejak kapan kalian saling kenal?"tanya Safi tidak percaya

Zahira menenangkan temannya dengan duduk disampingnya,dia merangkul dan mengelus bahunya.

"Sorry Saf,aku sama Jerri sudah kenal lama,tapi ketemu lagi juga baru kemarin saat Jerri pertama kali masuk kantor."kata Zahira

Ayah buru-buru pulang karena Bunda menghubungi dan meminta segera pulang,setelah memarkir motor dan mengucap salam,Ayah duduk bersama Zahira dan Jerri.

Bagi Ayah Zahira jika itu niatnya baik maka dia akan mendukung,melihat anak sulungnya sudah cukup matang apalagi anak bungsunya juga terkadang menekannya membuat Ayah merestui,apapun jalannya nanti Ayah hanya pasrah saja.

"Ya sudah jika kalian berniat bersatu,namun karena ini mendadak rasanya tidak bisa siang ini,paling cepat nanti malam."kata Ayah

Martin meminta bantuan Safi dan Jihan untuk menyiapkan dokumen,sementara Martin menghubungi Papa,karena Mama masih marah Papa tidak mungkin keluar rumah jadi hanya berpesan tetap yakin dengan pilihan.

Martin bicara berbisik dengan Jerri,Jerri hanya mengusap kepala dan mengangguk.

"Tidak masalah,setidaknya Papa mendukung."kata Jerri

Safi dan Jihan berdua didalam kamar Jihan mereka sibuk merangkai bunga yang mereka beli dipasar,sunguh semua sangat sederhana karena benar-benar mendadak.

"Jihan,berapa lama mereka berteman?"tanya Safi

"Selama kuliah Kak,Kak Jeri sering kok main kesini hanya saja dulu berbeda keyakinan."jawab Jihan pelan

"Benarkah?"tanya Safi tambah tidak percaya

"He hem."jawab Jihan sambil mengangguk

Dokumen lengkap sudah diserahkan,penghulu juga sudah dihadirkan,beberapa kerabat dan juga tetangga dekat ikut menyaksikan pernikahan Zahira dan Jerri.

Banyak yang mencibir pernikahan dadakan mereka lantaran Zahira sudah berbadan dua,bahkan ada yang yang bilang jika Zahira hanya menjadi istri kedua,namun semua itu lewat saja ditelinga keluarga dan teman Zahira,karena mereka adalah saksi sebenarnya.

"Sah."kata para saksi dimana Jerri hanya mengucapkan dengan satu tarikan nafas.

Sebagai teman Safi paling bahagia saat ini bahkan sampai menitikkan air mata,Martin yang berada disebelahnya memberikan tissu dan meminta Safi untuk menghapusnya.

"Jangan menangis,kau terlihat buruk."kata Martin

Sebagai adik yang yang selalu menekan Kakaknya kali ini Jihan justru merasa kehilangan karena tidak ada lagi teman berdebat,teman berbohong bahkan teman nongkrong dan nonton.

"Bun,kok aku malah sedih ya?"tanya Jihan

"Kenapa?kemarin kamu minta Kakak segera menikah harusnya kamu senang."kata Bunda

"Ah,Bunda.Aku gak ada lagi teman berantem,bercanda,nongkrong,nonton bahkan teman berbohong."kata Jihan

"Tenang saja Jihan,Kakak akan tinggal disini sementara."kata Jerri

"Apa bedanya?ujung-ujungnya gak diijinin keluar kamar."kata Jihan

Kata Jihan memang ada benarnya,Jerri pasti hanya akan mengungkungnya didalam kamar selama mereka ada dirumah,Zahira sendiri tidak akan bisa menolaknya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!