Sela sudah jadi janda di usia nya yang baru enam belas tahun karena masalah tentang pesugihan sang Ibu, setelah berusia dua puluh tiga tahun dia malah jatuh cinta pada seorang pria bernama Bara.
Tak lama mereka menikah, namun ada yang aneh saat menikah dan menjalani rumah tangga, sebab Bara selalu pulang menjelang maghrib dan pergi nya shubuh. apa lagi bila malam purnama, maka Bara tak akan pernah ada di rumah.
siapa kah Bara sebenar nya?
apa kah Sela akan mencari tau siapa sosok Bara ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Di hubungi Bastian.
Sela membuka laci di kamar karena teringat dengan batu merah yang ia temukan kala itu, namun sudah di cari kesana kemari tetap saja tidak bisa ketemu membuat Sela heran jadi nya. padahal jelas sekali bahwa malam itu ia pegang, sekarang sudah ingat dan tidak ada lagi barang yang ia miliki.
"Kebiasa kalau naruh suka lupa!" rutuk Sela sendirian.
Walau sudah di cari di lantai bawah pun tetap saja tidak bisa mau di temukan oleh Sela, padahal belum sempat ia amati dengan teliti batu yang sangat indah itu. malah sekarang mendadak hilang begini, ada rasa sesal juga di hati nya karena dia yakin itu barang mahal.
"Sialan, aku jadi kesal lama lama pada diri sendiri." Sela merutuk tidak ada habis nya.
Sebab Sela memang pelupa bila sudah menaruh apa pun, jadi kali ini ia pun beranggapan bahwa lupa menaruh barang nya. andai saja dia tau bahwa batu itu sudah ada di dalam tubuh nya, bahkan batu itu sangat gatal sehingga terus jalan kesana kemari.
Kalau Sela tau maka sudah pasti dia panik karena mendadak saja batu merah delima malah masuk kedalam tubuh nya, untung tidak tau sehingga cuma mengumpat biasa dan menyesal karena sudah lalai menaruh barang bagus yang ia sukai juga.
Sebenar nya Sela sudah berencana untuk membuat kalung karena batu nya yang sangat cantik, sayang nya rencana malah tidak mulus akibat batu raib entah kemana. maka Sela pun menarik nafas berat, entah kenapa hati nya sangat kesal karena tidak bisa menemukan benda yang menurut dia sangat berharga sekali dan memang sangat bagus.
Sriiingggg.
"Hah?" Sela menoleh karena dari balik pohon sana seolah ada yang memperhatikan diri nya.
"Apa perasaan ku saja, tapi tadi seperti nya sungguh ada orang!" batin Sela ketakutan dan juga ngeri.
Namun cepat ia tepis perasaan itu karena menurut nya bukan hal yang baik untuk di lanjutkan, nanti yang ada dia malah tambah ketakutan tidak karuan karena perasaan yang muncul tanpa sebab begitu. apa lagi sekarang dia sudah agak membaik setelah menikah, jadi Sela berusaha membuang rasa trauma nya.
"Tidak mungkin, aku tidak boleh berpikir begitu! cukup lah sudah di masa lalu saja, sekarang aku harus bangkit." tekad Sela berusaha tidak peduli lagi.
Dreeeeet.
"YA ALLAH!"
Rasa nya Sela mau meloncat karena rasa kaget nya, baru saja dia sedang meyakinkan diri agar tidak takut lagi. malah ponsel nya berdering pula sehingga membuat dia jantungan, terlihat nomor yang tidak ada nama nya di ponsel membuat Seka agak ragu mau menjawab.
"Assalamualaikum."
"Walaikum sallam, ini siapa ya?" Sela agak mengerut karena suara laki laki.
"Ini Bastian, Sel! tolong jangan matikan ya karena ada hal penting yang mau aku bicarakan." pinta Bastian cepat.
"Ck, kamu lagi! aku lelah berurusan dengan mu, Bas." Sela menarik nafas panjang karena itu Bastian.
"Lima menit saja, aku harus bicara dengan mu!" Bastian takut bila di matikan.
"Katakan lah!"
"Maaf untuk sebelum nya karena sudah mengganggu mu, tapi apa benar saat di rumah sakit Mama ku datang padamu?" tanya Bastian pelan.
"Benar! dia marah lagi padaku karena kau datang, mengatakan bahwa aku masuh saja meracuni kau." Sela membenarkan nya.
"Apa dia lama di sana, Sel?" tanya Bastian lagi pelan.
"Tidak lama, karena saat itu aku melempar kepala nya dengan piring! dia keluar, ku kira akan datang lagi tapi ternyata tidak." jelas Sela.
Bastian melongo mendengar Mama nya sempat di lempar piring pula oleh Sela, namun bukan masalah itu yang ingin ia dengar. bila sebentar maka wajar saja karena dia datang Mama nya sudah jadi mayat, berarti dia pulang Mama Linda pun menyusul pulang tapi di terkam oleh hewan buas.
"Kamu menghubungi aku begini jangan sampai Mama mu datang padaku ya, Bas!" peringat Sela tegas.
"Tidak mungkin lagi, Sel." sanggah Bastian.
"Aoa nya yang tidak mungkin, Mama kamu selalu tau ala yang sudah kamu lakukan!" seru Sela pula.
"Mama aku sudah meninggal, bahkan dia jadi hantu sekarang." jelas Bastian membuat Sela sangat kaget.
Lama Sela terdiam karena dia syok juga mendengar wanita yang sangat benci pada nya sudah meninggal, ada rasa kasihan dan juga bersalah. Sela juga merasa tidak seharus nya dia benci mati matian pada Mama Linda, mungkin wajar dia bersikap begitu karena merasa Sela sudah menghancurkan hidup atau masa depan putra nya yang di rancang akan jadi orang yang berpengaruh dan punya pekerjaan tetap.
Namun kala itu malah menikahi Sela untuk membuang pesugihan yang di anut Rosana, tentu saja Mama Linda marah karena dia takut juga apa bila Bastian malah jadi tumbal nanti nya. karena dia kurang bijak dalam menyikapi, jadi lah malah melabrak Sela di sekolah sehingga menyebab kan banyak orang tau akan masalah pesugihan tersebut.
"Kamu serius, Bas?" Sela masih tidak percaya.
"Mama meninggal nya sangat misterius sebenar nya, Sel! aku saat itu langsung pulang dan saat masuk dia ku temukan jadi mayat." jelas Bastian.
"Tapi dia sempat marah padaku dan itu juga memakan waktu, belum lagi perjalanan nya." Sela juga ikut heran.
"Nah itu lah yang membuat ku heran, kenapa dia bisa cepat sampai rumah dan sudah jadi mayat pula." gumam Bastian.
"Lalu apa yang polisi katakan?" Sela jadi tambah kepo.
"Kata nya di bunuh hewan, tapi kawasan tempat ku tinggal sangat ramai sehingga aneh pula bil ada hewan nya." sahut Bastian.
"Memang nya ada cakaran atau gigitan ya?" tanya Sela lagi.
"Ada! pas Mama datang dia bawa tas apa, Sel?" tanya Bastian untuk memastikan lagi.
"Warna kuning dan tidak seberapa besar, ada gantungan ular kecil." jawab Sela sempat memperhatikan nya saat Mama Linda datang marah marah pada dia kemarin.
Bastian menarik nafas panjang karena di sebelah mayat memang ada tas kuning itu, berarti seratus persen Mama Linda mendatangi Sela dan marah marah. yang masih belum ia pecah kan kenapa jarak meninggal nya dengan dia pulang sangat mepet, bahkan ketika dia masuk rumah pun sama sekali tidak ada hewan yang sedang memangsa nya.
"Terima kasih sudah menjawab ya, Sel! maaf bila aku mengganggu mu." Bastian lega karena Sela mau bicara.
"Ya enggak apa apa kok, aku juga sedang berusaha membuang masa lalu." jawab Sela.
"Baik lah, Assalamualaikum." Bastian takut pula bila terlalu lama.
Sela menjawab salam dan langsung di tutup, kini dia yang juga kepikiran tentang kematian nya Mama Linda. lupa dengan rasa takut nya tadi yang serasa sedang di perhatikan, bahkan batu merah juga seaat lupa dari ingatan wanita muda ini.
Up tengah malam semoga ramai.