Fanya dipertemukan oleh dua laki-laki yang lebih muda darinya,benar-benar membuat hidupnya begitu berliku.Perjalanan asmara yang rumit tak lepas dari ketiganya.Bagaimana kisah selanjutnya?
Meski Lo mutusin buat pisah,satu hal yang harus Lo tau,gue kan tetap nunggu Lo.Sama seperti dulu,gue gak akan dengan mudah melepas Lo gitu aja,Fanya.Sekalipun nanti Lo bersama orang lain,gue akan pastiin pada akhirnya Lo akan tetap kembali bersama gue.Ingat ini Fanya,takdir Lo cuma buat gue,bukan untuk orang lain - Baskara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dua puluh delapan
Keesokkan harinya Fanya mengendara mobilnya menuju alamat sekolah yang diberikan Al padanya.Sesampainya di sekolah itu Fanya terdiam sebentar di depan gerbang,loh ini kan sekolahnya Baskara.Ia kembali melihat alamat dan nama sekolah di kertas yang di berikan Al kemarin,benar ia sekarang sudah berada di depan sekolah dengan alamat yang sama dengan yang ada di kertas.
Fanya menghela napasnya,ia memasukkan mobilnya ke dalam area sekolah dan memarkirkan mobilnya di parkiran.Gerbang masih di buka,wajar ini masih pukul tujuh kurang dan biasnya gerbang di tutup pukul tujuh.Setelah memarkirkan mobilnya,Fanya menghampiri satpam dan bertanya mengenai lowongan untuk guru di sekolah ini.
"Oh,masuk aja neng ke dalam.Nanti dari lorong ini lurus aja terus,setelah sampai ujung nanti neng belok kanan jalan sedikit aja nanti di lorong itu ada ruangan guru,kepala sekolah dan tata usaha berjejer di sana,"jelas pak satpam.
"Oh gitu,makasih ya pak,"ucap Fanya.
"Sama-sama neng."
Fanya berdiam diri sebentar sembari menatap lorong menuju kedalam gedung,apakah ia harus ke dalam sekarang atau menunggu bel masuk berbunyi.Dengan segala pertimbangan akhir ia memilih untuk langsung masuk dan menyerahkan lamarannya.
Fanya masuk sembari menatap sekeliling seolah itu,ia tampak takjub karena sekolah ini terlihat cukup besar dan asri.Jika ia benar-benar mengajar di sini,rasanya ia akan sangat betah.Fanya menyusuri lorong sesuai arahan yang diberikan bapak satpam tadi padanya.Selama berjalan,ia merasa beberapa siswa menatap ke arahnya,namun Fanya berusaha untuk tidak peduli.
Sesampainya di ruang guru,Fanya berdiam diri.Ia bingung harus memberikan dokumen lamarannya pada siapa.Beruntung,tak lama ada seorang guru yang sudah cukup berusia menghampirinya.
"Kamu siapa?kenapa bisa di sini?" tanya guru itu, melihatnya datang dengan pakaian formal.
"Eh,begini Bu saya diberi tahun teman saja,katanya di sini ada lowongan untuk guru ekonomi.Jadi kedatangan saya ke sini untuk mengisi lamaran tersebut."
"Loh? Kamu tahu di sini ada lowongan? Siapa nama teman kamu itu? Padahal pihak sekolah belum menyebarkan lowongannya."
"Nama teman saya,Alfredo dia keponakan dari Bu Sandra."
"Oh,kamu teman dari keponakannya Bu Sandra.Yasudah,kamu bawa lamaran lengkapnya kan?"
"Kebetulan saya bawa lamarannya,Bu."
Fanya memberikan dokumen lamarannya pada guru perempuan itu dan guru itu pun menerimanya.
"Baik lamarannya saya terima,kamu tunggu dulu sebentar ya.Saya mau kasih lamarannya langsung sama kepala sekolah."
"Baik,Bu"
Cukup lama menunggu, akhirnya Bu guru yang tadi keluar bersama dengan seorang laki-laki yang ia duga pasti kepala sekolah.
"Ini pak orangnya,kalau begitu saja permisi,"ujar Bu guru itu kemudian kembali masuk ke dalam ruang guru.
"Selamat pagi, Fanya."
"Pagi pak."
"Tadi saya sudah membaca CV dan beberapa dokumen pelengkapnya,meski belum memiliki pengalaman tapi prestasi kamu di kampus cukup memuaskan.Saya juga sudah meminta saran pada rekan-rekan guru yang lain untuk mempertimbangkan lamaran kamu.Karena memang kita butuh tenaga pengajar baru secepatnya,jadi kamu si terima untuk mengajar di sekolah ini.Selamat ya Fanya."
"Terima kasih pak,saya sangat senang karena bapak bisa menerima saya si sini."
"Baiklah kalau begitu,kamu bisa mulai mengajar hari ini."
Fanya melongo."em, maaf pak apakah tidak terlalu cepat?" tanya Fanya ragu-ragu.
"Justru itu ini waktu yang pas untuk kamu mengenal siswa kamu,lebih cepat lebih baik kan? Nanti kamu diantar oleh Bu Dian menuju kelas yang akan kamu ajar hari ini."
___
Bel sudah berbunyi setengah jam yang lalu,namun di salah satu kelas mereka masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing.Maklum guru yang mengajar di pagi ini sudah resign dan kemungkinan hari ini kelas itu akan free sampai sekolah ini menemukan pengganti untuk mengajar di kelas mereka.
"Ah, senangnya jam kosong!"ujar salah satu siswa di sana.
Suasana di kelas itu begitu ramai bagaikan pasar,ada yang sedang bernyanyi,bermain ponsel bahkan ada yang sedang bergosip ria bersama teman-temannya.
Baskara,salah satu murid di sana hanya diam sambil memainkan ponselnya.Laki-laki itu memang terkenal dengan kepribadiannya yang kalem namun terlihat keren.
Tak lama seorang seseorang masuk kedalam kelas,membuat suasana yang tadinya ramai mendadak sepi dan seketika mereka semua duduk di bangku masing-masing dengan rapih.
Guru itu menatap tajam ke arah murid kelas itu."Ibu sudah berkali-kali bilang,jika tidak ada guru yang masuk,ketua kelas langsung ke kantor untuk meminta tugas,jangan malah ribut seperti ini,"omel sang guru.
Murid-murid itu hanya diam,beberapa diantara mereka ada yang medumel dengan nada pelan tentunya.
Bu guru itu masuk dan berdiri di depan menghadap ke seluruh murid di kelas itu."Baik,selamat pagi anak-anak.Di sini ibu akan memberitahukan pada kalian semua jika akan ada guru baru yang mengajar di sini,beliau ini akan menggantikan Bu Sandra yang resign untuk mengajar mata pelajaran ekonomi."
"Yah,bu kirain kita akan ada jam kosong hari ini,"keluh salah satu murid di sana.
"Valen,Kamu ini sudah kelas dua belas jadi jangan harap akan ada jam kosong seperti tahun-tahun sebelumnya.Kalian harus rajin belajar mempersiapkan diri untuk ujian beberapa bulan yang akan datang,nilai kalian juga berpengaruh untuk penilaian kalian masuk dalam jenjang yang lebih tinggi."
"Baik Bu,"ucap murid bernama Valen itu dengan nada lesu.
"Baik,Bu silahkan masuk,"ucap Bu Dian menyuruh Fanya untuk masuk ke dalam kelas.
Suara sepatu membuat semua siswa yang ada di sana memalingkan wajahnya ke arah pintu.Tak lama terlihat seorang perempuan muda dan cantik memasuki kelas tersebut.
Sontak beberapa sorakan memenuhi ruang kelas ketika Fanya masuk ke dalam kelas itu.
"Wih,gurunya cantik ya!"
"Kalau kaya gini mah,gue semangat belajar."
"Bener tuh, Bu guru imut gitu bikin gue betah di kelas."
Dan beberapa ucapan lainnya memenuhi indra pendengaran Fanya.
"Baik, Bu Fanya silahkan perkenalkan diri anda,"ujar Bu Dian mempersilahkan Fanya untuk memperkenalkan diri.
Fanya menatap ke arah dengan dengan sedikit gugup,ia menarik napas dalam lalu mulai memperkenalkan dirinya."Baik,nama saya Fanya Andriani,kalian bisa panggil saya Fanya.Mulai hari ini saya akan mengajar di kelas ini menggantikan Bu Sandra."
Baskara yang sedari tadi fokus pada ponselnya pun mendongak untuk menatap guru baru yang akan mengajar di kelasnya.Ketika guru itu memperkenalkan diri,ia merasa tidak asing dengan namanya.Dan benar saja dugaannya,itu Fanya kekasihnya. Tunggu,kenapa Fanya bisa mengajar di sini? Jadi dia menjadi gurunya sekarang?
Baskara terus menatap ke arah Fanya,sedangkan Fanya sendiri masih belum sadar akan keberadaan Baskara di sana,lantaran laki-laki itu duduk di barisan paling belakang.
"Bu,boleh saya tanya sesuatu?" tanya salah satu murid di sana.
"Boleh,mau tanya apa?" tanya Fanya dengan lembut.
"Usia ibu berapa? Kelihatannya ibu masih muda."
"Usia saya sudah dua puluh empat tahun,ada pertanyaan lain?" tanya Fanya.
"Wah,ibu masih muda ya. Bisa lah Bu,usia kita cuma enam tahun. Ibu seneng sama yang lebih muda gak?" goda salah satu murid di sana.
Fanya menghela napasnya,ia lupa jika tidak semua murid akan tenang.Pasti akan ada murid menyebalkan seperti siswa itu.
"Maaf untuk pertanyaan itu tidak bisa saya jawab."
"Yah,gak asik ibu ni."
Baskara menatap tajam ke arah temannya yang menggoda Fanya tadi,soal kalau bukan karena profesi kekasihnya sudah dia tampar mulut laki-laki itu.
Baskara mengacungkan tangannya.
Fanya yang baru menyadari keberadaan laki-laki itu pun membulatkan matanya.Takdir macam apa ini,jadi dia mengajar di kelas kekasihnya sendiri?
"Ya,mau tanya apa?" tanya Fanya berusaha untuk profesional.
"Ibu sudah punya pacar?" pancing Baskara.
Fanya berdeham sebentar,kenapa Baskara bertanya seperti itu si?
Baru saja ia akan menjawab,Bu Dina sudah terlebih dahulu berbicara.Fanya menghela napasnya,untung saja Bu Dina menyelamatkannya.
"Sudah cukup perkenalannya,sekarang Bu Fanya akan segera mengajar kalian.Kalau begitu saya tinggal ya bu,"ucap Bu Dina pada Fanya.
"Baik Bu, terimakasih."
"Bu senyum dong,kalau datar gitu,cantiknya jadi hilang,"goda murid laki-laki yang lain.
Fanya menghiraukan ucapan tidak jelas dari siswanya itu, kemungkinan ia harus ekstra sabar menghadapi para muridnya.
Tuhan,apakah ia harus menghadapi murid- menyebalkan ini?
Kemudian Fanya pun mengabsen satu persatu muridnya sekaligus untuk berkenalan.
"Baskara Wijaya,"sebut Fanya.
"Hadir sayang,"jawab Baskara.
Sontak seluruh murid di sana menoleh ke arah Baskara dan langsung menyorakinya.
Fanya memejamkan matanya.Baskara, laki-laki itu benar-benar di luar dugaan.
___
Bel pulang berbunyi semua siswa berhamburan keluar kelas untuk segera pulang ke rumah masing-masing. Di kantor Fanya sedang membereskan mejanya dan bersiap untuk segera pulang. Disaat dia sudah berada di luar ruangannya tempat di depan pintu seseorang menyapa dirinya.
"Hai, pacar,"ucapnya.
Fanya sempat terkejut karena kehadiran Baskara,ia melebarkan matanya ketika mendengar sapaan laki-laki itu.Ia melihat ke sekitarnya, berharap tidak ada yang mendengar ucapan Baskara.Bisa gawat kalau ada yang mendengar,baru saja sehari bekerja masa iya dia dipecat karena ketahuan memacari muridnya sendiri.
"Sst,jangan ngomong sembarangan Baskara!" ucap Fanya.
"Kenapa si?kamu kan emang pacaran aku,"jawab Baskara dengan santainya.
Fanya memejamkan matanya,dasar bocah ini.
"Ingat situasi Baskara,ini di sekolah.Aku baru sehari kerja loh,kalau aku di pecat gimana?"
Baskara mengangkat kedua bahunya."Ya gak apa-apa,kamu bisa kerja di perusahaan ayah kamu,atau kerja di butik mamah juga bisa.Lagian ngapain kamu ngajar di sini?"
"Aku gak mau kerja di kantor.Aku mau hidup mandi dan gak bergantung sama orang tua aku.Aku ngajar di sini karena aku mau,"tukas Fanya.
Baskara menghela napasnya."Yaudah,pulang sama siapa?"
"Aku bawa mobil sendiri."
"Oke, hati-hati ya.Besok aku mampir ke rumah kamu ya,"ujar Baskara.
Belum sempat Fanya membalas perkataan Baskara, laki-laki itu sudah terlebih dahulu melangkahkan kakinya.
Fanya menghela napas,hari pertamanya mengajar begitu melelahkan sekaligus menyenangkan.Tapi apakah ia sanggup menghasilkan murid-muridnya yang menyebalkan itu dan juga Baskara.Hah laki-laki itu,kenapa bisa ia mengajar pacarnya sendiri sih?Takdir macam apa ini?
Fanya mengendarai mobilnya menuju supermarket.Mulai hari ini dan seterusnya ia akan tinggal di apartemen,tentunya ia harus berbelanja kebutuhannya untuk sebulan ke depan.
Ketika sedang mencari-cari barang, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang.
"Hai,kita ketemu lagi.Kayaknya kita emang jodoh ya."