NovelToon NovelToon
Pembalasan Anak Pungut

Pembalasan Anak Pungut

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu
Popularitas:21.3k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Callista merupakan salah satu murid yang menjadi korban pem-bully-an. Ternyata dalang dari semua itu adalah Zanetha, adik kesayangannya sendiri. Sampai suatu hari Callista meninggal dibunuh oleh Zanetha. Keajaiban pun terjadi, dia hidup kembali ke satu tahun yang lalu.

Di kehidupan keduanya ini, Callista berubah menjadi orang yang kuat. Dia berjanji akan membalas semua kejahatan Zanetha dan antek-anteknya yang suka melakukan pem-bully-an kepada murid yang lemah.

Selain itu Callista juga akan mencari orang tua kandungnya karena keluarga Owen yang selama ini menjadi keluarganya ternyata bukan keluarga dia yang asli. Siapakah sebenarnya Callista? Kenapa Callista bisa menjadi anak keluarga Owen?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Callista Mendapat Hukuman

Bab 9.

Kasus perundungan terhadap murid lumayan berkurang. Apalagi setelah kasus Lucan, tempo hari. Mereka orang-orang yang sok jago, tetapi keluarga tidak memiliki kekuasaan dan pengaruh harus berpikir ulang untuk berbuat jahil kepada orang lain.

Charlie Kinsey, ahli waris dari keluarga Duke Kinsey yang memiliki kuasa dan pengaruh di negeri ini. Dia tidak segan-segan menggunakan kuasa keluarganya dalam menjalankan tugas sebagai ketua OSIS, jika si pelaku berani berlindung menggunakan nama besar keluarganya.

Callista begitu menikmati kehidupan sekolahnya kali ini. Dia berlatih anggar seminggu dua kali untuk meningkatkan kemampuan dan menjalankan tugas sebagai wakil ketua OSIS.

Dia juga bisa membalas perbuatan Zanetha yang diam-diam melakukan kejahatan kepadanya. Tidak di rumah atau di sekolah, saudaranya itu selalu punya ide untuk berbuat jahat kepadanya.

Berbeda dengan Zanetha yang sering marah dan uring-uringan karena semua yang sudah dia susun dan rencana dengan matang, selalu saja gagal. Dia tidak pernah bisa membuat Callista malu atau terluka. 

Dikarenakan sibuk oleh pikirannya sendiri mencari cara untuk mencelakai Callista, Zanetha tidak mau membantu orang lain membuatkan ide dalam melakukan perundungan. Biasanya dia paling semangat dalam berbagi ide jahatnya kepada beberapa teman atau kenalannya.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Setiap apa yang aku rencanakan semuanya selalu gagal," batin Zanetha.

Gadis ini berada di di kamarnya yang mewah dan perabot yang lengkap dan tentunya mahal. Pandangannya melihat ke arah jendela yang menampilkan taman bunga yang sedang bermekaran dan sebuah kolam air mancur yang mempercantik halaman di kediamannya.

"Sepertinya aku harus melakukan sesuatu hal yang lain dari biasanya," batin Zanetha dan otaknya terus berpikir.

***

Ketika Zanetha melewati kamar Callista, dia melihat saudaranya itu memasukan beberapa buku ke dalam tasnya. Setelah itu masuk ke kamar mandi.

Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, Zanetha masuk ke kamar Callista dan membuka tas sekolah milik kakaknya. Dia memeriksa satu persatu buku catatan dan buku tugas, lalu dengan cepat dia merobek beberapa bagian dari buku tugas.

"Apa kali ini kamu juga akan selamat, kakak?" Zanetha menyeringai dan merasa senang. Dia pun segera keluar dari sana sebelum Callista selesai mandi.

Sekarang Callista selalu waspada terhadap keadaan sekitar, terutama jika ada Zanetha. Dia selalu ekstra hati-hati dan teliti. Namun, pagi ini dia agak teledor dengan tidak mengunci pintu kamarnya. Sebenarnya sejak dahulu kamar dia tidak pernah dikunci, tetapi semenjak hidup kembali dia selalu mengunci semuanya. Mau itu laci, pintu lemari, bufet, dan pintu kamar.

Callista merasa heran dengan sikap Zanetha yang terlihat tenang hari ini. Gadis itu bahkan terlihat seperti tidak bersemangat pergi ke sekolah.

"Tumben dia murung begitu. Apa dia sedang memikirkan sesuatu dan akan merencanakan sesuatu?" batin Callista dengan bola mata melirik ke arah samping.

Begitu sampai ke sekolah, Callista memilih pergi ke ruang OSIS terlebih dahulu sebelum masuk ke kelasnya. Dia akan mengambil beberapa laporan yang sudah disusun oleh Charlie bersama dengannya kemarin.

"Kasus perundungan kepada murid perempuan sudah jauh berkurang. Tapi, perundungan kepada murid laki-laki hanya sedikit ada perbaikan, masih jauh dari apa yang kita diharapkan," ucap Callista bergumam.

Bunyi bel masuk sekolah tanda pelajaran dimulai. Callista buru-buru pergi ke kelasnya. Kebetulan jam pelajaran pertama adalah Ekonomi. Guru yang mengajar pelajaran itu adalah Mister Maxwell. Seorang laki-laki yang sangat tegas dan tidak segan memberikan hukuman kepada murid yang melanggar aturan.

"Kumpulkan tugas kalian yang aku berikan minggu kemarin!" titah Mister Maxwell dengan suaranya yang nyaring dan tegas.

Callista membuka tas lalu mengambil buku tugas miliknya. Dia merasa ada yang aneh ketika melihat ada lembaran kertas yang terlepas. Gadis itu pun memeriksa isinya. Betapa terkejutnya dia ketika mengetahui kertas di bukunya ada yang menyobek di bagian tugas terakhirnya yang sudah dia kerjakan beberapa hari lalu.

"Bagaimana ini bisa terjadi? Siapa yang sudah melakukan hal ini?" batin Callista bertanya-tanya.

Muka Callista berubah pucat dan berkeringat dingin. Dia tahu kalau Mister Maxwell akan memberikan hukuman kepadanya. Kali ini dia tidak akan bisa lolos dari hukuman.

"Callista!" Suara Mister Maxwell yang membahana membuat gadis itu terlonjak karena kaget dan kembali ke alam sadarnya.

"Yes, Sir."

"Kenapa diam saja? Cepat kumpulkan tugas milikmu!" perintah Mister Maxwell dengan wajah kakunya.

"Maafkan aku, Sir. Lembaran tugas milikku ada yang mencurinya," ujar Callista sambil menunjukkan buku yang ada bekas robekan.

Tentu saja Mister Maxwell tidak mau tahu. Apa pun yang terjadi, semua murid harus mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya. Kalau tidak, maka poin nilai akan dikurangi.

"Aku sendiri tahu, 'kan, konsekuensi jika tidak menjalankan apa yang aku perintahkan," kata laki-laki muda berusia sekitar dua puluh lima tahunan itu.

"Yes, Sir. Aku siap menerima hukuman dari Anda," tutur Callista dengan lirih.

Mister Maxwell tahu kalau Callista sudah mengerjakan tugas miliknya. Hanya saja ada orang yang sudah merusak tugasnya. Selain itu, dia juga merupakan murid kebanggaannya yang sangat cerdas.

"Hukuman kamu adalah membereskan dan membersihkan ruang perpustakaan!" perintah Mister Maxwell dan Callista hanya bisa mengangguk pasrah.

Pelajaran pun dilanjutkan dengan tenang. Para murid di Sekolah Alexandria masih menghormati guru mereka. Ketika mereka sedang belajar tidak akan ada yang berani berbuat ulah. Etika dan moral ketika berlangsungnya proses belajar mengajar selalu diutamakan.

***

Sepulang sekolah Callista mendatangi ruang perpustakaan. Mata gadis itu menatap jengah dengan luas dan banyaknya buku yang nanti harus dia bereskan. Di ruangan itu ada seorang petugas penjaga perpustakaan. Seorang wanita tua yang selalu terlihat galak.

"Ada apa datang ke sini di jam pulang sekolah?" tanya wanita yang sering dipanggil Miss Paulin.

"Aku mendapatkan hukuman dari Mister Maxwell. Yaitu membantu Miss Paulin untuk membereskan buku-buku," jawab Callista.

Setelah mendengar itu mendadak raut muka Miss Paulin berubah menjadi ramah. Senyum manis pun tercipta dari wajahnya yang biasa datar atau galak.

"Kemarilah! Bantu aku meletakkan buku-buku ini ke tempatnya," titah Miss Paulin sambil menunjuk tumpukan buku paling sisi kanan.

Callista pun mengambil tumpukan buku itu dengan sekuat tenaga. Gadis itu berjalan dengan terseok-seok karena beratnya beban yang dia bawa menuju ke rak paling belakang sisi kanan.

Setiap buku ada nomor seri dan kode. Jadi, ini akan lebih memudahkan para petugas perpustakaan dalam mencari atau menyimpan kembali ke rak bagian mana buku itu harus di kelompokkan.

"Sedang apa kamu di sini?"

Callista terlonjak karena terkejut. Dia menoleh ke arah sumber suara.

1
watini
bikin cacat AE zanetha ya thoor,ni bocah gak ada kapok2 nya.bukannta sadar diri,malah makin menjadi.kalo perlu kakeknya sekalian di bikin celaka.
Nova Noriza
Luar biasa
aca
lanjt
Star Ir
saya juga meles bayar pajak ujung2nya di korup sama pejabat tp mau gimana tetep bayar pajak 🤣🤣🤣
Gencya
seru thor lanjut
Sugiharti Rusli
benar" jahat sekali yah si Zanetha
Sugiharti Rusli
lho berarti dia tetap putri keluarga Owen dunk, walo anak di luar nikah
Sugiharti Rusli
wah siapa yah yang menyapa Callista tuh
Sugiharti Rusli
si Zanetha bisa dibilang Psyco gasih nih orang yah,,
Sugiharti Rusli
miris sekali yah tingkah si Zanetha, masih anak sekolah lho dia tapi otak kriminalnya uda berbahaya sekali
Sugiharti Rusli
parah sekali yah pembullyan yang dilakukan mereka uda main fisik hingga korbannya bisa tewas sekalipun
Sugiharti Rusli
masa sih itu ulah si Henry sendiri, apa motifnya yah dan dia kasih petunjuk juga ke Callista
Sugiharti Rusli
lho dulu si Calista ga mengalami hal ini yah
Sugiharti Rusli
seandainya yah bisa seperti Calista, kejahatan pasti bisa segera terungkap dan dulu kenapa kasus Bella ga terungkap
Rina Yuli
Luar biasa
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
makin seru... si zanet kenpa anda tdak sdar diri....
Sugiharti Rusli
menarik sih,,,
Sugiharti Rusli
setting kisahnya di luar yah ini, semoga menarik yah kisahnya
🤒: iya, Kak
total 1 replies
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
sedia payung sebelum hujan...
jngan lengah ya callista... karena boom wktu menunggumu... apalgi dngan perbhan si zanet nntinya yg hbis oprasi...
R@3f@d lov3😘
menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!