NovelToon NovelToon
Pesona Sang Janda

Pesona Sang Janda

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Single Mom
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Merpati_Manis

Kehidupan bahagia yang dijalani Thalia setelah dinikahi oleh seorang pengusaha kaya, sirna seketika saat mendengar kabar bahwa suaminya tewas dalam sebuah kecelakaan maut. Keluarga almarhum sang suami yang memang dari awal tidak merestui hubungan mereka berdua, mengusir Thalia yang sedang hamil besar dari mansion mewah milik Alexander tanpa sepeser uang pun.

Di saat Thalia berhasil bangkit dari keterpurukan dan mulai bekerja demi untuk menyambung hidupnya dan sang buah hati yang baru beberapa bulan dia lahirkan, petaka kembali menimpa. Dia digagahi oleh sang bos di tempatnya bekerja dan diminta untuk menjadi pelayan nafsu Hendrick Moohan yang terkenal sebagai casanova.

"Jadilah partner-ku, aku tahu kamu janda kesepian bukan?"

Bagaimanakah kehidupan Janda muda itu selanjutnya?
Bersediakah Thalia menjadi budak nafsu dari Hendrick Moohan?

🌹🌹🌹

Happy reading, Best...
Jangan lupa tinggalkan jejak
⭐⭐⭐⭐⭐ bintang 5
💖 subscribe
👍 jempol/ like
🌹 kembang, dan
☕ kopi segalon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Asalkan Apa, Mommy?

Thalia terpaksa harus menjemput sang putri seoarang diri setelah sempat meminta tolong pada Maria, tetapi teman baiknya itu menolak karena tidak berani mengganggu istirahat Moohan di kamarnya. Wanita cantik tersebut nampak mondar-mandir di depan pintu kamar utama dan ragu untuk mengetuk. Sesekali dia menempelkan telinga ke daun pintu dan berharap bisa mendengar suara putrinya.

Hasilnya nihil. Thalia tidak dapat mendengar apa-apa dari dalam sana. Tentu saja Thalia tidak dapat mendengar suara yang berasal dari dalam kamar Moohan karena kamar sang pemilik mansion tersebut didesain kedap suara.

Setelah cukup lama mondar-mandir dengan perasaan gelisah, Thalia memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar pria yang pernah menorehkan luka di hatinya. Baru saja Thalia hendak mengetuk pintu yang terbuat dari kayu tebal dan mengkilap, terdengar suara Nyonya Brenda hingga membuat ibu dua anak itu urung mengetuk pintu kamar Moohan.

"Tidak perlu diketuk, Thalia. Langsung masuk saja," titah mamanya Moohan seraya tersenyum. "Kalau diketuk, takutnya putrimu sudah tidur dan jadi terbangun nanti" lanjutnya memberi pengertian dan Thalia mengangguk, membenarkan.

"Ya sudah, mama mau istirahat di kamar. Bicaralah dulu dengan Hendrick dan jangan khawatirkan putramu karena sudah ada Maria di sana!" Nyonya Brenda segera berlalu, seraya menepuk pelan lengan Thalia.

Setelah punggung Nyonya Brenda hilang dibalik pintu kamar wanita anggun tersebut, Thalia lalu membuka pintu kamar dengan sangat pelan. Dia seperti seorang pencuri yang mengintip terlebih dahulu ke dalam ketika pintu baru terbuka sedikit. Thalia melihat Moohan tidur dengan posisi miring dan membelakangi pintu, membuat wanita muda itu menghela napas lega.

Thalia membuka pintu lebih lebar dan kemudian mengendap masuk ke dalam. Dia berjalan dengan sangat hati-hati karena takut membangunkan penghuni kamar. Thalia sejenak mematung ketika dia melihat pergerakan tangan Moohan, seperti sedang menepuk-tepuk pantat Princess.

Rupanya, Moohan belum tidur dan pria tampan itu sedang berusaha untuk menidurkan Princess. Sudut bibir Thalia tertarik ke atas, membentuk sebuah senyuman kecil. Namun, senyum itu hanya sekilas karena selebihnya Thalia kembali memasang wajah masam.

"Apa putriku sudah tidur?" tanya Thalia memberanikan diri membuka suara, pelan.

Moohan tersenyum mendengar suara dari wanita yang sangat dia rindukan. Kali ini, dia pura-pura jual mahal dan tidak langsung menoleh ke arah Thalia. Pria tampan itu hanya memberi isyarat dengan tangan bahwa Princess belum benar-benar terlelap dan Moohan segera kembali meninabobokan gadis kecil tersebut.

Thalia yang masih berdiri ditempatnya, menekuk wajah kesal. "Biar aku tidurkan saja di kamar!" paksa Thalia dengan sedikit meninggikan suara.

Mendengar perkataan Thalia, Moohan beringsut lalu beranjak. Menyelimuti tubuh mungil Princess yang baru saja tertidur dan kemudian berjalan menuju sofa. "Silakan duduk dulu, Thalia," pintanya kemudian setelah pria tampan tersebut menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa empuk.

"Tidak perlu, Tuan Moohan. Saya ke sini hanya untuk menjemput putri saya dan bukan untuk mengobrol dengan Anda!" tolak Thalia, ketus.

Moohan tersenyum lalu menggelengkan kepala. "Aku sudah memenuhi janjiku untuk tidak menemuimu, Thalia. Sekarang, bolehkah aku meminta satu hal padamu?" Moohan menatap Thalia yang masih berdiri dengan intens.

"Biarkan Princess tidur bersamaku. Jadi jika aku rindu padamu, aku cukup memandangi wajahnya yang cantik seperti mommynya," pinta Moohan, merayu.

Thalia mendengkus kesal. Sementara Moohan tersenyum tipis.

"Aku tahu, aku salah, Thalia. Aku sangat menyesal atas apa yang pernah aku lakukan padamu, dulu. Aku terlambat menyadari bahwa aku ternyata jatuh cinta padamu, itu karena sebelumnya aku belum pernah jatuh cinta pada seorang wanita. Aku benar-benar minta maaf," sesal Moohan, menatap dalam netra Thalia.

Thalia berdecak. "Tidak pernah jatuh cinta pada wanita? Lalu, apa yang sering saya lihat di ruangan Anda, Tuan?" cibirnya, sinis.

Moohan mengangguk-anggukkan kepala. "Iya. Aku memang brengsek, Thalia. Aku sering gonta-ganti pasangan, tetapi aku melakukannya tanpa melibatkan perasaan. Aku hanya ...." Moohan menjeda ucapannya lalu membuang napas kasar.

Pria tampan itu kemudian mengusap kasar wajahnya. "Aku telah mengakhiri semuanya sejak kejadian itu, Thalia. Aku tidak pernah lagi bermain wanita," lanjutnya seraya menyadarkan punggung. Moohan kemudian memejamkan mata.

Keheningan sejenak menyapa kamar mewah tersebut. Thalia masih berdiri mematung, sementara Moohan masih memejamkan mata sambil memijat pangkal hidungnya.

"Aku ingin memulai kehidupan yang baru bersamamu dan anak-anak kita, Thalia." Suara Moohan memecah keheningan dan membuat Thalia sempat terlonjak, kaget.

Sewaktu di rumah sakit, Moohan memang sering menyebut dirinya sebagai istri. Pria tampan itu juga kadang memanggilnya mommy, menirukan panggilan anak-anak. Namun, Thalia tidak pernah ambil pusing dengan semua ucapan Moohan.

Bagi Thalia, semua itu hanya isapan jempol semata. Moohan, sang casanova pastilah tidak akan pernah serius membina hubungan dengan wanita. Dia pikir, Moohan sudah melupakan semua ucapannya kala itu karena pria tersebut sama sekali tidak pernah mengungkitnya selama dia tinggal di mansion.

Thalia menepuk jidatnya sendiri, kemudian. Tentu saja Moohan tidak pernah mengatakannya karena dia tidak mengijinkan sang pemilik mansion untuk menemui dirinya. Thalia tersenyum dalam hati.

"Bagaimana, Thalia?" tanya Moohan, mengurai lamunan wanita cantik yang masih berdiri itu.

"Duduklah sebentar, Mommy. Kita bicarakan ini dari hati ke hati," pinta Moohan dan Thalia bagai terhipnotis, ibu dua anak itu kemudian duduk di sofa panjang sejajar dengan Moohan dan mengambil jarak dari pria yang merupakan ayah kandung dari sang putra.

Moohan beringsut lalu menghadap ke arah Thalia. "Jika kamu memang masih membenciku, aku bisa mengerti. Hanya saja, tolong pikirkan kembali tentang anak-anak. Mereka butuh keluarga yang utuh, Thalia. Mereka butuh kita, daddy dan Mommynya." Moohan menuding dirinya sendiri lalu menunjuk ke dada Thalia. Dada yang selalu membuat dia menelan saliva kala menatapnya.

"Tidak mengapa jika memang kamu belum bisa menerimaku, tapi terima aku sebagai ayah dari anak-anak yang tidak berdosa itu. Terima aku demi mereka, Thalia. Aku janji, aku tidak akan menyentuhmu sampai kamu sendiri yang memintanya padaku," lanjut Moohan, meminta. Dari nada suaranya, terdengar sangat frustasi.

Moohan benar-benar sangat menyesal dan dia ingin menebus semua kesalahannya. Kesalahan yang membuat Thalia menderita dan harus berpindah-pindah tempat tinggal. Moohan ingin membahagiakan wanita yang telah memporak-porandakan hatinya itu dan juga anak-anak.

"Thalia, kumohon. Menikahlah denganku," pintanya seraya menangkup kedua telapak tangan di depan dada. Tatapannya begitu dalam, menembus ke jantung wanita cantik di hadapan.

Thalia menggeleng pelan lalu menghela napas panjang. "Aku sudah memaafkan kamu, Hendrick. Hanya saja, aku tidak bisa mengatakan apa-apa mengenai permintaanmu barusan," ujar Thalia yang mulai berbicara dengan santai dan tidak lagi formal, membuat Moohan merasa sedikit lega.

Setidaknya, dia sudah mendapatkan maaf dari wanita pujaan. Wanita yang selama berbulan-bulan dia cari, tetapi tidak ditemukan juga karena kesalahan informasi dan fokus pencarian hanya di luar kota saja. Moohan tinggal memikirkan bagaimana cara untuk meyakinkan Thalia tentang perasaannya.

"Rasanya, aku sudah tidak percaya lagi dengan yang namanya cinta dan pria. Pria yang menikahiku telah menggoreskan luka di hati." Thalia memejamkan mata, terbayang dengan jelas pertemuan terakhirnya dengan Alexander beberapa bulan yang lalu.

Dia memang tidak sepenuhnya menyalahkan sang mantan suami karena mereka bertemu kembali dengan kondisi perut Thalia yang mulai membuncit. Namun, jika memang ayah kandung Princess tulus mencintainya, dia pasti akan mau mendengarkan cerita versi Thalia dan bukan langsung menghakimi bahkan meragukan putri kandungnya sendiri. Mengingat semua itu, bulir bening jatuh membasahi pipi.

Dada Moohan terasa sesak melihat sang wanita pujaan menangis di hadapan. Persis seperti malam itu ketika dia telah tega menggagahi Thalia, di saat wanita cantik tersebut sedang berada dalam pengaruh obat. Sayangnya, dia tidak bisa berbuat apa-apa sekarang, sekadar untuk memenangkan Thalia.

Jika dia mendekat, Moohan takut akan semakin membuat Thalia terluka dan semakin membenci dirinya. Yang bisa pria tampan itu lakukan hanya menatap sang wanita pujaan dengan perasaan campur aduk tak karuan. "Are you oke, Mommy?" tanya Moohan dan Thalia menganggukkan kepala.

"Aku baik-baik saja, Hendrick, dan aku akan merasa lebih baik jika kamu mau membantuku. Aku janji, aku mau menikah denganmu asalkan ...."

"Asalkan apa, Mommy?" sergah Moohan dengan tidak sabar.

☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕ tbc.

Sabar, Moooo... 😄😄🤭

Jadiat, mana hadiah 🥰🥰

1
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
hwaiting
Ninik Srikatmini
zack kebablasen loh
Ninik Srikatmini
waah klu yg ngisab moohan bisa kacau niih😄
Ninik Srikatmini
Aamiin 🤲do' a seorang ibu manjur..
Ninik Srikatmini
thok cher... moohan yunior otw
Ninik Srikatmini
hmmmm ktmu camer nih
Ninik Srikatmini
zack tega nian dikau...
Ninik Srikatmini
haduuh ada apa dgn si bos
Ninik Srikatmini
cerita awal yg menyedihkan
Merpati_Manis (Hind Hastry): mksh hadirnya, Kak 🥰🙏
total 1 replies
Mama Gezkara
Luar biasa
Catur Warsono
Biasa
Putri Akhtar
Kecewa
Putri Akhtar
Buruk
Dian Piet
Luar biasa
Merpati_Manis (Hind Hastry): mksh apresiasinya 🥰🙏
total 1 replies
Dian Piet
Lumayan
gempi
j
Merpati_Manis (Hind Hastry): mksh hadirnya, Kak 🙏
total 1 replies
D_Mayanti
Luar biasa
Merpati_Manis (Hind Hastry): mksh apresiasi bintang limanya, Kak 🥰
total 1 replies
Heryta Herman
Tegas dan berpendirian sikapmu thalia...very good.../Good/
Merpati_Manis (Hind Hastry): mksh hadirnya, Kak 🥰🙏
total 1 replies
Yanti Dama
suka ceritanya tapi kurang cerita yg gak penting..ttngbzizi ..atau dluar tokoh utamanya..buang2 waktu..padal cerita utamnya sdh bagus
Atmita Gajiwi
/Kiss//Whimper//Rose//Rose/
Merpati_Manis (Hind Hastry): mksh hadir dan apresiasinya, Kak 🥰🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!