NovelToon NovelToon
Wanita Pilihan CEO Tua

Wanita Pilihan CEO Tua

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Terlarang / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rahayu Dewi Astuti

Wanita tegar dan nampak kuat itu ternyata memiliki luka dan beban yang luar biasa, kehidupan nya yang indah dan bahagia tak lagi ada setelah ia kehilangan Ayah nya akibat kecelakaan 10 tahun lalu dan Ibunya yang mengidap Demensia sekitar 7 tahun lalu. Luci dipaksa harus bertahan hidup seorang diri dari kejinya kehidupan hingga pada suatu hari ia bertemu seorang pria yang usianya hampir seusia Ayahnya. maka kehidupan Luci yang baru segera dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahayu Dewi Astuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keinginan dan Rencana Luci

Setelah melalui malam yang panas dan melelahkan, kini Sabrina masih tertidur lelap tanpa sehelai benang ia kenakan namun tubuh polosnya itu masih tertutup oleh selimut yang tebal. Simon sudah terbangun sejak 30 menit lalu namun ia masih belum mau beranjak dari tempat tidurnya masih asik menatap wajah cantik Sabrina yang tenang.

Saat sedang diam, Simon tiba-tiba saja teringat ponsel miliknya. Ia merogoh ponsel yang ia masukan kedalam nakas bersama gunting yang ia gunakan semalam.

Mr. William, 30 panggilan tak terjawab.

Melihat notifikasi seperti ini membuat Simon agak sedikit panik, karena selama ia bekerja dengannya tak pernah sekalipun ia mengbaikan panggilan William.

"Ah.. Sial, mengapa aku memakai mode silent. Bodoh!!" Umpatan pelan Simon ternyata cukup bisa membuat Sabrina terbangun.

"Mengapa pagi-pagi sekali aku sudah mendengar ucapan kotor. Ahhh menyedihkan." Sabrina menggeliatkan badannya yang terasa begitu pegal.

"Aku telah mengabaikan 30 panggilan Mr. William." Ujar Simon yang kini sedang duduk bersandar.

Sabrina membuka matanya lebar-lebar mendengar hal itu, Mengapa William saat terobsesi menelpon anak buahnya sampai 30x batin Sabrina.

"aku akan pergi mandi, beristirahatlah lebih lama." Simon bangkit dari tidurnya menuju kamar mandi.

Sedangkan disebuah apartemen, seorang pria sedang sibuk memasak seorang diri, sedangkan wanitanya baru saja bangun.

"Daddy, mengapa kau tak membangunkanku?" Ujar Luci dengan suara yang sedikit serak.

"Mana mungkin aku tega membangunkan wanita cantik yang sedang tertidur lelap sampai-sampai mendengkur."

"APA?? apa ku benar-benar mendengkur?? Ahh sial memalukan sekali." Wajahnya mudah sekali memerah, padahal ucapan William tadi hanya gurauan saja.

"Hahaha, mengapa kau mudah sekali percaya pada ucapan orang lain, huh?" William mengambilkan segelas jus buah naga dan pisang untuk Luci.

"Karena aku percaya semua hal yang kau katakan." Jawaban Luci yang polos membuat William tersenyum tanpa memberi jawaban.

William telah selesai memasak, sebelum sarapan keduanya lebih memilih untuk mandi terlebih dahulu. Sehingga kini mereka telah masuk kedalam kamar masing-masing.

Didalam kamar William tidak langsung pergi mandi melainkan kembali mencoba menghubungi Simon.

"Selamar pagi Tuan, maaf jika semalam saya mengabaikan panggilan anda." Simon mengangkat panggilan itu cepat.

"Kau baik-baik saja?" tanya William memastikan.

"Tentu saja Tuan, aku baik-baik saja."

"Aku sudah mentransfer sejumlah uang pada nomor rekeningmu, berikan pada Sabrina jika itu uang bayaran untuknya. Aku masih belum bisa memberi dia pekerjaan, akan aku diskusikan dahulu dengan Luci."

"Baik tuan."

BIP....

Simon merasa cukup tenang karena nampaknya William tidak marah, Sabrina yang sedari tadi duduk didepan Simon begitu penasaran apa yang baru saja mereka obrolkan.

"Apakah Bossmu tidak marah?" Tanya Sabrina sembari menikmati sarapannya.

"Iya, Dia sudah mengirimkan sejumlah uang padaku untuk diberikan kepadamu." Ujar Simon yang sedang mengakses m-banking miliknya.

Sabrina nampak girang, "Benarkah? coba lihat berapa uang yang dia kirimkan." Sabrina begitu penasaran.

"100 juta." Simon menunjukan ponselnya kepada Sabrina.

Sabrina tertawa bahagia, ia ingin sekali memberikan sebagian uang itu untuk keluarganya dan sedikit sisanya ia gunakan untuk menyewa tempat tinggal yang lebih layak.

"Bantu aku memberikan uang ini pada orang tuaku, dan tolong juga katakan jangan pernah lagi ganggu kehidupanku."

Simon menatap wajah Sabrina begitu lekat, "Apa keluarga adalah luka yang biasa kamu rasakan sejak dulu?" Tanya Simon.

Sabrina mengangguk, "Karena mereka aku rela kehilangan kebahagiaanku dan bekerja di sebuah club malam yang sangat menjijikan. Namun karena ditempat itu aku mendapat banyak uang maka aku bertahan." Sabrina tersenyum kecil.

"Tinggallah dulu dirumah ini, sampai aku benar-benar menyembuhkan luka yang telah aku buat." Simon bangkit dari duduknya sembari membawa piring kosong menuju wastafel.

Ucapannya terdengar ambigu bagi Sabrina, namun ia mengambil kesimpulan jika Simon tak mau dirinya keluar dari rumah ini.

****

"Bagaimana nasi goreng buatanku?" tanya William kepada Luci.

"Tentu saja ini sangat lezat." Luci lahap memakan sajian yang sudah dibuat oleh William.

"Hmm sayang, apa kau punya rencana jika saja aku bersedia membantu Sabrina?" Tanya William yang disambut dengan anggukan cepat.

"Tentu saja, sejujurnya aku selalu memiliki keinginan untuk membuka sebuah toko cake dan roti. Aku dan Sabrina akan bekerja sama." Luci begitu senang mengungkapkan keinginannya.

"Apa kau bisa? hmm mengapa selama ini aku tak tau jika wanita cantik ini pandai membuat cake."

"hehehe, aku hanya pernah belajar sebentar jadi jika kau setuju aku akan mengajak Sabrina mengambil kelas bersama. Maukah kau meminjamkan uang kepadaku? setelah usaha itu berkembang aku akan menyicilnya."

"Hahaha, kau tak perlu meminjam pakai saja uangku jika kau membutuhkannya." William mengeluarkan satu kartu dari dalam dompetnya untuk diberikan kepada Luci.

William tidak ragu memberikam satu kartu dari banyaknya deretan black kartu yang ia punya, bahkan kartu berwarna biru navy itu saja bisa untuk membeli bangunan dan seluruh isinya di kawasan elit.

"A..apa ini untukku?" Tanya Luci yang masih tak percaya.

"Rencanakan dengan matang, dan beri tau aku semua progres nya. Oh ya, jangan temui dulu Sabrina, mari kita menemui dia bersama."

"Baik, Daddy."

setelah William pergi bekerja, Luci segera memulai rencananya. Mulai dari mencari tau kelas baking dikota ini namun dengan harga yang tak terlalu mahal karena William harus membayar untuk dua orang.

selama satu jam ia mencari akhirnya ia terpikat oleh salah satu kelas baking bernama Hope Class. Luci mencari tau lebih dulu guru atau chef yang mengisi kelas itu. Rupanya ia adalah pemilik brand Pink Sugar, tokok kue yang rasanya sangat enak dan harganya juganya lumayan mahal.

Karena slot kuotanya tinggal sedikit lagi, Luci tanpa berdiskusi dengan Sabrina segera mendaftarkan mereka berdua.

"Ah... aku harap semua akan sesuai harapan." Ujar Luci sembari mengepalkan kedua tangannya.

Luci tak mau membebani seluruhnya kepada William, menanggung Luci seorang diri saja sudah sangat merepotkan apalagi ditambah harus membiayai Sabrina pikir Luci, namun jika saja Luci meminjam modal dan mulai memiliki usaha setidaknya Sabrina bisa memiliki kembali pekerjaan dan juga penghasilan meskipun diawal-awal merintis mungkin tidak akan mendapat penghasilan yang terlalu tinggi.

Luci sudah merapikan semua laptop dan catatan yang tadi ia gunakan, kali ini adalah saatnya Luci melakukan pembuktian dan kembali mengasah kemampuannya yang sudah lama ia pendam.

"Hmmm kira-kira apa ya yang harus aku buat?" Gumam Luci sembari melihat dan menelaah bahan baku apa saja yang tersedia.

Melihat wortel yang begitu segar, dan stocknya lumayan banyak membuat Luci memutuskan jika baiknya ia membuat Carrot Cake. Seluruh bahan baku telah ia siapkan, sehingga kondisi dapur menjadi berantakan namun tidak masalah karena Luci pandai membersihkan semuanya.

"Ah... aku harap Daddy akan menyukai Cake buatanku ini."

1
Reysha Maharani
ceritanya sangat fresh, dan membuat penasaran bagaimana nantinya hubungan Lucu dengan Mr.William perbedaan umur 20 tahun sangat menarik
Reysha Maharani
puas banget Simon nampar Sabrina /Scream/
Reysha Maharani
seru sekali, aku gak bisa stop baca Thor... jangan stop update yaaa
Eemlaspanohan Ohan
lanjut
Ita Putri
typo....sabrina thor bukan sandra
Eemlaspanohan Ohan
waw. Simon sama sabrina
Eemlaspanohan Ohan
mampir thor
Abu Yahya Badrusalam
Ceritamu bikin aku susah move on thor, keep writing 👏👏
Withtiwi: terima kasih kak(^v^)bikin aku jadi semangat buat nulis nih
total 1 replies
Jenny Ruiz Pérez
Terima kasih udah bikin cerita keren kaya gini. Jadi pengen jadi penulis juga.💪🏼
nabila Nisa
Wah, seru banget nih ceritanya, author jangan berhenti ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!