andaikata takdir bisa kupilih, aku akan menulis takdirku sendiri.
pernikahan yang aku anggap awal dari semua kebahagiaanku, ternyata awal dari deritaku.
mampukah nadira bertahan atau berhenti dititik lelahnya. setelah dia mengetahui ternyata sang suami "davin pratama" yang sangat dicintai ternyata telah memiliki istri, dan kebenaran yang buat nadira hancur, sehancurnya, ternyata disini dialah orang ketiga nya.
ikuti kisah nya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mikhayla92, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
semakin terpuruk
Aku membaringkan tubuhku dikasur menatap langit-langit kamar, Jika sudah sendirian seperti ini fikiranku akan kembali mengingat hubunganku bersama mas Davin.
Aku memeluk baju suamiku, menghirup aroma mas Davin yang sangat aku rindukan, bayi diperutku seperti tengah menikmatinya dia terus bergerak sedari tadi. Aku jadi ikut tersenyum menatap perutku.
Aku masih tidak menyangka bisa melakukan semua ini, aku meninggalkan pria yang sangat aku cintai. Aku juga sama terlukanya denganmu mas, airmataku menetes.
Aku memegang dadaku yang terasa sesak,
Hiks ...
Aku sangat merindukanmu mas, hiks ... Aku butuh kamu disisiku. Aku meringkuk diatas kasur.
Saat sendiri seperti ini aku lebih sering menangis. setidaknya dengan menangis aku bisa meluapkan apa yang tengah dirasakan hatiku saat ini.
Aku tertidur sambil memeluk baju mas Davin.
Sedangkan dikediaman Davin, Vania berteriak-teriak seperti orang yang tidak waras.
"Mas Davin ... Keluar kamu mas."
"Kamu tidak bisa menjauhkan anak-anak dariku seperti ini." aku terus menggedor pintu rumah mas Davin.
Karena Nadira hidupku jadi seperti ini, lihat saja nanti jika aku bertemu dengannya akan aku balas penderitaanku.
"Mas ... Mas davin."
Ini sudah beberapa bulan sejak kami berpisah, sekalipun mas Davin tidak mengizinkanku bertemu dengan putraku, aku hanya mendengar kabar jika keadaan putra pertamaku sudah mulai membaik.
ceklek ... Pintu dibuka.
Aku menatap penampilan mas Davin dari atas sampai kebawah, ada apa dengannya. Ini bukan seperti mas Davin yang aku kenal.
"Kamu mau aku buat lebih menderita lagi Vania."
"Aku sudah bilang, itu adalah hukuman untukmu karena telah berani menghancurkan rumah tanggaku."
"Mas ... Aku mohon izinkan aku bertemu dengan anak-anak."
"Tidak akan pernah, sebelum aku menemukan Nadira aku tidak akan pernah mempertemukanmu dengan anak-anak."
"Kamu harus merasakan bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang sangat kita sayangi."
"gila kamu mas, kamu memisahkan ibu dari anaknya."
"Aku memang sudah gila Vania."
"Kamu tidak pantas menjadi seorang ibu, selama ini kamu juga tidak terlalu peduli dengan mereka."
"Kenapa baru sekarang kamu memperhatikan anak-anak."
"Jangan hanya menyalahkan aku, mas juga tidak peduli dengam mereka."
"Setidaknya mereka mendapatkan kasih sayang yang lebih dari omanya, walaupun aku jarang bersama mereka."
"Egois kamu mas."
"Semua orang sudah tahu jika aku egois."
"Sebaiknya kamu pulang, kamu tidak akan mendapatkan keinginanmu disini."
Aku terlonjak saat mas Davin membanting pintu rumahnya dengan keras.
Aku tidak akan tinggal diam mas, akan aku rebut anak-anakku kembali. Aku sangat merindukan kedua putraku, lalu aku pergi meninggalkan rumah mas Davin.
Setelah kepergian Vania, aku mengambil minumanku dilemari pendingin lalu meneguknya hingga tandas.
Pranggg ...
Aku melemparkan botol minuman kelantai. Tubuhku merosot.
"Nadira ... Kembali lah Nad."
"Kenapa kamu setega itu meninggalkan mas sendirian disini."
"Den ... Den Davin, jangan seperti ini." mbok sri membantuku berdiri, memapahku duduk dikursi.
"Non Nadira pasti tidak suka jika den Davin mabuk seperti ini."
"Kenapa mbok ... Kenapa Nadira tega meninggalkanku."
"Den harus kuat, jika den terus seperti ini kapan den Davin bisa menemukan non Nadira."
"Aku sudah mencarinya kemana-mana mbok, tapi aku tetap tidak menemukannya."
"Sudah ... lanjutkan pekerjaan mbok, aku akan kembali kekamarku.
Aku berjalan sempoyongan kekamarku, aku melarang mbok sri membantuku, hanya dengan minuman ini aku bisa melupakan masalahku.
Saat dikamar aku menatap setiap sudut kamarku yang dipenuhi foto Nadira.
Aku bersimpuh disudut kamar dengan botol minuman ditanganku yang menjadi teman keseharianku.
...----------------...
"Hallo pembaca setiaku, bab selanjutnya author akan menampilkan visual pemeran versi author loh."
"penasaran nggak nih, seperti apa wajah-wajah mereka, pantau terus ya ceritanya."
Selamat membaca🤗
Semoga suka dengan ceritanya😘😘
TITIK LELAHKU
BY : MIKHAYLA92