Menjadi seorang asisten rumah tangga bukanlah tujuan hidup bagi seorang wanita bernama ZENVIA ARTHUR.
Tapi pada akhirnya dia terpaksa menjadi ART seorang billionaire bernama KAL-EL ROBERT karena suatu alasan.
Bagaimana keseruan ceritanya?
follow instagram @zarin.violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Kal Zen 18
Zenvia masih betah berlama lama memukul samsak tinju itu hingga Kal yang harus menghentikannya.
"Latihan hari ini sudah cukup. Nanti malam kita gym di penthouse saja," ucap Kal sembari melepas sarung tinju di tangan Zenvia.
Zenvia hanya mengangguk.
"Bicaralah agar aku tak seperti orang bodoh," kata Kal.
"Maaf," jawab Zenvia dengan suara pelan.
*
*
Setelah keluar dari sasana tinju, mereka bedua menuju mobil yang diparkir cukup jauh.
Kal masih tak memakai bajunya karena tubuhnya masih berkeringat.
Setibanya di mobil, Kal membuka bagasi mobilnya dan menyeka tubuhnya dengan handuk kering. Lalu pria itu memakai baju yang baru diambilnya di bagasi.
Kal kemudian mengambil satu kaos hitam lagi dan memberikannya pada Zenvia.
"Ini ganti bajumu," ucap Kal.
"Terima kasih," jawab Zenvia dan berjalan menuju gedung itu lagi untuk ke kamar mandi.
"Ganti di mobil saja," ucap Kal.
Zenvia menoleh dan tampak ragu.
"Kacanya gelap dan tak terlihat dari luar. Masuklah, aku akan menunggu di sini," ucap Kal sembari meminum airnya dari botol.
"Baiklah," sahut Zenvia.
Lalu dia masuk ke dalam mobil dan Kal menutup bagasi mobilnya.
Zenvia membuka bajunya dengan cepat tak sampai satu menit.
Kemudian Zenvia keluar dan melihat ke arah Kal. Kal masuk ke dalam mobil dan mereka pergi ke sebuah restoran.
Kal tertawa kecil melihat interaksi mereka berdua yang seakan hanya memakai mata batin saja jika berkomunikasi.
Zenvia tak bereaksi apa pun dan itu membuat Kal semakin penasaran dengan tawa Zenvia yang sama sekali tak pernah dilihatnya semenjak wanita cantik itu menjadi ART nya di penthousenya.
Setibanya di restoran Zenvia melihat ke arah luar jendela. Lalu wanita itu menoleh ke arah Kal.
"Kita tak makan di rumah?" tanya Zenvia.
"Tidak, aku sudah sangat lapar," jawab Kal
"A-aku tunggu di sini saja," kata Zenvia.
"Lalu aku akan memanggulmu agar kau masuu ke restoran," jawab Kal.
"Aku ingin makan di rumah saja. Aku tak ingin kau menghamburkan uangmu untuk makan di restoran mahal itu," sahut Zenvia mencari alasan.
Kal otomatis tertawa mendengar hal itu.
"Ayo turun. Tak ada alasan atau aku akan memecatmu," kata Kal membuka pintu mobilnya.
Zenvia akhirnya keluar dari mobil meskipun ia enggan bertemu dengan banyak orang.
Zenvia menurunkan sedikit topinya agar wajahnya tak terlalu terlihat.
"Ayo," kata Kal mengulurkan tangannya.
Zenvia melihat tangan itu dan mata tajam Kal sudah seperti mengintimidasinya. Zenvia pun tak punya pilihan dan akhirnya memegang tangan Kal.
Mereka berdua kemudian masuk ke dalam restoran yang cukup ramai itu karena ini adalah jam makan siang dan banyak pegawai kantoran yang makan di sana.
"Kita di lantai dua saja," kata Kal.
Zenvia hanya mengangguk dan mereka naik tangga menuju lantai dua.
Zenvia sedikit lega karena di lantai dua tak terlalu banyak pengunjung. Hanya ada beberapa meja saja yang terisi.
Mereka duduk di pinggir jendela dan Zenvia bisa melihat view di depan restoran.
"Kau makan apa?" tanya Kal dan wanita itu menoleh pada Kal.
"Sama denganmu," jawab Zenvia.
"Baiklah," jawab Kal dan mengatakan pesanannya pada sang waitress.
Setelah itu Zenvia kembali melihat ke arah jendela dan menopang dagunya dengan kedua tangannya.
Kal juga menopang dagunya, tapi ia tak melihat ke arah luar jendela melainkan menatap lekat mata dan wajah cantik Zenvia.
Dan wanita yang sedang asyik merenung itu sama sekali tak menyadari bahwa sang majikan sedang memandangnya instens.