bagaimana jika anak kembar di perlakukan berbeda? satu di sayang bagai ratu dan satu lagi di perlakukan layaknya babu.
perjuangan Alana di tengah keluarga yang sama sekali tak pernah menganggap nya ada, ingin pergi namun kakinya terlalu berat untuk melangkah. Alana yang teramat sangat menyayangi ayahnya yang begitu kejam dan tega padanya, mampukah Alana bertahan hingga akhir? akankah Alana mendapat imbalan dari sabar dan tabah dirinya sejauh ini?
cerita ini hanya fiktif belaka ya, kalo ada yang namanya sama atau tempat dan ceritanya itu hanya kebetulan, selamat membaca😊❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alana 9
puas melempar semua benda yang ada di kantornya, Kunan memukul meja bahkan pintu ruangannya. dari semalam Alana tak ada kabar, bahkan setelah mencari lama pun tak ada petunjuk sedikitpun tentang keberadaan Alana, padahal Jinan sama sekali tidak menghapus jejak atau benar-benar menyembunyikan Alana dari keluarganya, Jinan hanya tak ingin Alana pulang untuk menambah luka nya saja. seperti ada seseorang yang diam-diam menyembunyikan keberadaan Alana, entah untuk melindunginya atau bahkan membuat nya semakin memperbanyak masalah untuknya.
Kunan tak pernah sebegitu setresnya saat Pharta dulu meninggalkan rumah, atau bahkan Seno yang kabur setelah berdebat dengannya. Kunan tak pernah mencari mereka atau bahkan menghawatirkan mereka secara berlebihan, hilangnya Alana membuat hatinya tak tenang kemarahannya memuncak di setiap waktunya. Bombom bahkan tak berani menemui Tuannya itu saat ini
Saat pulang sekolah, Jinan di hadang oleh mobil hitam di tengah jalan. Jinan hanya menarik nafasnya malas, malas berurusan dengan Seno yang setiap kali di lihatnya pasti akan merusak mood
"apa? ngapain sih parkir tengah jalan, kek bapak lo punya jalan aja" gerutu Alana turun dari motornya
"gue tau Alana ada sama lo" Seno mendekat dan seakan tak membiarkan Jinan kabur dari hadapannya
"cih, kalo iya emang kenapa? gue gak tau alasan Tuhan ngasih takdir Alana sebagai keluarga kalian! gue juga heran entah Tuhan ciptain hati kalian dari Tai atau apa, gue benar-benar gak habis fikir dengan iblis kayak kalian!!!" seru Alana tanpa menahan amarahnya sama sekali, sangat ingin Alana menjambak Seno sekarang melampiaskan kekesalannya
"bukan urusan lo! keluarga gue gak butuh elo buat ngurusin!!" tekan Seno yang sama tak ingin kalah
"Alana urusan gue! gue sahabatnya dan hak gue buat ngelindungin Alana!!" teriak Jinan
beberapa orang sempat berhenti melihat perdebatan mereka, jalan yang ramai dengan lalu lalang itu perlahan menjadi kerumunan yang mengakibatkan sedikit kemacetan, menyadari itu Seno yang tak ingin mengundang keributan besar menarik tangan Jinan untuk masuk ke mobilnya, walau Jinan menolak pun Seno tetap memaksa.
"Alana adalah bagian dari keluarga Ardinata! jangan macam-macam Jinan Gabriella! gue gak bercanda soal kemarin siang!" tekan Seno meremas lengan Jinan
"bagian dari keluarga? lo gak lagi mabuk kan? lo tau arti keluarga gak sih?" sahut Jinan, rasanya Jinan hampir muntah didepan Seno
"itu bukan urusan Lo! balikin Alana sekarang!!" Seno melepas lengan Jinan, membuka pintu mobilnya
"gue gak mau debat sama Lo, gue mau Alana pulang!" lanjut Seno
"jadi?" tanya Jinan yang sudah keluar dari mobil, orang-orang yang sempat berkumpul juga sudah pergi
"rumah lo, gue mau jemput Alana. " jawab Seno dengan tatapan nya sudah tak lagi memperlihatkan keangkuhan
"gue gak yakin Alana masih hidup sampe besok kalo pulang sekarang, seenggaknya biarin Alana sembuhin lukanya dulu!" Jinan menolak keras keinginan Seno yang bersikeras menjemput Alana
"dia gak akan mati!" jawab Seno tak senang dengan penolakan Jinan
"luka di punggung Alana udah parah bangs*tt! lo mau pukul Lana berapa kali lagi hah!! dia bahkan hampir terkena kanker karena luka yang basah terus-terusan di tambah!!! gue gak tau alasan kalian apa sampai sebegitunya benci sama Lana, tapi bukan berarti kalian bisa perlakuin Lana seenaknya set*n!! Alana gak pernah berkata aduh walau lukanya separah itu tapi kalian masih belum puas buat nyiksa dia?? lebih baik lo pulang sebelum gue tonjok muka pongah lo itu!!" Jinan meluapkan semua yang ingin ia teriakkan di wajah Seno sejak kemarin
Seno terdiam mendengar teriakan Jinan, Seno bahkan hanya memperhatikan Jinan yang sudah pergi dengan motornya tanpa berniat mengikutinya, tak ada yang tau apa yang Seno pikirkan sekarang. dengan kekesalan yang memuncak Jinan membawa motornya ugal-ugalan tanpa di sadarinya, menerobos tanpa peduli keselamatan. begitulah seorang Jinan yang jika marah atau kesal dia akan kehilangan kendali untuk beberapa saat
.
Pharta duduk terdiam setelah lama menangis didepan makam Bundanya. saat ada waktu luangnya Pharta tak pernah lupa untuk mengunjungi rumah terakhir Bundanya itu. terkadang bersama Aluna terkadang juga sendiri seperti saat ini
'Pharta masih kecewa karena bunda pergi secepat itu, Bun.. maaf, abang minta maaf.. abang tau abang salah tapi abang masih tak terima' batin Pharta menabur bunga di atas tanah yang sudah hijau dengan rumput
Alana sama sekali tak pernah di ajaknya ke sana, babakan tak membiarkannya datang walau sendiri. entah alasan Pharta dan lainnya apa tapi mereka benar-benar sangat melarang Alana untuk mengunjungi makan Bunda mereka.
meski terkadang Alana akan datang diam-diam bersama bik Sumi, mereka tak pernah melewatkan untuk menghukum Alana. Kejam, mungkin tak cukup untuk mengibaratkan mereka namun Alana bahkan tak pernah sekalipun membenci mereka, Alana terus berusaha untuk mendapatkan hati mereka.
Malamnya, Kunan terduduk diam si ruang keluarga, Aluna bahkan ikut terdiam melihat ayahnya yang tak bicara sejak pulang kerja tadi. makan pun mereka pesan dari luar, karena biasanya Alana yang masak untuk mereka jadi mereka selalu mengandalkan Alana, bik Sumi hanya sebagai bersih-bersih rumah mereka hanya ingin makan yang Alana masak, bahkan saat Alana sedang sakit pun mereka akan memaksa Alana untuk memasak
"Ayah.. Luna pijitin Ayah ya?" Aluna mencoba mencairkan suasana, memijat pelan lengan sang Ayah
"Yah, biar Rayn dan Abang Pharta yang nyari anak itu sampai ketemu, Ayah istirahat sekarang oke?" bujuk Rayn yang tak di gubris sama sekali
"kalian tidur saja, Bombom sedang mencarinya. jangan sampai kesibukan kalian di ganggu oleh anak sialan itu" ucap Kunan setelah terdiam hampir setengah Jam lamanya sejak Rayn angkat bicara
"tapi Yah.. "
"cukup! kalian istirahatlah"
Kunan beranjak meninggalkan keempat anaknya itu, Kunan masuk ke kamar mengusap kasar wajahnya. seharian dia tak bisa fokus kerja memikirkan keberadaan Alana yang seperti lenyap di telan bumi,
di sisi lain seseorang tengah melapor melalui sambungan telepon,
"Tuan G, semuanya Aman" lapornya
"bagus, jangan biarkan mereka menemukan di mana Alana dulu" sambut seseorang yang sebelumnya di panggil 'Tuan G' itu.
sambungan telepon terputus setelahnya, seorang Hacker mendapat perintah untuk menyembunyikan jejak Alana dari keluarganya, perintah itu bahkan dia dapat dari seseorang yang cukup misterius, identitas nya sama sekali tak dapat di bongkar oleh sang Hacker itu. sang Hacker hanya mengenalnya sebagai Tun G.
Rayn masuk kekamar Seno yang terlihat baru keluar dari kamar mandi
"kenapa bang?" tanya Seno memakai bajunya
"coba lacak HP Alana, gue penasaran anak itu kemana sampai hilang tanpa kabar sama sekali" ucap Rayn duduk di tempat tidur
"udah bang" Seno memeriksa komputer nya, dan mencoba memperlihatkan nya pada Rayn
"sinyal hpnya gak bisa dilacak, kayak ada yang sengaja nyembunyiin Alana bang" lanjut Seno lagi
Seno tetap diam walau tau di mana keberadaan Alana, ucapan Jinan sore tadi membuatnya sedikit merenung dan terdiam hingga sekarang
"apa Jangan-jangan tu anak di culik ya?" sahut Rayn mengerutkan kening
"gue gak tau, tapi lo kenapa bang? tiba-tiba banget kayak khawatir gitu?" tanya Seno sedikit heran
"gue cuma gak mau nama baik keluarga kita di coreng sama anak sial itu! gue gak peduli kalaupun dia mati, tapi sekarang dia masih bagian keluarga ini kalau orang-orang tau keluarga kita akan menjadi taruhannya" jawab Rayn dengan serius
Seno hanya manggut-manggut setuju, benar juga apa yang Rayn katakan, mereka akan terkena dampaknya jika Alana sampai kenapa-napa. tapi Seno tau Alana baik-baik saja sekarang jadi dia sama sekali tak khawatir dengan apa yang di khawatirkan oleh Rayn