NovelToon NovelToon
Menikahi Wanita Tangguh

Menikahi Wanita Tangguh

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Perjodohan / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Model / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:26.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.

Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.

Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Almost

***

Semua orang kini semakin panik tidak terkendali.

Sherin berusaha untuk tetap tenang, membawa

kendaraan besar itu lebih ke pinggir. Sementara

kendaraan lain tampak menjauh saat menyadari

bus mewah tersebut sedang kehilangan kontrol.

"Miss Sherin..apa kau yakin bisa mengendarai

bus ini.? kita akan menunggu team penyelamat.

Mereka sudah ada di belakang kita sekarang.!"

Mr Grant, sang wakil mentor kepala terlihat mulai

khawatir saat melihat kondisi jalanan yang sedikit menurun. Sementara sang kernet bus malah sibuk

menangani pak sopir yang kini tak sadarkan diri.

"Insya Allah saya bisa.. tapi, kendaraan lain harus

di jauhkan dari bus ini untuk menghindari adanya

benturan. Kita akan memasuki daerah turunan.!"

Ucap Sherin dengan mata yang terus fokus ke

depan dimana saat ini jalanan mulai menurun

membuat suasana kembali tidak terkendali.

Keributan dan teriakan histeris dari para model

semakin membuat suasana bertambah tegang.

Sherin mencoba menstabilkan posisi kemudi,

kemudian melepas pedal gas agar laju bus

perlahan berkurang dengan sendirinya.

Dalam keadaan itu, tiba-tiba dari arah belakang

berdatangan kendaraan penyapu jalan yang

langsung menyingkirkan kendaraan lain agar

segera menjauh di susul dengan kedatangan

rombongan polisi lalu lintas bersama beberapa

mobil team televisi yang meliput kejadian ini

secara live.

Suasana kini semakin genting saat kendaraan

penyelamat datang dan langsung mensejajarkan

posisi kendaraan agar bisa mengevakusi para

penumpang ke kendaraan tersebut. Arahan dari

kepala team penyelamat terdengar menggema

menggunakan pengeras suara. Ini adalah proses

penyelamatan yang cukup dramatis dan di sorot

secara langsung oleh beberapa televisi.

Ada beberapa pria yang masuk ke dalam bus

kemudian mengatur para penumpang untuk

segera berpindah.

"Nona.. kami mempercayakan kendaraan ini

pada anda selama proses evakuasi berlangsung.

Usahakan agar tetap stabil dan berada di jalur

tengah.! sesuaikan kecepatan selagi bisa.!"

Kepala team penyelamat memberi arahan pada

Sherin yang terlihat mengangguk yakin. Mereka

tidak bisa mengambil alih kemudi karena itu

akan menggangu kestabilan laju bus tersebut

sebab jalan yang sekarang di lalui tidak rata.

"Semuanya harus tenang..kita tidak bisa bekerja

maksimal kalau tidak ada kerjasama. Jadi saya

minta tenang..dan ikuti apa yang akan kami

instruksikan..!"

Kembali kepala team penyelamat memberi

arahan kepada para penumpang yang mau

tidak mau kini mencoba untuk tenang.

Akhirnya satu persatu penumpang mulai di

pindahkan ke dalam kendaraan penyelamat

dengan menggunakan alat khusus sebagai

penyambung yang terpasang di pintu bus.

Bersamaan dengan kedatangan beberapa

mobil mewah, yakni orang-orang dari staf

direksi dan management Universal Models..

Mereka terlihat sangat khawatir dengan kondisi

para model yang kini sudah berhasil di evakuasi

ke dalam mobil penyelamat dan hanya tersisa

Sherin serta beberapa pria dari team penyelamat.

Jalanan yang di lalui kini benar-benar menurun membuat laju bus semakin tidak terkendali.

Semua orang yang mengiringi laju bus itu tampak berteriak histeris saat melihat bus meluncur

cepat tidak terkendali menuju sebuah jembatan

curam yang cukup panjang dan mengerikan.

Mobil Steve mengejar bus itu sambil berteriak

pada team penyelamat agar Sherin segera di

evakuasi dari bus itu karena keadaan semakin

tidak memungkinkan untuk menghentikan bus

tersebut secara normal.

"Gas nya tidak berfungsi pak, bagaimana ini.!"

Sherin berteriak, dia terlihat mulai sedikit tegang. Kepala team penyelamat saling pandang dengan

anak buahnya. Dia kembali melakukan koordinasi

dengan orang-orang nya yang terus mengejar di

belakang.

"Stabilkan saja kemudinya Nona.. kita akan

keluar dari bus ini begitu ada jalanan yang

cukup datar.!"

"Dari sini ke depan jalannya curam semua pak.!"

Ujar Sherin masih mencoba untuk tenang dan

memaksimalkan kerja otaknya.

Dalam keadaan itu, tiba-tiba ada sebuah mobil

sport mewah yang melaju kencang di samping

bus tersebut dan berusaha mensejajarkan diri

dengan berada di sebelah kanan nya membuat suasana menjadi semakin heboh.

Orang-orang tampak terkejut bukan main saat

melihat sosok yang muncul dari atas kap mobil mewah tersebut yang kini sedang berusaha

untuk melompat ke dalam bus tersebut.

"Presiden El..dia datang kesini.. tidaakk..!!"

Teriak beberapa model sambil membulatkan

matanya tidak percaya pada apa yang kini di

lihatnya. Presiden Universal Models datang

dalam keadaan genting begini..??

"Ohh.. pujaan ku..kamu datang honey.."

Desis Pamela sambil menutup mulutnya syok

saat melihat sosok gagah perkasa itu tampak

berdiri di atas mobilnya yang semakin merapat

ke badan bus yang sedang melaju kencang di

turunan menuju jembatan.

"Devaan.. jangan... kau bisa jatuh.!"

Sherin tidak kalah terkejutnya begitu melihat kemunculan Devan dari dalam mobil mewah

tersebut. Pria itu kini melompat ke arah pintu

bus bagian depan kanan dan dalam satu gerakan

cepat dia berhasil membuka pintu bus tersebut.

"Dev.. apa yang kau lakukan.? Kau bisa celaka.!"

Sherin yang masih sibuk mengendalikan bus

tampak terhenyak sesaat sambil melirik ke arah

keberadaan Devan yang kini mulai masuk.

"Pindah ke sana, biar aku yang membawa nya.!"

"Tapi Dev, ini sangat beresiko..!"

"Setelah habis turunan ini, akan ada tanjakan

panjang di depannya. Kita baru akan berjuang

setelah ini.!"

"Apa..?? lalu bagaimana dengan kita.? gas nya

sudah tidak berfungsi Dev !"

"Tidak ada jalan lain, kita harus keluar dari bus

ini secepatnya.! Ayo bersiaplah.!"

Sherin menggeser duduknya ke jok samping saat Devan mulai mengambil alih kemudi. Wajahnya

terlihat tegang saat melihat jembatan tinggi dan

curam kini menanti mereka. Dan laju bus sudah

di luar kendali. Kendaraan besar itu meluncur

cepat melewati jembatan dan akhirnya mulai

menaiki jalur tanjakan di depannya sementara

gas sudah tidak berfungsi sama sekali.

"Kalian semua cepat selamatkan diri sekarang

juga, kita tidak tahu apa yang akan terjadi

setelah ini, cepat keluar.!"

Devan memberi perintah pada para penyelamat

yang saat ini masih bertahan di dalam bus dan

sedang memasangkan alat pengaman ke tubuh

Sherin dengan wajah-wajah penuh ketegangan.

"Kami akan bertahan disini Tuan, kami akan

menemani anda berdua.!"

Tegas kepala penyelamat sambil mengaitkan

seling kecil pada alat-alat penyelamatan yang

ada di dalam bus tersebut.

"Awas Dev.. kita akan mundur sekarang.!!"

Sherin berteriak sambil melebarkan matanya

saat bus tidak mampu melewati puncak tanjakan

dan kini mulai berjalan mundur tidak terkontrol.

Suasana kini berubah tegang tingkat tinggi saat

bus bergerak mundur semakin tidak terkendali.

Sekuat tenaga Devan berusaha menyeimbangkan

bus tersebut yang kini mulai oleng mengarah ke pinggir jembatan.

"Dev.. kita akan menabrak jembatan..!"

Sherin kembali berteriak sambil memegang

kuat lengan kokoh Devan yang memutar kepala

ke arah belakang dan melihat posisi jembatan.

Para team penyelamat tampak berpegangan

pada jok sambil melihat ke belakang. Posisi bus

kini meluncur cepat ke pinggir jembatan hingga membuat orang-orang yang berada di dalam kendaraan lain dan hanya bisa menonton kini berteriak-teriak histeris. Ada yang menjeritkan

nama Sherin, ada juga yang meneriakkan nama

Devan. Mereka benar-benar syok luar biasa.

Dan akhirnya bus benar-benar menabrak bagian

pinggir jembatan, membabat habis besi kokoh

penghalang jembatan tersebut. Orang-orang

semakin histeris saat melihat bus tersebut kini

perlahan meluncur masuk ke bawah jembatan

dimana di bawahnya terdapat jurang berbatu.

Namun sebelum bus tersebut jatuh seluruhnya

ke bawah jembatan, badan bus tersangkut di

tengah jembatan. Orang-orang berhambur keluar

dari dalam mobil dan berlarian menuju ke pinggir jembatan tersebut sambil tidak henti berteriak.

Tidak lama, beberapa pria dari team penyelamat merayap keluar dari dalam bus yang berada pada posisi menggantung tersebut dengan hati-hati di

bantu oleh team lain yang bergerak cepat. Namun

keadaan kembali tegang dan panik ketika bus

tersebut bergerak perlahan menimbulkan bunyi

gesekan yang sangat mencekam, sementara

sosok Sherin dan Devan belum nampak keluar.

"Presiden El.. Sheriiinn...!!"

Orang-orang menjerit histeris saat badan bus

kembali meluncur deras ke bawah jembatan.

Ada bayangan yang melesat keluar dari dalam

bus tersebut yang kini sudah jatuh ke dasar

jembatan hingga menimbulkan bunyi dentuman

yang sangat keras di susul ledakan dahsyat.

Bayangan yang melesat tersebut kini mendarat

tepat di pinggir jembatan. Sherin berada dalam

pangkuan Devan, kepalanya bersandar di dada

bidang laki-laki itu. Semua orang kini hanya bisa

bengong dan terkesima dengan gerakan Devan.

Tidak ingin membuang waktu lagi, Devan segera membawa Sherin ke dalam mobil ambulance

yang sudah siaga di sana.

"Tangani dia dengan baik, jangan sampai ada

kesalahan atau kekurangan apapun, cepat.!"

Perintah Devan dengan raut wajah yang terlihat

sangat kelam di penuhi oleh kemarahan yang

saat ini terpendam. Dia tidak akan membiarkan

siapapun yang menyebabkan terjadinya hal ini

lolos dari hukuman nya. Hampir saja.. nyawa

wanita yang baru di nikahi nya beberapa hari

itu menjadi korban.

"Baik Tuan..kami akan menangani Nona Sherin

sebaik mungkin.!"

Sahut kepala pelayanan kesehatan sambil

menundukkan kepalanya di telan ketegangan.

Orang-orang saat ini tertahan, tidak ada yang

bisa mendekat ke arah mobil ambulance itu

karena ada pasukan berbaju hitam yang kini

menjaga dan mengelilingi mobil tersebut.

"Aku tidak apa-apa Dev.. aku baik-baik saja."

Sherin memegang tangan Devan yang sedang

menatapnya dengan sorot mata dingin.

"Kau harus di cek secara keseluruhan, aku

tidak mau ada hal buruk terjadi padamu."

"Aku hanya butuh istirahat saja sebentar."

"Sherinda.. nyawamu hampir saja melayang.!"

Geram Devan sambil membalikkan badannya

namun tertahan oleh pegangan tangan Sherin.

Dia kembali berbalik, menatap kuat wajah

Sherin yang terlihat pucat pasi.

"Apa yang akan kau lakukan sekarang.? Kau

mau kemana lagi.?"

Tanya Sherin dengan tatapan tidak kalah tajam.

Mata mereka saling menatap kuat. Dev meraih

jemari tangan Sherin lalu menciumnya kuat.

"Aku harus mengusut tuntas kasus ini sekarang

juga. Tidak bisa di tunda lagi. Nyawamu hampir

saja terenggut tadi. Aku tidak akan membiarkan

siapapun yang menyebabkan ini bebas.!!"

Desis Devan dengan tampang wajah yang tidak

terbaca, sangat kelam dan di penuhi kemarahan.

Sherin menghela nafas berat, keduanya masih

saling melihat.

"Baiklah.. tapi aku harap ini hanyalah sebuah

kesalahan teknik saja. "

Lirih Sherin sambil merebahkan tubuhnya di

atas blangkar saat seorang Dokter masuk

dan langsung melakukan pengecekan.

"Aku pergi sekarang, jangan lupa istirahat yang

cukup, dan jaga dirimu.!"

Devan akhirnya melepas genggaman tangan

Sherin kemudian mengecup lembut keningnya.

Keduanya kembali saling pandang lekat. Sang

Dokter yang sedang memeriksa Sherin terlihat

berekspresi datar saja.

"Pergilah.. jangan cemaskan aku.!"

Sherin meyakinkan sambil tersenyum lembut.

Dengan berat hati Devan akhirnya keluar dari

mobil ambulance itu kemudian memerintahkan

Miss Manola untuk menemani Sherin.

Akhirnya rombongan para peserta kompetisi

itu kembali melanjutkan perjalanan dengan

menggunakan kendaraan mini bus. Sementara

Sherin tetap berada di ambulance bersama

Miss Manola untuk memastikan kondisi nya.

Sedangkan Devan, saat ini dia berkoordinasi

dengan pihak kepolisian untuk mengusut tuntas

kasus rem blong ini. Tidak hanya itu, dia juga

memanggil pasukan khusus miliknya untuk

menyelidiki kasus ini, karena akhir-akhir ini

ada banyak kejadian aneh yang menimpanya.

Dan kini..dia sudah mulai merasa terganggu.

***

Rombongan besar itu akhirnya tiba di sebuah

hotel bintang lima di kawasan perbukitan indah

yang cukup jauh dari pusat kota hujan. Semua

peserta kompetisi di sarankan untuk beristirahat

dan memulihkan kondisi, baik itu fisik maupun

psikis. Mereka cukup mengalami trauma atas

kejadian barusan. Namun setelah mengadakan

pembicaraan, mereka tetap bersemangat untuk

melanjutkan kompetisi ini.

Beberapa jam kemudian asisten para model

datang membawakan segala keperluan bos

mereka karena barang bawaan sebelumnya

sudah hangus terbakar di dalam bus yang

jatuh ke jurang tadi.

"Kamu baik-baik saja kan Sher.? Kamu tidak

mengalami luka atau apapun itu."

Vincent terlihat sangat khawatir saat bertemu

Sherin di kamar bagiannya. Bos nya itu tampak

tengah berbaring di atas tempat tidur.

"Aku tidak apa-apa Vint, sudah jangan cemas

begitu, kamu tahu kan gimana aku.."

"Iihh kamu ini ya.. orang lagi cemas juga. Kamu

tuh nekad banget tahu, gimana kalau kamu gak selamat tadi, untung saja ada Presiden El.."

Decak Vincent sambil menatap tajam wajah

Sherin berusaha meyakinkan diri kalau gadis

itu beneran baik-baik saja.

"Iya.. aku tahu, tapi aku tidak punya pilihan Vint.

Keadaan memaksaku untuk melakukan semua

itu, demi keselamatan semua orang."

"Ya.. tapi kamu mempertaruhkan nyawamu

sendiri Sher, itu namanya bunuh diri.!"

"Sudah ahhh.. jangan di lebih-lebihkan.!"

Sherin memukul bahu Vincent sambil beranjak

turun dari atas kasur kemudian berlalu masuk

ke dalam kamar mandi.

"Sherin.. Sherin.. aku belum selesai bicara. Ada

yang ingin aku tanyakan soal presiden El sama

kamu, dia tadi menyelamatkan mu kan.."

Vincent hanya bisa mengerucutkan bibirnya

saat Sherin acuh saja dan menutup pintu

kamar mandi dengan sedikit keras.

Sore harinya semua peserta berkumpul di ruang

khusus yang ada di hotel tersebut. Dan mulailah

proses perkenalan para juri yang terdiri dari 3

orang wanita dan 2 orang pria yang kesemuanya adalah orang-orang profesional dari berbagai

profesi yang tentunya tidak jauh-jauh dari dunia modeling. Para peserta juga mendapat schedule

sekaligus pengarahan untuk semua kegiatan

yang akan di laksanakan selama 3 hari tersebut.

Kemudian malam harinya, semua yang terlibat

dalam ajang bergengsi ini mengadakan makan

malam pertama di dalam restauran mewah yang

ada di hotel tersebut. Sebelum makan malam

di laksanakan, Steve juga memberikan anugerah

dan penghargaan khusus kepada Sherin atas

segala keberaniannya menyelamatkan seluruh

penumpang hingga kompetisi bisa berlanjut.

"Anda wanita yang sangat berani Miss Sherin.

Kami salut, dan sangat berterimakasih atas

apa yang telah anda lakukan tadi."

Ujar Steve sambil berjabatan tangan dengan

Sherin yang hanya tersenyum tenang.

"Itu hanya spontanitas saja Mr Steve.. anda juga

pasti akan melakukan hal yang sama kalau ada

di posisi seperti itu.!"

Sahut Sherin merendah. Steve tersenyum seraya

menatap lekat wajah cantik bersinar terang gadis

itu yang malam ini mengenakkan pakaian casual

dan santai. Tidak seperti kebanyakan peserta lain

yang memakai gaun malam dengan model yang sangat seksi nan glamor. Wanita ini benar-benar

berbeda dan sangat istimewa.

Usai makan malam, Sherin memilih untuk segera

kembali ke kamarnya. Dia ingin cepat tidur agar

pikirannya lebih segar esok hari. Datang ke kamar,

dia segera menjalankan ibadah sholat isya, setelah

itu barulah merebahkan tubuhnya di atas tempat

tidur. Dia harus istirahat secepatnya agar besok

pagi bisa bangun lebih cepat dan fresh.

Saat tengah malam tiba, ke dalam kamar masuk sesosok pria tinggi tegap dengan mengenakkan

mantel panjang serta masker yang menutup

rapat seluruh wajahnya..

***

Bersambung...

1
zena
nama ku itu thor😅
Dewi Shandra
😆😆😆😆
✨rielz✨
baca lagi..🤩
Nunnamin_shaqi
Bisa dibayangkan 😭🥰🥰
anninayah karim karim
devan kerjaan nya ikutin Sherin 😂😂
Amang Firmansyah
love u 2 othor kesayangankuuu...ditunggu karya2 berikutnya
Dewi Shandra
baca lagi setelah khatam berpuluh-puluh kali 😂
Amang Firmansyah
Lumayan
Tri Arrum
Luar biasa
Rohayani Faisal
udh baca ke 3x nya...ngga bosen bosen

d tunggu karya selanjutnya author kesayanganku😍😍😍
Irma herfiana
kak kapan up lagi hampir 4thn ini nunggu
Rohayani Faisal
kaka ...ditunggu karyamu selanjutnya
Hetty Marawemay
Pamela jahat bangat
Annsyi
Kak, hadirlah dengan karya barumuuu..... Kutunggu ceritamu selanjutnya.....

ceritamu luat biasa semuaaaaa 🥹🥹🥹👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
Muh Asrul
Author aku tunggu karya barumu.
Muh Asrul
entah sudah berapa kali membaca novel ini, author kemana engkau berada aku menunggu karya barumu suda 4 tahun tidak ad kabar
PJ92
Kecantikan sherin kyanya melebihi maharaya sma mayra deh
PJ92
Cusss thor bikin novel kisah little queen
Nurhawathy
/Good/
Fisca vis vis
baguuusss bngeettt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!