Apa jadinya jika cinta pertama dan cinta yang meninggalkan luka kembali saat usia sudah tak lagi muda, itulah yang di alami Nin Kasih di usianya yang saat ini sudah memasuki lima puluh tahun.
Saat Nin kasih ingin menikmati masa tuanya dengan tenang, kenangan buruk masa lalunya kembali terbuka saat dirinya tak sengaja bertemu dengan laki laki yang tak sengaja iya temui saat dirinya berada di pemakaman suaminya seorang diri.
Apakah semua kenangan buruk itu akan berganti dengan kebahagiaan setelah kesalahpahaman itu di luruskan !
Dan apakah kebahagiaan itu akan mudah mereka raih di usia mereka yang tak lagi muda ?
Ikuti cerita Nin kasih yang hanya ingin bisa hidup tenang dan bahagia di usianya yang sudah tak muda lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R-kha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya Ingin Bahagia
Wirya yang sangat tau dan hafal bagaimana sifat Pratiwi langsung bergegas menghubungi Kasih setelah Dirga menutup sambungan teleponnya, tapi hampir tiga kali panggilan Kasih belum juga mengangkat sambungan telepon dari dirinya.
" apa yang terjadi disana ?"
" kenapa Kasih belum juga mengangkat telepon dari ku ?" tanya Wirya yang kini malah terlihat ragu untuk melanjutkan perjalanannya menuju kota tetangga.
" apa aku kirim pesan saja ya dan menanyakan apa yang terjadi disana ?" tanya Wirya yang sejujurnya ingin berbicara langsung pada Kasih agar tau apa yang sebenarnya terjadi sana.
Setelah hampir lima menit berpikir akhirnya Wirya pun memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanannya karena kantor cabang disana sudah kembali menghubunginya saat ini.
" aku yakin Kasih akan bisa menangani Pratiwi dan jika memang telah terjadi sesuatu aku yakin Zoya ataupun Dirga akan menghubungiku " ucap Wirya yang kembali melanjutkan perjalanannya dan berharap pekerjaan yang bisa selesai hari ini hingga besok pagi dirinya bisa kembali ke kota asalnya.
Dan sesuai dengan apa yang Wirya katakan dimana Kasih sangat bisa mengendalikan Pratiwi hingga membuat Pratiwi bungkam dengan semua ucapannya.
" mungkin mudah bagimu untuk memintaku melupakan mas Wirya karena kamu tak tau apa yang aku rasakan selama sepuluh tahun ini " ucap Pratiwi sambil menunduk seolah tak berani menatap ke arah Nin Kasih.
" aku sangat berharap dan aku punya keyakinan jika lambat laun mas Wirya bisa melihat ketulusan yang aku miliki untuk nya dan juga untuk Dirga " ucap Pratiwi berharap saat mendengar itu Kasih akan iba dan akan memilih mundur dan melepaskan Wirya.
" tapi cinta tak bisa di paksa dan pernikahan tanpa cinta hanya akan menyiksa diri " ucap Nin kasih seolah pernah mengalami apa yang iya ucapkan.
" lebih baik kamu pulang dan pikiran semuanya dengan tenang dan aku yakin kamu akan bisa menemukan jawaban dari semua keraguan yang kamu rasakan saat ini" ucap Nin Kasih sambil bangkit dari duduknya dan mempersilahkan Pratiwi untuk pergi dari rumahnya.
Tanpa banyak berkata apa apa lagi Pratiwi memilih untuk meninggalkan rumah Nin Kasih tapi bukan Pratiwi namanya jika akan mengalah dan menyerah begitu saja dengan semua keadaan saat ini.
Setalah Pratiwi pulang barulah Nin Kasih memegang handphone nya dan saat melihat begitu banyak panggilan dari Wirya membuat Nin Kasih merasa heran tapi Nin Kasih memilih untuk membiarkan tanpa ingin mencoba menghubungi Wirya apalagi setelah membaca pesan yang Wirya kirim.
" Apa wanita itu sudah pergi ?" tanya Zoya saat melihat ibunya yang baru saja duduk di ruang keluarga.
" apa Nenda sudah pulang ?" tanya Dirga yang mana meski pun tak suka dengan sikap Pratiwi tadi tapi Dirga sangat sayang dengan Pratiwi.
" Nenda mu baru saja pulang " jawab Nin Kasih sambil melihat ke arah Dirga.
" apa kakek mu sudah menghubungi mu ?" tanya Nin Kasih.
" Dirga yang menghubungi kakek agar kakek tau jika Nenda sudah datang ke sini dan Nenda juga bersikap tidak baik pada Nin " ucap Dirga jujur.
" jadi kakekmu tau jika dia kesini ?" tanya kasih memastikan.
" ya, Dirga langsung menghubungi om Wirya dan Zoya tak bisa mencegahnya " ucap Zoya yang tak ingin ibunya marah karena tak bisa menghentikan Dirga mengadu pada kakeknya.
" kenapa neneknya Dirga jahat Nin ?" tanya Nanda yang merasa kasihan melihat apa yang Pratiwi lakukan tadi.
" Nenda nya Dirga hanya sedang sedih jadi bersikap seperti itu " ucap Nin Kasih yang tak ingin Dirga membenci Pratiwi karena sikap Pratiwi tadi.
" apa Nin masih mau menikah dengan kakek ?" tanya Dirga yang tiba tiba saja mengingat apa yang kakeknya inginkan saat ini.
Nin Kasih dan Zoya pun saling tatap mendengar apa yang Dirga tanyakan, tapi kata kata Dirga selanjutnya membuat Nin Kasih dan Zoya tak bisa berkata kata.
" jika dengan menikah dengan Nin bisa membuat kakek bahagia, Dirga setuju " ucap Dirga yang bersikap sangat dewasa di usianya yang masih sangat kecil.
" Dirga, dengarkan Nin ya " ucap Nin Kasih yang tak ingin Dirga memikirkan apa yang tak seharusnya dipikirkan.
" kakek dan Nin sepakat akan melakukan apa yang membuat Dirga bahagia, dan Nin janji kakek tak akan memaksakan kehendaknya jika memang Dirga tak merestui pernikahan ini " ucap Nin Kasih.
" apa Nin suka dengan kakek ?" tanya Dirga lagi.
" kakek terlihat sangat bahagia setalah bertemu dengan Nin, jadi apa Dirga salah jika Dirga ingin melihat kakek bahagia di hari tuanya ?" tanya Dirga yang membuat Nin Kasih kagum dengan pemikiran dewasa anak seusia Dirga.
" lalu, apa Dirga bahagia jika kakek menikah lagi dan yang akan menjadi nenek tirinya adalah Nin Kasih bukan Nenda ?" tanya Nin Kasih yang ingin mendengar di isi hati Dirga saat ini.
" sekarang jangan pikirkan kebahagiaan kakek atau mungkin kebahagiaan Nin "
" tapi pikiran kebahagiaan kamu sendiri dan saat kamu sudah tau jawabannya beritahu Nin " ucap Nin kasih yang meminta Dirga memikirkan baik baik semuanya.
" Nin masuk ke kamar dulu ya " ucap Nin Kasih yang kini sudah bangkit dari duduknya.
Dengan tubuh dan pikiran yang begitu lelah Nin kasih pun berjalan masuk ke dalam kamarnya dimana Poto dirinya dan mendiang suaminya masih terpajang di meja riasnya hingga saat ini.
Drrrtttt Drrrrtttt
Ponsel Nin Kasih kembali bergetar dan ternyata Wirya lah yang menghubunginya, meski sempat ragu tapi Nin Kasih memutuskan untuk mengangkat sambungan telepon agar tau apa yang ingin Wirya katakan sejak tadi.
" ya ada apa ?" tanya Nin kasih yang terdengar sangat malas dan lelah membahas Wirya dan Pratiwi saat ini.
" apa benar Pratiwi datang setelah aku pergi ?" tanya Wirya langsung.
" ya dan aku berhasil membungkam dan membuatnya sadar jika cinta tak bisa di paksa" ucap Nin Kasih apa adanya.
" jadi apa aku bisa berharap jika kamu mau menerima ku sebagai suamimu ?" tanya Wirya penuh harap.
" setelah kamu pulang nanti, kamu akan tau jawabannya " ucap Nin Kasih apa adanya.
" dan aku berharap saat aku pulang nanti kamu akan menerima ku sebagai suamimu " ucap Wirya yang sepertinya tak tahan bisa kembali bersanding dengan Nin Kasih kekasih masa lalu.
Setelah mendengar semua itu Nin Kasih memilih menutup sambungan teleponnya, dan memilih merebahkan tubuh lelahnya di atas tempat tidur miliknya.
" apa aku bisa menjadi seorang istri lagi di usiaku yang tak muda lagi " tanya Nin kasih pada dirinya sendiri.
Hingga tak terasa dua hari sudah berlalu sejak siang itu membuat Nin kasih semakin yakin dengan keputusannya kali ini dan Nin kasih pun yakin jika ini semua yang terbaik untuk dirinya.
" Bun, sepertinya itu mobil om Wirya "
" lalu apa sudah bunda putuskan jawaban apa yang akan bunda berikan pada om Wirya nanti ?" tanya Zoya yang memasrahkan semuanya pada ibunya karena Zoya ingin
Ibunya menjalani hari tuanya dengan bahagia.
" sudah dan bunda harap kamu bisa menghormati apa yang sudah bunda putuskan nanti "
✍️✍️✍️ kira kira apa yang akan Nin Kasih putuskan setelah kepulangan Wirya nanti ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘 😘 😘