anak yang selalu di bully oleh teman - temannya , dan ia pun tidak berani membalas karena dia takut sehingga pada kemudian hari dia berani melawan mereka ....
penasaran langsung baca aja yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cerita_Inspirasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Jodohkan
Dua Minggu kemudian dimana tegar yang begitu rindu sekali dengan Cantika ingin bertemu tetapi Cantika tidak bisa di temui.
Hati tegar sudah galau tidak karuan memikirkan Cantika , dan tiba - tiba saja Herman datang menemui tegar yang berada di dekat kolam renang.
" gar " Panggil Herman.
" ehh bapak iya ada apa pak " Tanya Tegar.
" Kamu kenapa kok muka mu kayak orang lagi ada masalah , muka mu kusut banget " Ucap Herman.
" Ahh bapak bisa aja , memang nya bapak nyari tegar ada apa " Tanya Tegar.
" Ehh enggak gini gar , nanti malam kamu sibuk enggak " Tanya Herman.
" Ehh enggak sih memang nya kenapa pak " Tanya Tegar.
" Nanti malam bapak mau ngajak kamu makan malam sekalian sama ibu juga di luar gimana kamu bisa " Tanya Herman.
" Bisa sih pak ya udah nanti mau makan jam berapa " Tanya Tegar.
" Jam 7 malam nanti setengah 7 kita berangkat oke " Ucap Herman.
" Ohh iya kamu jangan lupa pakai baju yang rapi ya " Ucap Herman.
" Lahh cuman pergi makan malam doang harus pakaian yang rapi , memang nya kenapa kalau pakai baju biasa " Tanya Tegar.
" Bukan gitu ya enggak enak aja di pandang udah kamu nurut aja sama bapak jangan banyak omong , udah bapak tinggal dulu " Ucap Herman lalu meninggalkan tegar sendiri.
" Ahh bapak ada - ada aja makan malam pake suruh pakaian rapi kayak mau kemana aja , ehh bentar lagian tumben - tumbenan jangan - jangan bapak mau makan malam ngajak gue untuk ketemu teman bisnis nya " Ucap Tegar.
" Ahh ya udah sih bodoh amat lah " Ucap Tegar yang tidak peduli sekarang hati dan pikiran nya masih kepikiran dengan Cantika.
Tegar masih sama tidak berubah memanggil orang tua nya dengan sebutan papah atau mama , karena dia tidak biasa karena dari kecil dia memanggil orang tua nya dengan sebutan bapak dan ibu.
Malam Hari nya dimana tegar pun sudah berdandan rapi dia memakai pakaian kemeja lengan panjang yang berwarna biru dengan celana hitam , serta jam tangan yang harga nya begitu fantastis yang menambah aura ketampanan nya meningkat dan menjadi lebih keren .
" Gimana kamu udah siap " Tanya Herman.
" Sudah pak " Ucap Tegar.
Mereka pun berangkat ke restoran paling mewah dan dimana restoran tersebut sudah di pesan oleh Herman untuk makan malam keluarga nya.
Tegar pun melihat ke arah restoran tersebut yang dimana tegar merasa bahwa restoran itu sudah di pesan oleh bapak nya , bahkan dekorasi dan hiasan restoran tersebut menjadi lebih berkelas.
" ini pasti bapak yang udah mesen enggak mungkin kan masuk aja udah ada karpet merah nya " Gumam Tegar yang melihat ke area sekeliling restoran.
" ayo duduk Bu , gar " Ucap Herman.
Tegar pun sambil bermain hp dan tidak lama kemudian ada mobil Alphard berwarna hitam lalu orang di dalam mobil itu turun , mereka di sambut oleh pelayan restoran dan di tunjukkan ke arah ruangan yang telah di pesan.
Mereka pun berjalan menuju ruang VVIP mereka pun masuk Herman langsung menoleh ke arah temannya itu ternyata tino dan istri nya berserta anak perempuan nya.
" Ehh Tino akhirnya kamu sampai juga , silahkan duduk " Ucap Herman lalu Sulastri pun langsung bersalaman dan cipika cipiki dengan istri Tino.
Setelah itu Herman langsung memesan kan makanan untuk makan malam nya itu , dan tegar juga berhenti bermain hp dia menyapa teman bapak nya itu.
" Hai om, selamat malam " Ucap tegar yang mencium tangan Tino.
" ohh ini anak mu " Ucap Tino .
" Iya dia anak ku " Ucap Herman.
" Ganteng juga ya anak mu hehee sama seperti mu " Ucap Tino yang memuji.
" ahh bisa aja " ucap Herman.
Tegar melihat ke arah wanita itu dia betapa terkejutnya dia belum sadar kalau wanita itu adalah Zahra begitu pun sebaliknya.
" Elo" Ucap Tegar.
" kamu " Ucap Zahra yang terkejut.
" Ngapain elo ke sini hah , ohh jangan - jangan ngikutin gue ya hah " Ucap Tegar.
" siapa yang ngikutin kamu aku enggak ngikutin kamu kok , aku ke sini cuman di ajak sama papah mama aku buat makan malam bersama temannya ya udah aku ikut " Ucap Zahra yang menjelaskan.
" lahh sama gue juga di ajak sama orang tua gue ke sini , atau jangan - jangan " Ucap Tegar yang melihat ke arah bapaknya.
" Jadi kalian udah saling kenal " Ucap Tino yang melihat ke arah Zahra dan tegar
" bagus lah kalau gitu kita enggak perlu cape - cape lagi untuk memperkenalkan kalian " Ucap Herman dengan tersenyum.
" Ya sudah ayo kita duduk nanti kita lanjut lagi perbincangan ini " Ucap Herman.
Sedangkan tegar dia menatap ke arah Zahra dengan tajam, dan Zahra hanya menunduk dia tahu kalau dia berdebat dengan tegar tidak ada gunanya.
Setelah itu mereka pun berbincang dan tanpa di sadari oleh kedua nya ternyata Herman dan Tino hendak menjodoh kan mereka berdua .
" baik saya akan bilang kalau makan malam ini merupakan makan malam yang luar biasa , dan tidak karena itu kita mengadakan malam bersama ini karena memang ada niat tertentu . Saya sama Herman mau menjodoh kan Zahra dan tegar dan saya harap kalian berdua tidak menolak dengan perjodohan ini " Ucap Tino yang menjelaskan seketika tegar terkejut dan begitu juga dengan Zahra.
" apa di jodohkan , enggak....saya enggak mau ....engakkk " Ucap Tegar yang menolak perjodohan itu.
" memang nya kenapa kamu kok nolak perjodohan ini gar " Tanya Herman.
" Iya mana mungkin tegar mau dijodohin sama orang yang enggak tegar cinta , lagian saya aja enggak kenal dengan dia dan saya enggak mau titik " Ucap Tegar.
Tegar pun langsung keluar dari ruangan tersebut dan meninggal kan mereka semua , dia tidak habis pikir dengan kedua orang tua nya.
" ehh Tino maafkan putraku mungkin dia bisa nerima tapi percaya lah dia pasti akan mau dengan perjodohan ini , aku harap kamu bisa ngerti " Ucap Herman.
" tenang saja man aku tahu kok mungkin dia memang butuh waktu " Ucap Tino.
Herman merasa malu dengan sikap tegar yang tidak sopan karena meninggalkan makan malam yang besar itu , dan Zahra pun terkejut karena tegar menolak perjodohan ini.
" Ahhh sialan kenapa gue bisa - bisa nya mau di ajak makan malam oleh bapak , tau gitu gue enggak ikut " Ucap Tegar dengan kesal
" gue enggak mau dengan perjodohan ini lagi pula gue enggak cinta sama cewek itu , lagian bukan tipe gue " Ucap Tegar yang berjalan kaki untuk pulang.
" Ehh Zahra om minta maaf ya atas sikap anak om tadi , maaf udah buat kamu enggak enakk " Ucap Herman.
" iya kok om enggak papa Zahra ngerti kok " Ucap Zahra dengan tersenyum.