NovelToon NovelToon
Mata Batin Zivanya

Mata Batin Zivanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Matabatin / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Hantu / Tumbal
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Wanita Biasa

Cerita ini hanya fiktif belaka, namun cerita ini di rangkum dari pengalaman seseorang dan di sangkut pautkan dengan kejadian-kejadian Aneh yang terjadi di kalangan masyarakat pedesaan.

Zivanya yang biasa di panggil Ziva menganggap kelebihannya itu sebagai Kutukan namun perlahan dia pun berdamai dengan keadaan dan akhirnya menganggap kelebihannya itu sebagai Anugerah.
Karena Ziva lebih asyik berteman dengan sosok yang berwujud makhluk halus namun mempunyai hati di banding dengan sosok yang berwujud manusia namun tak punya hati.

Sebuah percintaan pun terjalin di cerita ini, berawal saat Ziva duduk di bangku SMK sampai pada Ziva lulus dan melanjutkan kuliah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11.

"Bakso Nduk ? " Tanya Mas bakso yang logat nya seperti orang Jawa.

"Emm ... Boleh deh Mas, jangan pake saos kecap ya. Bening aja pake sambal sedikit. " Jawab Ziva lalu duduk di kursi yang di sediakan oleh tukang bakso itu.

"Mas, kok masih penuh gitu sih ? Biasanya kalau Akau keat udah tinggal beberapa biji lagi tuh pentol. " Ziva membuka topinya dan mengipasi wajahnya dengan topi itu.

Mas Tardi memperhatikan stock bakso dan mie memang masih banyak.

"Ya tau lah Nduk, ya namanya jualan bok ya begini Nduk. " Jawab Mas Tardi.

Semangkuk bakso pun sudah terhidang kan di depan Ziva, " Mas coba deh dzikir dan sholawat. "

Mas Tardi tidak mau tanya kenapa, karna yang di pinta Ziva itu hal yang positif. Ziva membatu mendoakan dagangan Mas Tardi.

"Alhamdulillah ... Sudah Mas, lain Kalai kalau jualan jangan lupa dzikir sama sholat ya Mas. Tadi ada sosok pocong yang nimbrung di atas roda Mas Tardi makanya dagangannya sepi. " Jelas Ziva sebari melahap satu suapan bakso.

Mas Tardi melepaskan kain handuk kecil yang ada di lehernya, " Oalah setan gandeng, Yo Pantes dagangan ku sepi ngene. Orang ada yang ngirim demit. "

"Hahaha ... Tenang-tenang Mas jangan marah-marah, kalau kita marah-marah itu merupakan energi buat mereka. * Jelas Ziva.

"Oalah ... Matur suwun Yo Nduk, "

Tak lama dari itu dagangan Mas Tardi pun di serbu pengunjung. Ziva sangat senang mendengarnya.

"Mas berapa punyaku ? " Tanya Ziva saat mangkuk bakso itu sudah kosong tidak berpenghuni.

"Wiss rak usah bayar Nduk, itung-itung rasa terimakasih itu loh Nduk. "

"Ah aku jadi gak enak Mas. " Ujar Ziva.

"Wis ... Wis ... Mas ikhlas kok. "

"Alhamdulillah kalau gitu, makasih banyak ya Mas. Ingat loh perkataan ku. "

"N'jeh Ndu. "

Dagangan Mas Tardi pun secepat kilat habis oleh pengunjung taman itu.

Keesokan harunya di sekolah.

Entah kenapa Meta mencari keberadaan Ziva, ia kesal karna David lebih memilih Ziva di bandingkan dirinya.

"Ada apa ini ? " Tanya Ziva saat dirinya di tarik paksa menuju halaman belakang sekolah.

Di sana kawanan Meta sudah melingkar dan Ziva berada di tengah lingkaran kawanan Meta.

Gank Indah yang mengetahuinya seperti bersorak-sorai mendukung gank Meta.

"Heh culun, goblok. Tidak tahu diri kamu, bisa-bisanya mencuri perhatian David. " Cerca Meta

Ziva seketika terkekeh mendengar penjelasan Meta. " Oh karna David toh, heh mbak, barusan kamu bilang aku culun kan? Lah memang situ merasa lebih buruk dari ku ? Sampai kalah dengan diriku yang kau anggap culun, goblok dan bodoh hah ? "

"Berani ya kamu ! " Teriak teman Meta yang mendorong tubuh Ziva.

"Lawan Zi, lawan ... " Titah Mbak Sun. " Apa perlu aku bantu Zi. "

"Tidak usah mbak. " Jawab Ziva.

Seketika teman-teman Meta menertawai Ziva, " Dasar bocah wong edan. " Cci slah satu teman Meta.

Meta melangkah lebih maju, " Ingat kamu sekali kamu mendekati David. Kamu akan tahu akibatnya. "

"Apa akibatnya hah ? " Tantang Ziva.

Meta pun menjadi naik pitam, Meta menjambak rambut Ziva yang kuncir dua itu. Ziva yang tak berani menyakiti orang lain hanya bisa bertahan mencoba melepaskan jambakan Mera pada rambutnya, tanpa mau menjambak baik rambut indah Meta.

Rambut Ziva tak karuan, semua pita warna Warti itu terlepas. Dan kacamata tebalnya pun remuk di injak sengaja oleh Meta.

"Astaga ZIVA. " Teriak Kitty di ikuti oleh David di belakangnya.

Namun David yang mengambil tindakan. David menarik lengan Meta,

"Lepas Vid, jangan halangi aku. Dia sudah kurang ajar. " Teriak Meta.

Smea murid hanya menonton perkelahian itu, David tak berhasil melepaskan tangan Meta dari rambut Ziva, Ziva hanya meringis kesakitan.

Sampai pada akhirnya, Ziva berteriak. Teriakan itu sampai menyakiti telinga siapapun yang berada di sana. Barulah Meta bisa menjauh dari Ziva.

Ziva menatap marah ke arah Meta, dengan keadaan acak-acakan Ziva menghampiri Meta. Tatapan itu bukan tatapan Ziva melainkan tatapan orang lain.

"Setelah aku siapa lagi yang akan kau bully Hah ? " Ucap gemuruh Ziva mengangkat kerah baju seragam Meta.

Ziva begitu kuat saat itu.

"Aaaahhh tolong ... Tolong ... uhuk-uhuk " Rengek Meta.

"Hal ini juga yang kau lakukan semasa aku hidup, sekarang kau ingin mencari korban bully yang baru. TIDAK PUAS kau JALANG ! " Teriakan Ziva menggema di sana.

Semua murid salin berpegangan satu sama lain merasa takut dengan Ziva, karna mereka tahu itu bukan lah Ziva melainkan sosok lain.

"Aku tahu kamu Sarah, lepaskan dia Sar. Kasihan Ziva nanti dia akan menjadi tersangka jika Meta kenapa-kenapa. " Bujuk David menggoyahkan pundak Ziva.

Ziva menoleh ke arah David, butiran bening keluar dari pelupuk mata Ziva.

"Aku tidak akan pernah melupakan Sar. " Ujar David menyeka air mata itu.

Baru lah Sarah keluar dari tubuh Ziva, Ziva pun hampir terjatuh dan beruntung David sigap memeluk tubuh Ziva. Sementara Meta terjatuh begitu saja ke atas tanah tanpa di hiraukan oleh David.

David merapihkan rambut Ziva, Kitty pun membantu Ziva mengikat rambut Ziva menjadi satu ikatan saja.

David begitu terpesona saat melihat wajah cantik Ziva saat kacamata dan kuncir sudah tidak terlihat lagi.

"Kak, ayo kita bawa ke UKS. " Pinta Kitty.

David hanya menganggukkan kepalanya, dan langsung mengambil kuda-kuda untuk mengangkat tubuh Ziva.

"Awas kalian, bisanya hanya menonton saja ! " Hardik Kitty pada semua murid yang ada di sana.

"Huhhhhhh ... " Teriak semua murid kompak.

David membawa Ziva ke ruang UKS di ikuti oleh Kitty.

"Apa ia tadi Ziva kerasukan hantu Sarah, apa aku tidak salah dengar ? Tapi jelas-jelas David mengatakan nama Sarah." Gumam Kitty yang terus berjalan tanpa memperhatikan sesuatu.

"Bugghh " Kitty terpental jatuh kala menabrak tubuh seseorang.

"Aaaa ... Sakit nyah. "Rintih Kitty.

Sampai pada akhirnya ukuran tangan pun terlihat di hadapan wajah Kitty. Kitty perlahan melihat sang pemilik tangan itu.

"Kak Hardi ? " Ucap Kitty.

"Kalau mau lari ya jangan melamun. " Ejek Hardi.

Kitty hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. " Hehe ... Sorry Kak, tadi meleng dikit jadi nabrak deh. "

Hardi hanya mengacak-acak rambut Kitty. " Uhh so sweet. " Batin Kitty.

"Ya sudah aku ke perpus dulu ya, lain kali hati-hati. "

"Iya Kak, mau lagi dong. " Ucap pelan Kitty.

"Apa Ki ? " Tanya Hardi tidak mendengar.

"Eh ... Eng-enggak Kak. Dah ... " Kitty pun pergi lebih dulu dari Hardi.

Sementara Ziva kini sudah berbaring di atas blankar UKS itu.

Tak selang lama Ziva pun sadar, ia langsung meminta masuk kelas walaupun sudah di cegah oleh wali kelas dan juga David.

Semua mata teman-teman yang ada di kelas Ziva terdiam, seperti melihat bidadari baru masuk ke kelas mereka.

"Gak nyangka gue, Ziva cantik juga ya. Nyesel gue diamkan selama ini. " Gumam Roy laki-laki yang paling tampan di kelas itu.

"You bro, cantik poll. " Puji teman Roy yang lainnya.

Sementara gank Indah di buat mati kutu dengan penampilan sederhana Ziva, Ziva sangat cantik sekali. Kecantikan yang selalu ia tutupi dengan kaca mata tebal dan kuncir dua ya itu kini terlihat nyata dan jelas.

"Zi, kanapa gak pulang aja sih ? aku takut kamu kenapa-kenapa. " Ujar Kitty.

"Aku baik-baik saja ko Ki, terimakasih ya ? " Timpal Ziva.

Kitty tersenyum namun Kitty masih terlihat takut.

Jam istirahat pun datang, Kitty dibuat tak berkutik. Kala banyak yang mengajak Ziva untuk pergi bareng ke kantin.

"Emmm ... Sekarang udah banyak yang mau temenan sama kamu Zi. " Gerutu Kitty merasa cemburu.

Ziva menggelengkan kepalanya, " Ya karna penampilan ku seperti ini Ki, Biarkan mereka melakukan apa yang mereka inginkan. Aku sih bodo amat Ki, teman ku di sekolah ini cuma satu yaitu Kitty similikiti ... Haha "

Kitty pun mengebrak meja dengan bibir sedikit maju ke depan. " kok satu sih, apa kak David tidak termasuk teman ya Zi ? Oh jangan-jangan kak David ada di list pujaan hati ya Zi ? Hahaha. "

"Ah somplak kamu Ki, bisa saja. " Sangkal Ziva.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!