Aresha adalah gadis jenius, dia menyembunyikan identitas asli dan hidup sebagai Disha sejak kecil untuk menghindari ancaman musuh keluarga. Mengenakan kacamata tebal, Disha menutupi pesonanya dengan penampilan yang sederhana sambil diam-diam menyelidiki identitas musuh-musuhnya.
Suatu penyelamatan darurat, Disha berpartisipasi dalam penyelamatan nyawa pasien VVIP bernama Rayden, kemunculan Rayden membuat Disha menyadari adanya bau musuh yang muncul.
Di saat yang sama, karena Disha Rayden teringat pada gadis hilang yang dia cintai selama bertahun-tahun.
Tanpa sepengetahuan satu sama lain, keduanya mulai diam-diam mengawasi gerak-gerik masing-masing.
Apakah Rayden adalah musuh keluarga yang harus Disha hindari? Keterikatan macam apa yang terjadi di antara keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MGD Bab 11 - Ingin Mencekkik Sampai Mati
Deg! pertanyaan yang di ajukan oleh Rayden itu sontak saja membuat Disha dan Dara sama-sama terkejut, karena biasanya pasien tidak pernah menanyakan perihal itu secara langsung seperti ini.
Biasanya akan bertanya pada pihak keluarga dan keluarganya itulah yang akan menerangkan, menjelaskan alasannya.
Tapi Rayden tidak, dia malah bertanya secara gamblang. Membuat suasana di sana terasa semakin canggung bagi Disha dan Dara.
Sementara Rayden, pria ini malah menatap lekat pada kedua gadis itu, menebak pasti gadis berkacamata itulah pelakunya, tapi Rayden sangat berharap wanita cantik bernama Dara itu yang melakukannya.
Lalu setelah itu dia akan berkata, jika wanita cantik seperti Dara lah yang pantas menyentuh tubuh sempurnanya, bukan gadis buruk rupa seperti Disha.
Tujuannya Rayden ingin melakukan itu hanya 1, ingin menggoda Disha dan membuat gadis itu marah. Dia ingin lihat jika Disha marah raut wajahnya akan terlihat seperti apa, apakah akan sama seperti yang ditunjukkan oleh gadis kecilnya dulu.
Namun belum sempat Disha ataupun Dara menjawab, tiba-tiba suara Samuel terdengar memutus tatapan Rayden pada kedua gadis itu.
"Maaf Tuan, saya lah yang membasuh tubuh Anda," ucap Samuel, sebuah ucapan yang membuat Rayden langsung tercengang.
"Kamu?" tanya Rayden dengan kedua mata yang mendelik dan tidak percaya, sementara Sam hanya menganggukkan kepalanya kecil sebagai jawaban.
Disha dan Dara mengulum senyum, awalnya memang di antara mereka berdua yang berniat untuk membasuh tubuh pria cassanova itu. Namun Samuel melarangnya, asisten pribadi yang satu itu sangat posesif pada sang Tuan, segala sesuatunya ingin dia tangani sendiri agar lebih yakin jika pekerjaan berjalan dengan baik.
Karena itulah masalah membasuh tubuh tuanya pun sampai dilakukan sendiri. Sementara Disha ataupun Dara hanya membantu sedikit-sedikit, seperti menyiapkan air hangat dan handuk.
Astaga. Batin Rayden. Dia menatap asistennya tajam, sebuah isyarat yang mengartikan bahwa dia marah pada Sam.
Menyadari itu Sam kembali menundukkan kepalanya, sebagai tanda permintaan maaf. Dia tidak tahu jika Tuannya itu berharap salah satu dari kedua perawat ini yang membasuhnya. Dia kira tentang masalah ini tidak akan jadi masalah di saat sang Tuan sadar.
Tidak ingin keadaan di dalam ruangan ini semakin canggung, Akhirnya Dara pun buka suara.
"Maaf Tuan, sore ini saya dan Disha akan membantu anda untuk bangun dan duduk mandiri. Bukan lagi bersandar pada ranjang yang posisinya ditinggikan," ucap Dara, sekaligus menjelaskan alasan kenapa mereka datang ke sini berdua.
Rayden tidak menjawab banyak, hanya satu kata ...
"Hem."
Setelah mendapatkan izin itu, Disha dan Dara pun mendekati ranjang, lalu mengambil posisi yang berbeda, Disha di sisi kiri dan Dara di sisi kanan.
"Apa perawat di rumah sakit ini hanya ada kalian berdua? aku bosan sekali melihat perawat berkacamata ini," ucap Rayden dengan sinis. sebuah ucapan yang membuat pergerakan bisa untuk menyentuh tubuh Rayden terhenti, padahal dia dan Dara sudah mulai bersiap untuk membantu Rayden bangkit.
"Maaf Tuan, sebenarnya perawat di Rumah Sakit ini ada banyak, tapi kami adalah Tim 5, Tim yang menangani operasi anda dan bertanggung jawab pada kesembuhan anda. Karena itulah selama anda masih di rumah sakit ini hanya kamilah yang akan selalu Anda lihat," jelas Dara.
"Kalau melihat kamu aku tidak masalah, masalah ku hanya pada perawat berkacamata itu," jawab Rayden, lengkap dengan sebelah matanya yang berkedip genit pada Dara.
Dan Disha yang melihat itu semua, rasanya ingin sekali mencekkik pria ini sampai mati.