Tuan putri yang memiliki berkah dari dewa perang. Kecantikan dan keanggunan dengan belahan pedang yang tajam yang mampu menebas apapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himme, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keraguan Arlina.
Arlina saat ini berada diruang kesehatan dan belum sadarkan diri. Jargan dan lainnya menemani Arlina.
"Aku tidak menyangka jika Grasia, Rea dan Pricilla akan bertindak sejauh ini. " ucap Vincent.
"Aku menduga akan jadi seperti ini. Mereka sejak awal mengincar Arlina. " ucap Fasya.
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang? Takutnya jika diluar academy mereka mengincar Arlina? " tanya Leandro merasa cemas.
"Kalau begitu minta beberapa orang kita untuk mengawasi mereka. Berjaga-jaga jika sewaktu-waktu mereka berulah. " usul Nikolas.
"Aku setuju akan hal itu. Kalau begitu aku akan meminta orangku untuk melakukannya. Dan sekaligus untuk mengawasi Arlina jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu. " ucap Jargan.
Merekapun menyetujui usul atau pendapat dari Nikolas. Karena mereka merasa jika Arlina dalam bahaya bisa saja dia diincar kapan saja. oleh orang-orang yang tidak menyukainya. Saat tengah berbincang, mata Anshel melihat jari Arlina yang bergerak.
"Arlina! " seru Anshel.
Hal itu membuat Jargan, pangeran Keandra dan lainnya langsung melihat kearah Anshel.
"Anshel ada apa? " tanya Jargan.
"Lihat, jari Arlina bergerak. " jawab Anshel sembari menunjuk kearah Arlina.
Hal itu membuat pangeran Keandra, Jargan dan lainnya langsung melihat kearah tunjuk Anshel. Dan benar saja mereka melihat jari Arlina yang bergerak.
"Arlina! " seru Jargan dan pangeran Keandra senang. Begitupun dengan lainnya. mereka berharap mata bulat itu terbuka.
tangan kanan Arlina yang digenggaman Jargan bergerak. Hingga akhirnya mata bulat itu terbuka dengan suara lenguhan.
"Eumnghh.. "
"Arlina! " seru mereka semua antusias. Begitu melihat mata bulat itu terbuka.
Arlina berusaha menjernihkan penglihatannya yang sedikit buram. Hingga aroma obat tercium dihidungnya dan dia yakini dirinya berada diruang kesehatan.
"Arlina! " mendengar namanya dipanggil, dirinya menoleh dan melihat wajah tampan sang kakak laki-laki.
"Kakak Jargan.. " lirih Arlina dengan suara pelan namun masih bisa didengar.
Jargan tersenyum mendengar seruan panggilan dari adiknya.
"Iyah, ini kakak. Bagaimana keadaanmu? Apa ada yang sakit? " ucap dan tanya Jargan.
Arlina menggelengkan kepalanya.
"Tidak papa. Aku baik-baik saja, kakak tidak perlu khawatir. " jawabnya.
"Syukurlah. " ucap Jargan lega.
"Apa kepalamu sakit? " tanya pangeran Keandra.
Mendengar pertanyaan itu, Arlina menoleh. Dia. menyadari akan keberadaan pangeran Keandra, Leandro, Andrean, Nikolas, Anshel, Fasya dan Vincent.
"A-ah, sedikit. Tapi tidak papa. Pangeran tidak perlu khawatir. Begitupun dengan yang lainnya. " jawab Arlina dan pangeran Keandra hanya bisa mengangguk.
Begitupun Jargan dan lainnya. Merasakan kelegaan dihati mereka.
Melihat orang-orang yang mengelilinginya, Arlina teringat kejadian dikoridor tadi.
****
Flashback
"Jauhi pangeran dia milikku! "
"Cih! ternyata loh yang murahan disini. " sinis Arlina.
DHUAGH
"Brengsek! Beraninya loh. " amuk Rea menendang perut Arlina.
"Yang murahan itu loh! "
"Beraninya deketin pangeran! "
"Jauhi senior. Loh itu nggak pantes! "
"Aku tau lo pasti bisa lolos karena tidur dengan punya academy ini biar lo lolos. "
"Loh itu nggak pantes naik peringkat! "
"Gue yakin kemarin loh cuma caper! "
"Palingan sekongkol sama Alcidion, Aldous dan Orchid biar menang. "
"Murahan banget sih! "
"Menjijikan! "
"Kenapa sih harus ada cewek kaya loh di Academy ini! "
"Lo nggak pantes jadi kesatria! "
"Harusnya lo itu mati diledakan itu! "
"Jauhi pangeran! "
"Kak Jargan itu milikku. Murahan banget! "
"Nggak usah dekat dengan senior. Lo nggak pantes buat mereka! "
"Rasakan ini! " teriak Grasia melayangkan pukulan.
Sreet!
"Tidak semudah itu kau bisa memukulku! " ucap dingin Arlina sembari menahan pukulan itu membuat Grasia terkejut begitupun dengan lainnya. Tatapannya yang tajam.
"Lepaskan tanganku! " Grasia menarik tangannya untuk melepaskan dari gengaman kuat tangan Arlina.
Brukk
"Brengsek! Kau apakah sahabatku hah! " bentak Rea sementara Pricilla membantu Grasia bangun.
"Kenapa, tidak terima? " dingin Arlina.
"Kau itu sudah menyakiti Grasia. Jadi kau harus dipukul! " ucap gadis yang awal menghina Arlina.
Gadis itu berlari untuk menyerang Arlina.
DHUAGH
Brukk
"Brengsek! Serang gadis murahan itu. " teriak Grasia.
BRUKK
Arlina memukul bahkan menendang perut orang-orang yang menyerangnya bahkan tak segan mematahkan tangan dan leher hingga ada beberapa yang mati. Namun dia sama sekali tidak memperdulikan. Hingga dalam sekejap murid yang menyerangnya terkapar dilantai mengerang kesakitan.
"Kalian benar-benar menjijikkan. Sepertinya peringatanku waktu itu tidak mempan untuk kalian. Kalau begitu aku akhiri langsung! " dingin Arlina.
Sring
"Kenapa? Ayo lawan lagi. Jika memang pencapaian aku hingga sampai tingkat silver Angel adalah bohong, ayo aku akan buktikan langsung. Ayo maju! " dingin Arlina menatap tajam orang-orang sekelilingnya.
Namun tidak ada yang maju. Arlina menatap kearah Grasia, Rea dan Pricilla.
"Kaliankan yang menghasut mereka? kalau begitu biar kalian dulu yang merasakan. " ucap Arlina menatap tajam namun tetap dengan nada dingin.
Grasia, Rea dan Pricilla yang merasakan tatapan, cara bicara Arlina berbeda mulai ketakutan. Mereka melihat manik mata Arlina memerah.
Arlina melangkah maju.
"Ja-jangan mendekat! " ucap Grasia.
Arlina tetap melangkah maju. Membuat Rea, Grasia, dan Pricilla melangkah mundur.
"Jangan mendekat aku bilang! " teriak Pricilla.
"Menjauh dasar jalang! " bentak Rea.
Mendengar itu membuat Arlina mengeram marah.
"ARGGHHHH! " Arlina mengangkat tinggi-tinggi pedangnya.
Sreeett!
BRUKK
"Kalian benar-benar menjijikkan! Aku sama sekali tidak pernah mengusik kalian tapi kalian lah yang mengusikmu selama ini. "
"Kenapa? Kalian cemburu melihat aku yang naik peringkat. Jika kalian tidak terima kenapa kau harus protes denganku. Sana protes saja sama delapan senior itu. Mereka yang menaikan pangkatku karena aku layak. Aku juga tidak minta dinaikkan peringkat. Apa yang aku dapatkan memang hasil dari kerja kerasku selama ini! " teriak Arlina meluapkan segala emosi dan amarahnya.
Sreet..
"Akhh! " ringis Grasia yang rambutnya ditarik kuat oleh Arlina.
"Aku sudah berikan peringatan untukmu tapi kau tidak pernah mengindahkan ucapanku. Apa kau ingin mati hah! " bentak Arlina membuat tubuh Grasia merinding ketakutan.
DHUAGH
"Akhhh! "
Tampa berperasaan Arlina menendang tubuh Grasia membuat gadis itu mengerang kesakitan.
"Dasar iblis! Apa yang kau lakukan kepada sahabat kami. " bentak Pricilla.
DHUAGH
"Akhhh! " ringis Pricilla kesakitan karena tendangan dari Arlina.
"Iblis kau bilang! Lalu kalian pantas disebut apa hah. Seharusnya kalian sadar apa yang kalian lakukan sangat menjijikan " bentak Arlina.
"Kau itu nggak pantes berada disini. Nggak punya hati! " hina Rea.
Sreeett.
"Akhh! " Arlina mengores pedangnya dilengan Rea hingga berdarah.
"Jika bukan aku, lalu siapa? Kalian. Emang apa yang kalian lakukan hah. Jangan karena kalian bertiga lebih lama disini bisa seenaknya. Sudah banyak murid yang kalian tindas dan itu lebih menjijikkan! " teriak Arlina.
"Pengecut! Beraninya keroyokan. Kalian yang harusnya dimusnahkan dari dunia ini. Manusia yang tidak memiliki hati dan simpati seperti kalian PANTAS UNTUK MATI! " teriaknya akan menebas leher Grasia, Rea dan Pricilla.
"Aaaaaa! " ketiganya berteriak ketakutan.
Tap!
****
"Minggir! " sentak Arlina dengan raut penuh amarah tidak peduli jika didepannya adalah seorang pangeran.
"Arlina dengar kan Kakak. Berhenti, jangan di teruskan. Mereka sudah tidak berdaya. " bujuk Jargan.
"Aku tidak peduli. Orang-orang seperti mereka pantas untuk mati. Mereka seenaknya memperlakukan orang lain buruk tapi tidak terima orang itu membalasnya. Jika ucapan tidak bisa menyadarkan mereka maka kematian yang pantas untuknya! " marah Arlina.
"Jangan hanya satu ribuan pasang mata yang terluka hingga kakak hanya fokus kepada mereka. "
"Arlina bisa kau katakan apa yang sudah mereka lakukan? " tanya pangeran Keandra dengan lembut.
Arlina melihat kearah Keandra sekilas.
"Aku tidak tahu apa masalah mereka. Mereka tiba-tiba menjatuhkan seember air kearahku. Tak hanya itu mereka juga menghina jika naik peringkatku karena kecuranganku. Mereka menuduh aku dekat dengan kalian terutama pangeran Keandra dan kak Jargan bertujuan untuk merayu. Yang membuat aku semakin tidak terima, mereka menuduhku jika ledakan diujian waktu itu dan penyerangan yang dilakukan Alcidion, Aldous dan Orchid adalah segaja untuk menarik simpati pemilik academy ini untuk naik peringkat! " teriak Arlina diakhir kata.
Pangeran Keandra, Jargan, Leandro, Andrean, Nikolas, Anshel, Fasya dan Vincent mengeram marah.
"Berani sekali kalian mengatakan hal menjijikkan seperti itu kepala Arlina. Apa kalian bosan hidup hah! " bentak Jargan.
"Kalian iri akan kenaikan peringkat Arlina lebih cepat dari kalian. Seharusnya kalian sadar jika kemampuan kalian tidak pernah ada peningkatan. Itulah kenapa level kalian masih berada di titik ini. " sentak dingin Leandro.
"Kalian berani menuduh Arlina merayu kami hanya karena dia dekat dengan kami. Lagian apa urusannya dengan kalian? " dingin Anshel.
"Kami tidak pernah melarang kalian untuk dekat dengan kami tapi kalian juga harus tau batasan kalian. Dan melihat Arlina dekat dengan kami kalian langsung iri! " marah Vincent.
"Arlina sudah mati-matian melindungi kalian agar selamat dari ledakan waktu itu dan dia juga mati-matian melawan Alcidion dan kelompoknya agar pertarungan selesai. Dia memikirkan keselamatan kalian dan inikah balasan kalian hah! " amuk Andrean dengan penuh amarah.
"Menjijikan. Kalian benar-benar serendah itu! " marah Fasya.
"Kau tidak pernah berubah. Kalian terus menindas murid yang level dibawah kalian. Sudah berapa kali teguran tapi kalian tidak pernah mengindahkannya! " ucap Nikolas muak dengan tingkah yang dilakukan oleh Grasia, Rea dan Pricilla.
"Sampai kapan kalian membela wanita murahan ini hah! Dia memang tidak pantas berada di academy ini dan akan lebih baik dia pergi saja dari sini! " teriak Grasia.
"Sebenarnya apa yang sudah perempuan murahan itu lakukan hingga kalian bahkan pangeran Keandra dan kak Jargan harus tunduk kepada wanita murahan itu! " bentak Rea.
"Kalian harusnya melihat kearah kami. Kami sempurna, kami cantik dan kami tidak sebanding dengan wanita murahan itu. Dia pantasnya mati saat ledakan itu! " teriak Pricilla.
Plak!
"Akkhh! " ringis Pricilla mendapatkan tamparan dari Jargan.
"Pricilla! " seru Grasia dan Rea.
Plakk.
Plakk.
"Lancang! Kalian benar-benar telah melewati batas. Tamparan itu sebagai pelayaran untuk kalian yang tidak bisa menjaga ucapan kalian. " dingin pangeran Keandra.
"Kalian yang tidak bisa menjaga lidah kalian akan mendapatkan hukuman yang berat. Kalian fikir academy ini dibangun untuk menampung orang-orang menjijikan seperti kalian hah! "bentak Jargan.
"Kenapa kalian tidak terima? Wanita itu memang pantas untuk mati. Jika kalian tidak bisa biar kami saja yang membunuhnya. Dia sudah berani menggoda kalian! " teriak Grasia.
"ARRGGHH!
DHUAGH.
BUGH
Krekk
"Kau cari mati! " bentak Arlina mencengkram leher Grasia kuat.
"Le-lepas.. " Grasia berusaha melepaskan tangan Arlina dilehernya.
"Kau harus mati! Arghhhhh! " teriak Arlina mencengkeram kuat leher Grasia dan tiba-tiba hembusan angin kencang.
Jargan dan pangeran Keandra berlari menghampiri Arlina.
"Arlina! " teriak keduanya.
Grepp
"Arlina kakak mohon lepaskan Grasia. Biar kami yang menghukumnya, jadi tolong lepas ya.. " bujuk Jargan menyentuh tangan adiknya yang mencengkram leher Grasia.
"Tidak! Tidak akan aku biarkan dia hidup. Dia harus mati, siapapun yang telah berani menghinaku dan bersikap buruk padaku harus mati. " bentak Arlina mengeratkan cengkramanya.
Mereka yang melihat amarah Arlina dua kali lipat dari sebelumnya menjadi takut. Bahkan Andrean yang pria pemarah dan tempramen tidak se-mengerikan ini.
"Orang-orang seperti dia pantas untuk mati. Agar dimasa depan orang akan belajar menjaga lisannya. Dan siapa yang tidak bisa menjaga lisannya maka lidahnya harus dipotong! "
"Arghhhhh! "
"Arlina kakak mohon lepaskan Grasia. Kita akan memberikan hukuman lain kepalanya. " bujuk Jargan.
"Argghhh! " geram Arlina yang telah kehilangan kontrol untuk dirinya.
"Dia harus mendapatkan balasannya. Dia harus dihukum, tidak boleh ada satupun penjahat yang akan lolos! "
"Aku tau, tapi kau sudah cukup memberikan hukuman kepadanya. Dan hukuman itu lebih sekedar cukup. Sekarang biarkan kami yang melanjutkan memberikan hukuman kepadanya. Jadi tolong lepaskan, ya. " bujuknya.
Perlahan cengkraman di leher Grasia mulai melonggar. Melihat itu pangeran Keandra, Jargan dan lainnya tersenyum bahagia. Hingga cengkraman itu benar-benar lepas.
Brukk
"Uhuk.. uhuk. " Grasia terbatuk merasakan sakit dilehernya.
Pangeran Keandra tersenyum.
"Aku tau, kau adalah gadis yang baik. Kau tidak akan menyakiti yang lemah. Selamanya aku akan mencintaimu. " bisiknya.
Brukk
"Arlina! " teriak Jargan dan lainnya panik.
Flashback Off
"Apakah aku memang tidak pantas menjadi kesatria. " bathin Arlina menunduk, murung.
mw bca msih ragu, soalny gk ska ma yg pda hiatus🥺