Brielle dibuang keluarganya saat masih bayi dan ditemukan kembali setelah bertahun-tahun, namun diperlakukan sangat buruk. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah rahasia besar dibalik alasan dia dibuang sejak bayi. Dia bahkan dibenci oleh orang tua dan saudara-saudaranya. Mereka lebih menyayangi anak angkat yang licik dan manipulatif.
Untuk meluapkan kebencian mereka, saudara laki-lakinya sengaja menyertakan Brielle dalam sebuah program televisi untuk menyingkirkannya. Dalam variety show yang disiarkan secara langsung, para tamu kehilangan kontak dengan tim program. Perla yang terkenal sebagai selebriti yang baik hati dan lemah lembut mencoba untuk mengisolasi Brielle Camelia.
Saat menghadapi pengganggu, Brielle menyerang semua orang tanpa pandang bulu. Ia melepaskan diri di dalam hutan, mengaum bak singa, mengguncang akar pohon yang merambat, merangkak, mencuri pisang dari monyet, memukuli setiap hewan yang ditemuinya. Namun dia tidak tahu bahwa hutan itu penuh dengan kamera tersembunyi. Segala sesuatu yang terjadi di hutan direkam oleh kamera dan disiarkan secara langsung.
Brielle membalas semua perlakuan buruk keluarganya dan bahkan menghancurkan mereka dengan cara yang luar biasa. Seorang pria tampan dan kaya, ternyata selalu mendukungnya di balik layar. Bagaimanakah kisah akhir Brielle? Rahasia apa yang ditemukannya? Akankah dia memiliki akhir yang indah dan menemukan cinta sejati setelah dendamnya terbalaskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meta Janush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2.
Dari rumah sakit di luar negeri, Brielle pulang sendirian, ketika dia tiba dipintu rumah dan melihat kedua orangtua dan ketiga saudara laki-lakinya sedang merayakan ulang tahun Perla Galasti. Brielle mengeryitkan keningnya menatap Perla yang menyebabkan dia harus di opname. Kemarahan pun langsung menguasai diri Briella.
Dia bergegas melangkah memasuki rumah lalu menjambak rambut Perla dan menghantamkan kepalanya ke atas kue ulang tahun. Semua orang terkejut dan tak sempat bereaksi karena kejadiaannya begitu cepat. Saudara laki-laki Brielle yang tertua bernama Devan langsung berteriak marah, “Brielle Galasti! Apa yang kau lakukan? Cepat minta maaf pada Perla!”
PLAK! Brielle menampar Devan dengan kuat, “Apa katamu brengsek? Minta maaf? Dalam mimpimu!” balas Brielle tak kalah tegas dengan tatapan mata menantang. Dia sangat membenci saudara sulungnya ini yang selalu membela Perla.
“Brielle? Apa kau gila? Kau menampar bang Devan?” teriak Robin, putra kedua keluarga Galasti yang juga adalah kakak kedua dari Brielle.
PLAK!
Brielle kembali mengayunkan tangannya menampar Robin. “Diam kau!”
“Kau gila, Brielle!” pekik Robin. Namun Brielle kembali menamparnya, sehingga membuat saudara laki-laki ketiganya bernama Jordan pun kaget. Mulutnya menganga tak percaya dengan yang baru saja terjadi. Belum habis keterkejutannya, sesuatu yang diluar dugaan justru menimpanya.
PLAK!
Tamparan keras mengenai wajah Jordan hingga dia merasakan tulang rahangnya bergeser. Dengan marah dia berteriak, “Aku tidak mengatakan sepatah katapun? Kenapa kau memukulku?”
“Suka-suka aku! Apa aku perlu alasan untuk memukulmu?” sahut Brielle.
“Ka--kau!” Jordan sangat marah hingga membuatnya tak mampu berkata-kata.
Ayahnya yang bernama Bramasta Galasti hendak mengatakan sesuatu namun langsung dihentikan oleh Brielle, “Diam! Aku tidak mau mendengarmu bicara!” ucapnya lalu mengambil gelas berisi air yang terletak diatas meja lalu menuangkannya pada ibunya.
“Kalian semua mendapatkan bagian! Aku tidak akan memperlakukan kalian berbeda.” ucap Brielle lagi. Semua orang tertegun dan tak tahu berkata-kata apapun. Mereka tidak pernah menyangka kalau Brielle yang biasanya berusaha menyenangkan mereka selama tiga bulan terakhir, kini berubah.
Tiba-tiba saja Brielle pulang lalu memukul mereka dan memarahi mereka layaknya orang gila setelah menghilang selama tiga bulan. Yang mereka tahu bahwa Brielle dalam keadaan koma di rumah sakit lalu menghilang tanpa ada yang mengetahui keberadaannya. Keluarganya mengira kalau dia sudah mati.
Sebenarnya Brielle adalah putri kandung dari keluarga Galasti. Brielle dan putri pembantu dirumah keluarganya lahir di hari yang sama. Kedua bayi itu tertukar di rumah sakit, Brielle dibuang ke sebuah pedesaan. Sedangkan Perla menikmati kehidupan yang seharusnya milik Brielle.
Brielle baru ditemukan setahun yang lalu ketika kebenaran tentang putri yang tertukar pun terkuak. Meskipun keluarga Galasti sudah menemukan putri kandungnya, namun mereka tidak mau berpisah dengan Perla. Lagipula mereka sudah membesarkan dan merawatnya selama sembilan belas tahun. Jadi mereka ingin Perla tetap tinggal bersama keluarga Galasti.
Karena mereka merasa takut jika Perla merasa diperlakukan berbeda setelah kebenaran terkuak, mereka pun memperlakukan Perla lebih baik dibandingkan Brielle putri kandungnya. Perla sangat pandai berakting dan licik. Dia menjebak Brielle dan membuat Brielle terlihat sebagai orang jahat.
Tiga bulan yang lalu, Perla mencoba mencelakai Brielle. Keluarga Galasti tidak mempedulikannya dan memilih menenangkan Perla yang berpura-pura ketakutan dan terluka. Kelima anggota keluarga Galasti hanya peduli pada Perla dan tidak pernah mengunjungi Brielle yang berada di rumah sakit.
Mengingat perlakuan kelima orang itu padanya, Brielle menatap mereka satu persatu dengan tatapan tajam dan dingin. Tatapan mata Brielle terpaku pada Perla, seketika membuat Perla gemetar ketakutan. Perla yang ketakutan pun langsung berlindung dibelakang saudara sulungny, kepalanya menunduk menghindari tatapan Brielle.
“Aku atau dia! Hanya ada satu orang yang bisa tinggal dikeluarga ini. Kalau kalian menginginkanku tetap tinggal disini maka kalian harus mengusir Perla! Jangan biarkan dia masuk kedalam rumah ini lagi!” ujar Brielle tegas. Dia sudah berusaha untuk bisa menyenangkan semua orang dirumah ini.
Dia telah mencoba menyayangi mereka dan membuat keluarganya menyayanginya. Dia sudah melakukan segala cara agar bisa diterima di keluarga ini. Brielle sudah bersikap baik dan patuh agar disukai keluarganya. Namun, seluruh keluarganya terlalu bodoh. Mereka mengabaikan putri kandungnya demi Perla.
Brielle pun menyerah dan tak menginginkan keluarga kandungnya lagi. Toh selama bertahun-tahun hidupnya baik-baik saja tanpa mereka. Dia memiliki segalanya dan tak ada yang mengetahui tentang kehidupan Brielle yang sebenarnya. Justru keluarga angkatnya sangat menyayanginya dan melimpahinya dengan kasih sayang serta kemewahan.
Brielle berhenti untuk menyenangkan keluarga kandungnya. Dia memilih untuk membuat mereka membencinya agar bisa sepenuhnya putus hubungan dengan mereka. Jika keluarga kandungnya membuatnya tidak bahagia, maka Brielle membuat mereka lebih tidak bahagia. Dia akan membalasnya berlipat kali ganda.
“Perla akan tetap tinggal dikeluarga Galasti. Dia adalah putri kesayangan dan kebanggaan keluarga ini. Selagi kami semua masih hidup, maka rumah dan keluarga ini adalah miliknya!” ujar Jordan. “Kenapa kau jahat sekali? Perla selalu baik padamu tapi kau selalu menargetkannya dan ingin mengusirnya dari rumah!”
PLAK! Brielle menampar Jordan lagi. Jordan sangat marah sambil mengepalkan kedua tangannya dia berteriak, “Brielle! Kau keterlaluan! Aku akan mengajarimu sopan santun hari ini!” Jordan hendak memberikan pelajaran pada Brielle dan siap memukulnya. Namun anggota keluarga yang lain tiba-tiba tersadar.
Mereka pun serempak berdiri dan bersiap untuk menghajar Brielle bersama-sama. Mereka ingin memberi pelajaran pada Brielle dan mendisiplinkannya. Mereka tidak bisa membiarkan serigala putih itu bertindak sewenang-wenang dan membuat mereka semua kehilangan muka. Toh, mereka tidak menyukai Brielle?
Meskipun ke lima orang itu siap melawan Brielle, namun tidak membuatnya gentar. Dengan sigap Brielle meludahi mereka lalu menendang kemaluan ayah dan ketiga saudara laki-lakinya lalu melemparkan barang-barang kepada mereka. Ke empat pria itu tidak mampu melawan Briella yang mengamuk.
Melihat situasi yang kacau, Brielle bergegas berlari naik kelantai atas. Sambil berlari dia berkata, “Karena kalian tidak mau mengusir Perla maka aku yang pergi! Mulai hari ini dan seterusnya, aku memutuskan hubungan dengan keluarga Galasti! Jangan pernah mencari dan menemuiku lagi! Bagiku, kalian semua sudah mati!”
“Jika dikemudian hari, kita bertemu di luaran sana, jangan pernah bertegur sapa. Anggap saja tidak kenal karena kalian itu pembawa sial bagiku!” teriak Brielle. Dia segera berlari masuk ke kamarnya untuk mengambil KTP dan barang-barang pribadinya. Memasukkan kedalam tas ransel lalu dia melompat dari jendela dan pergi.
Lantai dua agak tinggi, namun mudah baginya untuk melompat. Brielle sudah mempelajari ilmu bela diri sejak kecil. Bukan hal yang sulit baginya untuk melompati tempat setinggi itu. Ketika Brielle pergi, tidak ada seorangpun di keluarga Galasti yang mengetahuinya. Mereka masih berada di lantai bawah.
Begitu Brielle meninggalkan kediaman keluarga Galasti, dia segera pergi menuju ke sebuah hotel untuk meletakkan barang-barangnya. Dengan ekspresi senang, dia membersihkan tubuh lalu berganti pakaian. Wajahnya terlihat lebih segar, wajahnya dirias tipis agar tidak terlihat pucat dan bibirnya dipoles lipstik warna merah muda.
Setelah mematut diri didepan cermin, dia mengambil tasnya lalu pergi. Dia sudah menyiapkan sebuah rencana sejak awal, rencana untuk membalas keluarga Galasti. “Keluarga busuk itu pasti menyesal telah bertemu denganku! Ha ha ha…..mereka tidak tahu apapun tentangku! Harta keluarga Galasti tidak berarti apa-apa!”