Sandra Harris adalah perawan tua kaya raya yang tidak pernah berminat untuk menikah. Ketika usianya 23 tahun, Sandra mengadopsi anak jalanan. Apa yang dia lakukan justru membuatnya dicampakkan oleh sang kekasih.
Sejak itu Sandra memutuskan untuk tidak menikah. Dia fokus membesarkan putranya tapi lambat laun, muncul gosip jika dia memilki hubungan gelap dengan putra angkatnya itu.
Takut gosip itu menggagalkan pernikahan putranya membuat Sandra memutuskan untuk menikah meski usianya sudah 51 tahun.
Sebuah situs jodoh mempertemukan dirinya dengan Daniel, mantan masa lalu yang berusia 52 tahun.
Daniel yang sudah duda dan memiliki 2 anak bersedia menikah dengan Sandra tapi hubungan mereka ditentang keras oleh anak-anak Daniel yang menginginkan ayah mereka rujuk lagi dengan ibu mereka.
Hal itu membuat Sandra dalam dilema. Antara mempertahankan Daniel dan mengalah, dia harus memilih antara satu.
"Kita tidak berjodoh, jadi bercerai saja!" Apakah Daniel akan melepaskannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Linda takut ketahuan oleh para sahabatnya oleh karena itu dia datang secara diam-diam supaya tidak ada yang tahu jika dia datang menggunakan angkutan umum.
Dia adalah Putri seorang konglomerat, dan semua orang tahu itu. Mereka juga tahu dia selalu mendapatkan apa yang dia inginkan. Sangatlah memalukan baginya jika semua orang tahu, dia telah kehilangan semua yang dia miliki.
Ayahnya yang keterlaluan, dia akan mencari kakaknya nanti untuk berdiskusi sebab ayahnya tetap memberikan hukuman padahal dia sudah mengikuti apa yang ibu dan kakak iparnya sarankan.
“Linda,” panggilan sahabatnya mengejutkan Linda yang sedang mengendap-endap.
“Apa yang kau lakukan? Kenapa kau seperti seorang pencuri saja?” Penampilan Linda berantakan karena dia harus berjalan kaki menuju kampus. Dia pun sedikit berkeringat dengan rambutnya yang tidak tersisir dengan rapi.
Linda tidak pernah berpenampilan seperti itu sebelumnya dan melihat keadaannya itu membuat sahabatnya sedikit heran.
“Jangan sembarangan bicara, aku sedang menghindari dosen!”
“Baiklah tapi kenapa keadaanmu berantakan seperti ini? Kau tidak pernah terlihat seperti ini sebelumnya, apa yang terjadi denganmu?”
“A-aku?” Linda tampak gugup karena dia harus menemukan alasan yang tepat supaya sahabatnya tidak curiga.
“Kenapa?”
“Sudah aku katakan jika aku menghindari dosen jadi aku harus melarikan diri ketika melihatnya!” Tidak ada alasan lain yang terpikirkan olehnya.
“Baiklah. Kau sedang dicari oleh yang lain karena mereka ingin tahu apakah kita jadi pergi atau tidak?”
“Hm, untuk masalah itu?” Sial. Bagaimana dia menjelaskan pada teman-temannya jika mereka tidak bisa pergi?
“Ayolah, kami semua sudah menunggu!” Tangan Linda ditarik, mau tidak mau dia harus mengikuti Ana.
Begitu dia datang, dia disambut oleh kedua sahabat lainnya. Mereka begitu baik menyambut kedatangannya tapi teganya ayahnya berkata jika sahabatnya akan mengkhianati dirinya?
Tidak seharusnya ayahnya berkata seperti itu. Dia sangat yakin ketiga sahabatnya tidak akan berkhianati dirinya hanya karena fasilitas yang dia miliki telah diambil oleh ayahnya.
“Kenapa kau baru datang, Linda? Lihat dirimu, kau ini Putri orang kaya tapi kenapa penampilanmu seperti gembel?”
“Jangan asal bicara, Maya. Rambutku hanya tertiup angin saja!” Linda buru-buru merapikan penampilannya.
“Baiklah, aku hanya bercanda jadi jangan marah seperti itu. Bagaimana dengan rencana kita. Kita jadi pergi, bukan?”
“Untuk itu?” Linda terlihat ragu untuk mengatakan jika acara jalan-jalan mereka akan batal.
“Kenapa? Jangan katakan tiba-tiba kau ingin pergi ke luar negeri bersama dengan anggota keluargamu. Jangan lupa, kita telah merencanakan acara ini dari beberapa bulan yang lalu,” tinggal di resort mewah secara gratis selama beberapa hari dan dapat menaiki mobil mewah serta mendapatkan fasilitas gratis dari Linda, tentu saja mereka sangat menantikannya.
“Bukan seperti itu, Maya. Aku sangat ingin pergi dengan kalian tapi mobilku berada di bengkel dan tidak bisa diambil selama beberapa bulan.”
“Aduh, jangan bertingkah seperti orang miskin. Bukankah ayahmu banyak uang dan memiliki banyak mobil? Kau bisa meminjam mobil Ayahmu atau beli sebuah mobil baru. Ayahmu tidak mungkin tidak memberikannya padamu.”
“Benar. Ayahmu banyak uang jadi membeli sebuah mobil bukanlah perkara sulit bagi dirinya,” sahabatnya yang lain menimpali dan membenarkan perkataan Maya.
Linda selalu membanggakan ayahnya dan mengatakan jika dia bisa memakai uang tanpa perlu memikirkan jumlahnya. Dia bahkan membeli barang untuk teman-temannya tanpa peduli berapa harga barang itu.
Dia pun tak peduli jika uang yang dia gunakan adalah uang hasil jerih payah ayahnya tapi sekarang uang yang dia miliki sudah tinggal sedikit dan uang itu akan dia gunakan untuk ongkos kembali.
“Jangan berbicara seperti itu. Aku tidak bisa meminta ayahku membelikan aku sebuah mobil lagi jadi yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu sampai mobilku keluar dari bengkel,” dengan alasan itu para sahabatnya tidak akan tahu hukuman yang dia jalani.
“Apa itu berarti acara kita batal?”
“Maaf,” ketiga sahabatnya terlihat begitu kecewa padahal mereka sangat menantikannya.
“Ya sudah, aku lihat ada butik baru di dekat kampus. Bagaimana jika kita pergi ke sana untuk melihat-lihat? Kau pasti akan menyukai koleksi pakaian yang ada di sana, Linda,” Maya menggandeng tangannya. Saatnya mengambil kesempatan untuk mendapatkan pakaian baru.
“Benar, aku juga melihat tas di sana bagus-bagus,” yang lain pun mencari kesempatan seperti Maya. Mereka tahu setiap kali ada butik baru, Linda pasti akan pergi dan akan berbelanja. Mereka pasti akan dapat barang bermerk yang mereka inginkan.
“Aku tidak bisa pergi, maaf,” dengan terpaksa Linda menepis pegangan tangan sahabatnya.
Selama kartu kredit dan kartu atm-nya tidak diaktifkan oleh ayahnya maka sampai kapanpun dia tidak akan bisa mengajak sahabatnya lagi untuk berbelanja.
“Loh, kenapa?” Ketiga sahabatnya bertanya secara bersamaan. Mereka sangat heran karena ini pertama kali Linda menolak untuk pergi.
Memang sejak kemarin keadaan Linda sudah sedikit berbeda. Dia menolak setiap kali mereka mengajaknya pergi dan sekarang keadaannya semakin aneh saja.
“Ya sudah, jika kau tidak mau pergi berbelanja. Bagaimana jika kita pergi ke cafe saja?”
“Untuk itu pun, aku tidak bisa pergi!”
“Apa?” Ketiga sahabatnya saling pandang. Mereka benar-benar tak mengerti dengan keadaan Linda yang berubah secara tiba-tiba.
“Aku sudah harus pergi, maaf. Jangan sampai aku tertangkap!” Linda pura-pura melarikan diri supaya ketiga sahabatnya tidak semakin curiga.
Dia pergi ke kamar mandi dan menyembunyikan diri di sana. Linda menangis dalam diam karena dia tidak bisa lagi melakukan apa yang selama ini dia lakukan dan dia tidak bisa lagi mengajak ketiga sahabatnya untuk bersenang-senang.
Linda memutuskan menghubungi ibunya. Semua fasilitas yang dia miliki harus segera dia dapatkan kembali tapi bagaimana caranya? Ayahnya justru memperpanjang hukumannya hanya gara-gara dia berkata ingin berubah.
“Bagaimana ini, Ma. Linda sudah mengikuti saran Mama dan kakak ipar tapi Papa justru semakin memperpanjang hukumannya. Bukankah saran yang kalian berikan semakin memperburuk keadaan?”
“Bersabarlah, Linda. Ayahmu tidak akan berubah secepat itu. Buat ayahmu senang dan jangan membangkang lagi. Setelah melihat keseriusanmu maka dia akan berhenti menghukum dirimu.”
“Sampai kapan? Linda sudah tidak tahan karena Linda tidak mau teman-teman Linda tahu apa yang terjadi dengan Linda.”
“Bersabarlah, hanya itu yang bisa kau lakukan.”
“Ck, Linda benci dengan Papa!” Rasanya ingin tinggal bersama dengan ibunya tapi ibunya tidak memiliki apa pun. Linda mengeluarkan uang yang dimiliki lalu berteriak tanpa suara.
Sebuah gara-gara wanita yang hendak ayahnya nikahi itu. Awas aja, dia tidak akan membiarkan wanita itu mendapatkan ayahnya sekalipun wanita tua itu telah menikah dengan ayahnya nanti.
ini kisah cinta saat usia sdh matang, dan mungkin agak terlambat. namun cinta mmg tak pandang usia. Hadirnya tiba² tanpa permisi, jika pergi tiba² bisa menyisakan luka walau tak berdarah....
aq jd curiga dg istri Dion...dan kenapa takut dan tunduk pd istri ..?
semoga aja Sandra tidak tertipu dg anak2nya Daniel